Sukses

Tarik Perhatian Putra Raja Salman, Ini Awal Mula Batik Jemaah Haji RI

Batik menjadi pilihan untuk jemaah haji Indonesia kenakan saat di Tanah Suci.

Liputan6.com, Madinah - Pakaian bisa menjadi penanda keberadaan satu golongan atau kelompok. Ini pula yang pemerintah terapkan untuk bisa mengenali jemaah haji Indonesia. Batik menjadi pilihan untuk jemaah haji kenakan saat di Tanah Suci.

Siapa sangka, pakaian khas Indonesia ini menjadi perhatian putra raja Arab Saudi, Pangeran Faishol Bin Salman Bin Abdulaziz As Saud, saat menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia, pada Minggu (14/9/2019).

Jemaah haji Indonesia asal Embarkasi Jakarta (JKG-11) yang tiba di Terminal Fast Track Bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz Madinah mendapatkan sambutan kehormatan dari Putra Raja Arab Saudi.

Ini seperti diceritakan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel usai mendampingi putra ketiga Raja Salman tersebut.

"Putra raja sempat menanyakan pakaian jamaah haji kita (Indonesia), apakah itu pakaian tradisional. Saya sampaikan bahwa itu batik," jelas dia, seperti dikutip Senin (15/7/2019).

Dubes Agus Maftuh mengaku ikut menjelaskan jika batik sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia.

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, jemaah haji Indonesia, pertama kali memakai batik saat Musim haji 1432H atau 2011. Selain sebagai pelindung diri, penggunaan batik diharapkan sekaligus sebagai identitas bangsa.

Awalnya bermula saat Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada pertengahan 2010, menggelar Lomba Rancang Seragam Batik Jamaah Haji Indonesia. Hasilnya, lomba dimenangkan Widodo, perajin batik asal Solo.

Desain Widodo terpilih karena keunikan dan orisinalitasnya serta memiliki makna. Pertama, pada desain batik yang menggambarkan tentang bersatunya kebudayaan Indonesia yang walaupun berbeda-beda suku dan adat, tetapi masih dalam satu kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian motif batik, ternyata diambil dari ornamen-ornamen pulau-pulau besar di Indonesia. Mulai dari Perisai dari Pulau Kalimantan, Lereng atau Parang dari Pulau Jawa, bunga Raflesia dari Pulau Sumatera, dan tanaman rambat dari Indonesia bagian Timur.

Sementara untuk warna batik, dipilih hijau sebagai lambang dari Zamrud Khatulistiwa yang telah menyatukan pulau-pulau di Indonesia menjadi satu kesatuan. Warna hijau juga identik warna utama yang dipakai Umat Islam di seluruh di dunia.

Selain hijau, ada tambahan kombinasi warna ungu yang merupakan lambang warna untuk masing-masing ornamen dari pulau-pulau besar di Indonesia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertama Kali, Putra Raja Salman Sambut Jemaah Haji Indonesia

Ada hal berbeda pada penyambutan jemaah haji Indonesia Embarkasi Jakarta (JKG 11) di jalur cepat (fast track), Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Minggu (14/7/2019). Jemaah haji Indonesia disambut langsung Putra Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud, bernama Pangeran Faisal Bin Salman Bin Abdul Aziz.

Selain putra raja, turut hadir Menteri Haji dan Umroh Muhammad Saleh Benten dan pejabat tinggi Saudi lainnya.

"Indonesia mendapatkan keistimewaan yang luar biasa. Dalam sejarah, jemaah haji Indonesia disambut Putra Raja Salman, yakni Faisal Bin Salman Bin Abdul Aziz yang kebetulan beliau Gubernur Madinah," jelas Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel di Madinah.

Penyambutan jemaah haji oleh putra raja ini, kata Dubes, merupakan kejadian luar biasa karena pertama kalinya dalam sejarah Indonesia. Serta menunjukkan kedekatan hubungan bilateral kedua negara yang dikenal dengan sebutan poros Saudi-Indonesia. Diplomasi Indonesia dinilai mencapai puncak tertingginya saat ini.

Dia menceritakan, pangeran bahkan secara langsung bersalaman dengan jemaah haji Indonesia sebagai bentuk kedekatan kedua negara.

Dalam perbincangan, Putra raja mengatakan sangat mengapresiasi jemaah haji Indonesia yang dinilai memiliki perilaku baik, meski jumlahnya merupakan yang terbesar di dunia. Adapun tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebesar 231 ribu untuk jemaah haji reguler dan khusus.

"Di mata beliau, jemaah haji Indonesia dengan jumlah terbanyak di dunia ini, paling rapi dan sopan kemudian manajemen bagus. Keberadaan jemaah haji Indonesia yang tertib ini akan dijadikan model haji masa depan dan akan diaplikasikan kepada haji jemaah yang lain," tambah dia.

Pangeran turut menyoroti pakaian batik yang dikenakan jemaah haji Indonesia. Agus Maftuh pun menjelaskan jika seragam batik jemaah merupakan pakaian tradisional yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Nusantara.

Indonesia, lanjut Agus Maftuh, turut menyampaikan apresiasi karena telah mendapatkan keistimewaan dari Pemerintah Arab Saudi. Sebagai negara pertama yang memperoleh fasilitas fast track dibandingkan negara lain di dunia.

Ke depan, fasilitas fast track diharapkan bisa diberikan juga seluruh jemaah haji dari berbagai embarkasi di Indonesia.

"Hanya Indonesia yang mendapatkan keistimewaan yang spesial dari Putra Raja. Saya yakin Putra Raja tadi turun menjemput karena ada perintah dari Raja. Jadi jemaah kita bisa bersalaman dengan putra raja," dia menandaskan.

Tonton Video Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.