Sukses

Panitia Bersyukur Haji Indonesia Sadar Diri soal Kesehatan

Jemaah haji derbarkasi Surakarta dibekali dengan alat pengaman diri (APD) yang dibawa saat pemberangkatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Subbagian Humas Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) derbarkasi Surakarta Afief Mundzi mengatakan, tingkat kesadaraan jemaah haji debarkasi Surakarta, Jawa Tengah dalam menjaga kesehatan diri lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

"Kami menilai soal jemaah yang sakit dirujuk dan meninggal dunia di Tanah Suci pada penyelenggaraan tahun ini menunjukkan tingkat kesadaran jemaah lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ujar Afief di Asrama Haji Donohudan Boyolali, seperti dilansir Antara, Selasa (18/9/2018).

Menurutnya, jemaah haji dibekali dengan alat pengaman diri (APD) yang dibawa saat pemberangkatan, seperti masker, alat semprot air, salep mengurangi sakit nyeri, dan oralit untuk mengurangi dehidrasi.

"Alat APD yang disediakan panitia untuk jemaah, paling tidak sebagai upaya antisipasi dengan adanya cuaca relatif berbeda dengan di Tanah Air," ucapnya.

Selain itu, lanjut Afief, jemaah haji juga dibekali payung yang disediakan oleh panitia. Cuaca di Tanah Suci saat ini, kata dia, dari informasi yang diterima berkisar antara 45 hingga 47 derajat Celsius.

"Namun, secara umum tidak terlalu bermasalah karena jumlah jemaah yang dirujuk ke rumah sakit di Arab Saudi hingga sekarang lebih kecil, yakni tujuh orang, jika dibanding penyelenggaraan tahun sebelumnya jauh lebih besar," papar Afief.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Angka Kematian Menurun

Tak hanya itu, menurut Afief, angka kematian jemaah haji debarkasi Surakarta hingga kedatangan kloter 68 sekarang ini, turun dratis yaitu 62 orang, sedangkan 2017 lalu mencapai sekitar 130-an orang.

Hal tersebut, lanjut dia, karena pengamanan diri yang dilakukan oleh jemaah relatif lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kepatuhan jemaah, kata Afief, sekarang relatif lebih bagus.

"Jadi penggunaan masker jemaah tahun ini, lebih banyak untuk antisipasi penyakit atau virus," kata dia.

PPIH Debarkasi Surakarta pada Senin, 17 September 2018, memulangkan jemaah haji tiga kloter, yakni 67 asal Jepara sebanyak 357 orang yang tiba di bandara Adi Soemarmo Boyolali pada pukul 11.10 WIB.

Kemudian dilanjutkan kloter 68 asal Jepara dan kota Semarang sebanyak 354 orang yang tiba pukul 13.10 WIB. Serta kloter 69 asal Kota Semarang sekitar pukul 15.05 WIB.

Afief menilai, kedatangan rombongan haji kloter 68 kurang lima orang, sedangkan saat pemberangkatan sebanyak 359 orang. Hal ini, karena empat orang pindah atau mutasi ke kloternya, sedangkan satu orang lainnya meninggal dunia di Tanah Suci.

"Seorang haji yang meninggal dari kloter 68 yakni Sugeng MufrihAbdullah Farid Dahlan (63) warga Jalan Tlogo Indah No. 7 RT 04/RW 06 Pelebon Pedurungan, Kota Semarang. Seorang haji ini, diberitakan meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi, di Makkah pada tanggal 2 September 2018," terang Afief.

Menurut dia, jumlah jemaah haji yang sudah dipulangkan hingga kloter 68 sebanyak 24.357 orang dari total 34.112 orang yang diberangkatkan tahun ini.

Jumlah jemaah yang meninggal totalnya 62 orang, yang terdiri 58 orang di Tanah Suci, tiga orang di Tanah Air, dan satu lainnya di dalam pesawat terbang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.