Sukses

Para Pengemis `Tajir`: Flat Mewah, Duit Berlimpah, Ganteng!

Sejumlah orang menjadi pengemis karena membutuhkan uang, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai profesi. Tak cuma fenomena di Indonesia.

Sejumlah orang menjadi pengemis karena membutuhkan uang, tapi ada juga yang menjadikannya sebagai profesi. Seperti duo Walang bin Kilon (54) dan Sa`aran (60).

Dengan muka memelas dan dalih butuh biaya berobat, keduanya bisa mengumpukan recehan yang jumlahnya lebih banyak dari rata-rata gaji pegawai kantoran lulusan universitas -- yang minimal bekerja selama 8 jam sehari bahkan lebih. [Baca juga: Cara Duo Pengemis Pancoran Raup Rp 25 Juta dalam 15 Hari]

Saat tertangkap di bawah jalan layang Pancoran, Jakarta Selatan, petugas menemukan uang dalam jumlah besar, lebih dari Rp 25 juta, yang disimpan dalam plastik kumal. Duit sebanyak itu diduga hasil mengemis hanya selama 15 hari!

Usut punya usut, Walang dan Sa'aran ternyata punya usaha ternak kambing di kampung halaman mereka di Subang. Kok masih mengemis, ya?

Ternyata, fenomena pengemis tajir tak cuma di Indonesia. Di sejumlah negara ditemukan hal serupa. Ini di antaranya:

1. Pengemis Inggris Punya Flat Mahal

Sehari-hari, Simon Wright mengenakan pakaian compang-camping yang dipadu dengan wajahnya yang menerbitkan belas kasihan. Tak disangka, pengemis yang mangkal di Bank NatWest di Putney High Street, London itu ternyata kaya raya.

Simon menghasilkan uang lebih dari 50.000 poundsterling atau lebih dari Rp 754 juta tiap tahun.

Simon juga bukan gelandangan. Ia tinggal di sebuah flat mahal dan nyaman berharga 300 ribu poundsterling atau
lebih dari Rp 4,5 miliar di London Barat.

Mengemis bagi dia bukan keterpaksaan, tapi pekerjaan. Saat hari berakhir, jelang malam, ia akan mencopot kertas yang ditulis tangan "tunawisma" yang ia pajang. Kembali ke rumahnya yang nyaman.

Saat kedoknya terbongkar, pengadilan melarang Simon mengemis di mana pun di Kota London selama 2 tahun. [Baca juga: Pengemis Hasilkan Rp 754 Juta/Tahun, Tinggal di Flat Rp 4,5 M]


2. Pengemis Ganteng Anak Orang Kaya

Situs Asia One, September 2011, memberitakan tentang pengemis ganteng yang minta belas kasihan warga di kawasan Bedok Reservoir, Singapura.

Dengan mengemis, dia bisa mengumpulkan uang 50 dolar Singapura atau jika dikonversikan dengan kurs saat ini mencapai Rp 470 ribu. Hanya dalam setengah hari!

Sejumlah warga mendeskripsikan pengemis itu berusia sekitar 30 tahun, masih muda, dan bertubuh sehat. Ia punya tato di lengan, sering menggunakan topi. Tampangnya pun lumayan sampai-sampai mendapat julukan 'si tampan'.

Suatu hari seorang pembaca koran Shin Min Daily News mengaku mengenali pengemis misterius sebagai 'Ah Qing' yang kerap dipenjara karena kebiasaannya menghirup lem.

Kata pembaca itu, Ah Qing berasal dari keluarga relatif kaya yang punya bisnis grosir roti.

Dari penampakannya, Ah Qing juga terlihat terdidik. Dia bahkan bisa bicara Bahasa Inggris dengan lancar.


3. Nyawa Melayang Saat 'Kaya Raya'

Sesosok jasad pengemis tak dikenal terbaring di Panigram Chowk, India. Saat petugas mencari identitasnya, mereka menemukan uang di kantongnya. Total 198 ribu rupee atau sekitar Rp 37,6 juta.

"Dia berusia sekitar 60 tahun, pakaian robek, tas lusuh. Kami menggeledah tubuhnya untuk menemukan identitas dan menemukan uang di kantung celananya," kata petugas polisi yang menangani jasad pengemis itu, seperti dikutip dari Times of India.

"Total 198 ribu rupee. Belakangan kami tahu dia kerap menukarkan koin-koinnya ke uang kertas 1000 dan 500 rupee ke penjaga toko."

Hasil otopsi menyebut, pria tersebut meninggal karena tak mendapat perawatan semestinya untuk penyakit yang ia derita. Tragis.

4. Pengemis Palsu, Rp 1 M/Tahun

Seorang pria asal Texas, Amerika Serikat pura-pura mengalami gangguan jiwa dan cacat fisik hingga bergantung dengan kursi roda. Ternyata, itu modalnya menjadi pengemis. Gary Thompson, namanya, berhasil membuat orang kasihan.

Berkat aktingnya yang meyakinkan, ia bisa mengumpulkan uang US$ 100 ribu atau sekitar Rp 1 miliar setahun.

Padahal, ia pernah memenangkan gugatan senilai US$ 2,4 juta terkait kecelakaan motor pada 1993. Namun, pada para pemakai jalan, ia mengobral kisah sedih, saat terbaring lumpuh uang itu dihabiskan keluarganya.

Kebohongannya itu terkuak berkat investigasi stasiun televisi LEX 18 pada Februari 2013 lalu. Kendati demikian, Gary tak kapok juga. Ia masih sanggup tertawa saat kedoknya terbongkar.

"Aku menghargai kalian yang berhasil membuka rahasiaku," kata dia. "Yah, aku melakukannya dengan baik. Dalam setahun aku bisa menghasilkan US$ 100 ribu dengan melakukan ini," kata dia. (Ein/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini