Sukses

Pejabat China yang `Nyengir` di Lokasi Bus Maut Diadili

Dia diseret ke pengadilan bukan karena nyengir. Tapi cengiran itu menguak dugaan korupsi yang dilakukannya.

Yang Dacai boleh saja murah senyum. Tapi, cengiran lebar pejabat China ini di lokasi kecelakaan bus maut yang menewaskan 36 orang, sungguh tak pantas. Gambarnya sedang menyeringai lebar yang beredar di media sosial menuai hujatan.

Kini, Yang diseret ke pengadilan. Bukan karena cengirannya. Ia diadili dalam kasus korupsi. Mantan kepala badan keselamatan Provinsi Shaanxi itu dituduh menerima suap dan memiliki banyak properti -- yang sama sekali tak sesuai dengan profil pendapatannya.

Uniknya, kasus korupsi yang menjerat Yang terungkap gara-gara cengirannya itu.

Begini ceritanya, foto Yang yang sedang nyengir membuat marah para pengguna internet yang melihatnya. Para netizen pun makin penasaran dengan sosok pejabat tak simpatik itu, mereka menyisir foto-fotonya di dunia maya.

Lalu ditemukan sejumlah fotonya mengenakan jam-jam mewah. Netizen berargumen, tak mungkin Yang bisa membeli jam-jam mahal itu dengan gajinya sebagai PNS.

Kasus tersebut berbuntut panjang. Tahun lalu, Yang dipecat dari jabatannya sebagai pejabat Provinsi Shaanxi akibat "pelanggaran serius". Ia juga diberhentikan dari keanggotaannya di Partai Komunis.

Pembelaan Yang

Menanggapi kritikan soal cengirannya di lokasi kecelakaan 26 Agustus 2012 lalu, Yang membela diri. "Hatiku terasa berat saat tiba di lokasi kejadian... Para petugas yunior terlihat gugup saat melaporkan perkembangan situasi terbaru padaku," kata dia, seperti dimuat BBC, Jumat (30/8/2013).

"Aku mencoba membuat mereka sedikit tenang. Aku berusaha membuat diriku setenang mungkin."

Soal jam tangan mewah yang kerap terlihat melingkari pergelangan tangannya, Yang mengatakan, ia menggunakan "pendapatannya yang legal" untuk membelinya. Jam tangan termahal yang ia miliki, klaim Yang, berharga 35.000 yuan atau Rp 62 juta.

Persidangan Yan digelar di tengah meningkatnya kemarahan publik terhadap para pejabat yang menerima perlakuan istimewa lagi korup.

Presiden Xi Jinping pun bertindak dengan melakukan kampanye antikorupsi besar-besaran, yang berujung pada pemidanaan sejumlah pejabat penting pemerintahan, di antaranya menteri perkeretaapian dan pejabat di badan perencanaan ekonomi.

Para pengguna internet di China tak tinggal diam. Mengejar mereka yang dianggap salah atau memamerkan hal yang tak wajar, dengan cara mengeksposnya di dunia maya.

Tapi tindakan tersebut bukannya tak berisiko. Sejumlah jurnalis ditangkap dengan alasan "menyebar desas-desus". Hal yang sama juga menimpa beberapa blogger. (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.