Sukses

14 Ribu Barel Minyak Tumpah di Sungai Pedesaan Kansas, Jalur Pipa Keystone Ditutup

Ribuan barel minyak tumpah setelah pipa Keystone pecah di Mill Creek, Washington County, Kansas, pada Kamis, 8 Desember 2022.

Liputan6.com, Topeka - Tumpahan minyak ke sungai kecil di timur laut Kansas menutup jalur pipa utama yang membawa minyak dari Kanada ke Pantai Teluk Texas. Hal ini menyebabkan harga minyak naik pada Kamis.

Perusahaan minyak TC Energy yang berbasis di Kanada mengatakan telah menutup sistem Keystone Rabu malam menyusul penurunan tekanan pipa. Dikatakan, minyak tumpah ke sungai kecil di Washington County, Kansas, sekitar 150 mil (240 kilometer) barat laut Kansas City.

Perusahaan itu pada Kamis memperkirakan ukuran tumpahan sekitar 14.000 barel dan mengatakan segmen pipa yang terkena dampak telah "diisolasi" dan lokasi yang mengandung tumpahan minyak telah dibatasi boom (penghalang). Tidak disebutkan bagaimana tumpahan itu terjadi, dikutip dari AP News, Jumat (9/12/2022).

“Orang terkadang tidak menyadari malapetaka yang dapat ditimbulkan oleh hal-hal seperti ini sampai bencana terjadi,” kata Zack Pistora, yang melobi Badan Legislatif Kansas untuk cabang negara bagian Sierra Club.

Kekhawatiran bahwa tumpahan dapat mencemari saluran air memicu penentangan terhadap rencana TC Energy untuk membangun pipa minyak mentah lainnya di sistem Keystone, Keystone XL sepanjang 1.200 mil (1.900 kilometer), yang akan melintasi Montana, South Dakota, dan Nebraska.

Kritikus juga berpendapat bahwa menggunakan minyak mentah dari pasir minyak Kanada bagian barat akan memperburuk perubahan iklim, dan Presiden Joe Biden membatalkan izin AS untuk proyek tersebut membuat perusahaan tersebut mencabut rencananya tahun lalu.

Sebelumnya, pipa Keystone telah membocorkan sekitar 383.000 galon (1,4 juta liter) minyak di Dakota Utara bagian timur pada 2019.

Janet Kleeb, pendiri kelompok hak pemilik tanah dan lingkungan Bold Nebraska yang berkampanye melawan Keystone XL, mengatakan setidaknya ada 22 tumpahan di sepanjang pipa Keystone sejak mulai beroperasi pada 2010.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kandungan Berbahaya Sulit Dibersihkan

Janet mengatakan, studi federal telah menunjukkan kandungan pasir tar berbahaya dari minyak yang tumpah sangat sulit dibersihkan di air karena cenderung tenggelam.

“Semua tumpahan minyak itu sulit, tetapi pasir tar khususnya sangat beracun dan sangat sulit, jadi saya sangat khawatir,” kata Kleeb, yang juga ketua Partai Demokrat Nebraska.

Kendati demikian, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS mengatakan belum ada efek yang diketahui pada sumur air minum atau publik, dan minyak tidak berpindah dari sungai kecil ke saluran air yang lebih besar.

Sementara itu, Randy Hubbard, koordinator Manajemen Darurat Wilayah Washington, mengatakan belum ada perintah evakuasi terkait tumpahan minyak Rabu malam karena kerusakan terjadi di padang rumput pedesaan.

TC Energy mengatakan telah menyiapkan pemantauan lingkungan di lokasi tersebut, termasuk pemantauan kualitas udara sepanjang waktu.

“Fokus utama kami saat ini adalah kesehatan dan keselamatan staf dan personel di lokasi, masyarakat sekitar, dan mitigasi risiko terhadap lingkungan,” demikian pernyataan perusahaan.

 

3 dari 4 halaman

Harga Minyak Naik

Harga minyak melonjak pada Kamis tengah hari di tengah berita tumpahan. Biaya satu barel minyak untuk kontrak jangka pendek naik hampir 5%, ini jauh di atas biaya kontrak minyak di masa depan. Itu menunjukkan kecemasan pasar atas pasokan langsung.

Seorang juru bicara Administrasi Informasi Energi AS mengatakan pipa Keystone memindahkan sekitar 600.000 barel minyak per hari dari Kanada ke Cushing, Oklahoma, di mana pipa itu dapat terhubung ke pipa lain di Pantai Teluk. Itu dibandingkan dengan total 3,5 juta hingga 4 juta barel minyak Kanada yang diimpor ke AS setiap hari.

Tumpahan Keystone itu menyebabkan pemadaman yang berlangsung sekitar dua minggu, tetapi pemadaman ini mungkin bisa lebih lama karena melibatkan genangan air, kata analis di RBC Capital Markets dalam sebuah catatan kepada investor. Bergantung pada lokasi tumpahan, ada kemungkinan sebagian pipa yang bermasalah dapat diperbaiki lebih cepat, kata mereka.

“Ini sesuatu yang harus diperhatikan,” kata Patrick De Haan, kepala analisis perminyakan di GasBuddy, yang melacak harga bensin. “Pada akhirnya bisa berdampak pada pasokan minyak ke penyulingan, yang bisa menjadi parah jika berlangsung lebih dari beberapa hari.”

 

4 dari 4 halaman

Sungai Hitam dan Bau Minyak

Tumpahan itu 5 mil (8 kilometer) di timur laut Washington, ibu kota dari sekitar 1.100 penduduk. Paul Stewart, seorang petani daerah, mengatakan sebagian dari tanahnya yang tercemar ditampung menggunakan yellow boom dan bendungan tanah. Tumpahan terjadi di Mill Creek, yang mengalir ke Little Blue River.

Little Blue mengarah ke Big Blue River, yang mengalir ke Danau Tuttle Creek, utara Manhattan, rumah dari Kansas State University. Meski demikian, EPA mengatakan minyak itu tidak mempengaruhi Little Blue.

Dan Thalmann, penerbit dan editor The Washington County News, sebuah publikasi mingguan, mengatakan para kru sedang membuat jalur batu ke sungai karena hujan baru-baru ini membuat ladang terlalu lunak untuk dipindahkan dengan alat berat.

"Lalu lintas melewati rumah saya tidak dapat dipercaya - truk demi truk lalu lalang," kata Stewart yang menurunkan pagar listrik pada hari Rabu, menghindari agar tidak dirobohkan dan terseret ke lapangan.

Chris Pannbacker mengatakan pipa itu mengalir melalui pertanian keluarganya. Dia dan suaminya berkendara ke utara rumah pertanian mereka dan melintasi jembatan di atas Mill Creek.

"Kami melihatnya di kedua sisi jembatan, warnanya hitam di kedua sisi," kata Pannbacker, reporter surat kabar Marysville Advocate.

Junior Roop, petugas pemakaman di dekat lokasi tumpahan, mengatakan orang bisa mencium bau minyak di kota.

“Ini seperti mengemudi di kilang minyak,” katanya.

 

Penulis: Safinatun Nikmah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.