Sukses

Bali Civil Society Media Forum Digelar, Jadi Wadah Demokrasi Masyarakat Sipil dan Media

Kemlu RI menyediakan wadah demokrasi untuk masyarakat sipil dan media lewat acara Bali Civil Society Media Forum.

Liputan6.com, Bali - Bali Democracy Forum (BDF) kembali diselenggarakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada 8 Desember 2022. BDF telah diadakan sejak 15 tahun belakangan guna mempromosikan dan memfasilitasi dialog tentang demokrasi, memajukan wacana terkait prinsip demokrasi, menjunjung nilai pluralisme dan inklusivitas hingga mendorong kesetaraan. 

Sebagai rangkaian dari acara BDF, Kemlu RI juga menggelar Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF), sebagai fase baru dari BDF. Acara ini menjadi platform atau wadah bagi masyarakat sipil dan media untuk berdiskusi secara menyeluruh serta wadah untuk bertukar pandangan terkait tantangan yang dihadapi demokrasi. 

"Kami menyelenggarakan forum sebagai platform bagi masyarakat sipil dan media untuk membahas demokrasi secara total, baik sebagai konsep maupun masuk ke sistem pemerintahan," ujar Juru Bicara dan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam pembukaan acara BCSMF 2022 di Bali.

Ia juga menambahkan, akan sangat penting untuk membahas demokrasi lewat perspektif media dan masyarakat sipil dari lintas daerah. 

"Saya yakin kita akan mendengar spektrum perspektif apa ketika kita akan membahas tema demokrasi dalam kepemimpinan dan solidaritas dunia yang terus berubah."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berbagai Tantangan

Faizasyah juga melanjutkan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi tantangan yang mempengaruhi demokrasi dan kemanusiaan. 

Mulai dari bencana kemanusiaan seperti perang hingga bencana perubahan iklim, semuanya akan mempengaruhi demokrasi secara keseluruhan. 

"Kami menghadapi ancaman eksistensial yang disebabkan oleh bencana buatan manusia, seperti dari perang hingga bencana global akibat perubahan iklim," ujarnya. 

"Kami menghadapi penggelinciran dan mundur dalam komitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030," sambungnya. 

Bahkan, ia juga menyampaikan bahwa beberapa analisis menilai negara bagian demokorasi sedang menurun, stagnan dan bahkan mundur. 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Kerja Sama

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi dunia demokrasi saat ini, Faizasyah menekankan pentingnya kerja sama internasional. 

"Tekanan inflasi yang intens dan dampak pandemi yang berkepanjangan tekanan terhadap demokrasi. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk meningkatkan internasional kerjasama dan tata kelola untuk memastikan penyediaan barang publik untuk rakyat," ujarnya lagi. 

Maka dari itu, ia memaparkan beberapa poin penting yang wajib menjadi bahan pertimbangan diskusi. 

Pertama, soal perlunya penguatan nilai fundamental demokrasi, pluralisme dan inklusivitas. Kedua, perlunya memperkuat kepemimpinan demokratis melalui dialog dan tanggung jawab bersama. Ketiga, ada kebutuhan untuk meningkatkan semangat solidaritas. Dan keempat, urgensi untuk bergerak maju mempromosikan nilai demokrasi. 

4 dari 4 halaman

Rangkaian Acara BDF

Acara BDF sendiri terdiri dari beberapa forum yang diselenggarakan hingga Desember. Nantinya, rangkaian ini akan ditutup dengan penyelenggaraan BDF ke-15 pada 8 Desember 2022. 

Tema BDF ke-15 tahun ini adalah "Democracy Institution Goals, Leadership and Solidarity," yang akan digelar dalam dua sesi pada Kamis 8 Desember.

Faizasyah menegaskan bahwa BDF merupakan forum yang bertujuan mendorong agar demokrasi tubuh dari dalam. Hal ini dimaksudkan agar demokrasi tidak membedakan apakah suatu negara sudah menerapkan demokrasi, melainkan pendekatan inklusif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.