Sukses

Link Twibbon Hari AIDS Sedunia 1 Desember untuk Sebarkan Kesadaran Dampak HIV

1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia untuk mengingatkan masyarakat global bahwa HIV belum hilang. Peringatan dapat dilakukan melalui hal sederhana seperti membuat postingan di medsos.

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 1 Desember hari apa? Sejak 1988, 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia atau World AIDS Day. 

Dikutip dari CNBC, Kamis (1/12/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Hari AIDS Sedunia untuk memfasilitasi berbagai informasi antara otoritas lokal dan nasional, organisasi internasional, dan masyarakat dunia agar bergabung bersama mengkampanyekan tema-tema khusus terkait HIV.

Peringatan ini bermula pada 1988, ketika dua petugas informasi publik salah satu program WHO kala itu, James W. Bunn dan Thomas Netter mengajukan ide agar 1 Desember didedikasikan untuk program kampanye AIDS secara global. Mereka membagi ide mereka kepada direktur program Global AIDS saat itu, Jonathan Mann, yang memulai peringatan tahunan pada tanggal 1 Desember 1988.

Pada tahun perdana Hari AIDS Sedunia itu, diperkirakan sekitar 90.000 hingga 150.000 orang positif HIV, yang mengarah ke AIDS.

Sementara itu, data terus meningkat di era sekarang, WHO menyampaikan, pada 2020 ada 37,7 juta orang yang hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV), dengan 1,5 juta infeksi HIV baru dan 680 ribu kematian terkait acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

Menurut Program Gabungan PBB untuk HIV dan AIDS (UNAIDS), peringatan Hari AIDS Sedunia masih relevan hingga sekarang untuk mengingatkan orang dan pemerintah bahwa HIV belum hilang. Masih ada kebutuhan kritis untuk meningkatkan penanggulangan AIDS, untuk meningkatkan kesadaran akan dampak HIV pada kehidupan masyarakat, untuk mengakhiri stigma dan diskriminasi, dan untuk meningkatkan kualitas hidup para penyandang HIV.

Setidaknya, di era digital sekarang ini, hal-hal tersebut dapat disuarakan melalui kampanye sederhana dengan media sosial. Meski sederhana, media sosial diketahui dapat menjadi platform untuk kampanye secara masif.

Misalnya melalui posting foto, twibbon, atau tulisan mengenai Hari AIDS Sedunia dan memasang tagar-tagar terkait sehingga dapat diikuti orang lain yang melihat postingan itu. Salah satu twibbon yang dapat digunakan untuk post foto di media sosial Anda bisa didapat melalui tautan ini https://www.twibbonize.com/wad2022mpg.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Asal Muasal Lambang Berbetuk Pita Merah

Akronim AIDS mengacu pada penyakit yang disebabkan oleh virus HIV dan bentuk lengkapnya adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome. Penyakit ini terjadi ketika virus sangat membahayakan sistem kekebalan tubuh. Namun, setiap orang yang terinfeksi HIV belum tentu mengembangkan AIDS.

Salah satu hal yang timbul pada peringatan Hari AIDS Sedunia adalah pita merah. Pita ini merupakan simbol universal kesadaran dan dukungan bagi orang dengan HIV.

Apa asal muasal lambang berbetuk pita merah pada Hari AIDS Sedunia?

Untuk diketahui, James Bunn dan Thomas Netter adalah jurnalis siaran Amerika, yang sering menjadi kontributor New York Times di era 80-an. Kedua pria ini bertanggung jawab atas penciptaan Hari AIDS Sedunia.

Awalnya, pekerjaan Bunn dan Netter menarik perhatian pada pandemi AIDS. Mereka membantu meringankan beberapa stigma seputar penyakit, dan membantu menggarisbawahi ancaman HIV terhadap orang-orang dari segala usia, jenis kelamin dan orientasi seksual.

Untuk menggembleng dukungan publik terhadap penelitian dan investigasi AIDS, Bunn dan Netter, petugas informasi publik pertama dari Program Global Organisasi Kesehatan Dunia tentang AIDS, mengusulkan ketaatan di seluruh dunia terhadap mereka yang telah meninggal karena, dan yang kemudian hidup dengan penyakit tersebut.

Mereka merekomendasikan 1 Desember sebagai hari peringatan tahunan. Kala itu 1 Desember dipilih antara pemilihan presiden AS 1988 dan liburan Natal dan sekaligus mengisi kesenjangan berita dan memaksimalkan perhatian pada media Barat.

 
3 dari 4 halaman

Dicetuskan 12 Seniman

Mengutip BBC, ide pita merah dicetuskan oleh 12 seniman yang sedang duduk-duduk di ruang galeri bersama yang dikenal sebagai PS122 di East Village New York pada suatu hari saat musim semi 1991.

Para fotografer, pelukis, pembuat film, dan perancang kostum tersebut bertemu untuk membahas proyek baru untuk visual AIDS, sebuah organisasi seni di New York yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan HIV/AIDS. Di sanalah mereka mencetuskan ide simbol pita merah.

Kedua belas seniman ini berdiskusi tentang bagaimana caranya untuk membuat orang-orang berbicara tentang penyakit tersebut.

Orang-orang sekarat bahkan tanpa memberi tahu teman-temannya mengapa ia sakit, inilah mengapa para seniman ini ingin membuat sebuah simbol yang dapat mengekspresikan kepeduliannya terhadap orang-orang hidup dengan AIDS serta orang yang merawat mereka.

“Bahkan di New York, kami sangat menyadari berapa banyak orang yang tidak dapat membicarakannya, atau tidak menyadarinya, atau mengalaminya sendiri tetapi malu untuk membicarakannya,” kata fotografer Allen Frame, yang juga salah satu dari 12 orang tersebut.

“Kami ingin membuat orang yang merasa terisolasi lebih didukung dan dipahami.”

4 dari 4 halaman

Pemilihan Bentuk dan Warna

Patrick O'Connel, pemimpin pertemuan tersebut mengatakan ia dan rekan-rekannya ingin membuat sesuatu yang mudah dibuat replikanya. Menurutnya, simbol berbentuk pita sangat mudah dibuat, meskipun tidak memiliki arti signifikan.

“Anda memotong pita (sepanjang) 6-7 inci, melingkarkannya di sekitar jari Anda dan menyematkannya. Anda dapat melakukannya sendiri,” katanya kepada BBC.

Mereka mendapat inspirasi dari pita kuning yang diikat di pohon untuk menunjukkan dukungan bagi militer Amerika Serikat yang bertempur dalam Perang Teluk.

“Kami berpikir untuk menggunakan pita karena kami baru saja melalui Perang Teluk dan mengamati bahwa orang Amerika di kota-kota kecil bersedia untuk mengekspresikan dukungannya dengan memasang pita kuning,” ujar Frame.

Sementara untuk pemilihan warna meliputi proses eliminasi warna lain yang memiliki arti tertentu. Meskipun demikian, merah juga dipilih karena warnanya yang menarik perhatian dan menunjukkan semangat.

"Merah adalah sesuatu yang berani dan terlihat. Itu melambangkan gairah, hati dan cinta."

 

Reporter: Safinatun Nikmah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.