Sukses

Piala Dunia 2022: Demonstran Iran Kisruh dalam Laga Melawan Wales

Konfrontasi antara penggemar pemerintah pro-Iran dan pengunjuk rasa pecah pada pertandingan Piala Dunia 2022 laga kedua negara itu di Qatar pada hari Jumat.

Liputan6.com, Doha - Konfrontasi antara penggemar pemerintah pro-Iran dan pengunjuk rasa pecah pada pertandingan Piala Dunia 2022 laga kedua negara itu di Qatar pada hari Jumat.

Beberapa penggemar yang memprotes mengatakan mereka memiliki bendera yang diambil dari mereka sementara yang lain diteriaki dan dilecehkan.

Petugas keamanan stadion juga menyita kaus dan barang-barang lainnya yang menampilkan sentimen anti-pemerintah, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (26/11/2022).

Protes telah melanda Iran sejak kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun pada September.

Amini ditangkap di Teheran oleh polisi moralitas karena diduga tidak menutupi rambutnya dengan benar dan meninggal dalam tahanan polisi tiga hari kemudian.

Demonstrasi menyebar ke seluruh negeri dengan orang-orang menuntut perubahan seperti lebih banyak kebebasan atau penggulingan negara, dan pemerintah telah menanggapi dengan tindakan keras yang mematikan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisruh di Laga Piala Dunia 2022

Penghinaan juga dilaporkan dilontarkan kepada beberapa orang yang mengenakan kaus bertuliskan "wanita, kehidupan, kebebasan" - sebuah frasa yang telah menjadi seruan unjuk rasa di antara para pengunjuk rasa melawan otoritas Iran.

Seorang penonton Iran menuduh bahwa polisi Qatar memerintahkannya untuk menghapus nama-nama pengunjuk rasa yang dibunuh oleh pasukan keamanan Iran dari lengan dan dadanya setelah penggemar pro-pemerintah mengeluh.

Wanita lain mengatakan dia dilarang mengenakan kaus dengan wajah Ms Amini di stadion.

Perempuan yang memberikan wawancara kepada pers asing tentang protes itu juga terlihat dikeroyok oleh setidaknya satu kelompok laki-laki.

Beberapa menggunakan ponsel mereka untuk merekam para wanita yang juga menjadi sasaran serangan verbal dan para pria dengan keras meneriakkan: "Republik Islam Iran".

 

3 dari 3 halaman

Timnas Iran Turut Jadi Sasaran

Pertandingan itu sendiri, yang dimenangkan Iran 2-0 melawan Wales, melihat para pemain Iran dicemooh dan bersiul saat mereka menyanyikan lagu kebangsaan negara itu sebelum kick-off.

Pada pertandingan mereka sebelumnya melawan Inggris pada hari Senin, para pemain tetap diam selama lagu kebangsaandalam ekspresi dukungan yang jelas untuk protes anti-pemerintah.

Beberapa penggemar di stadion mengenakan topi dengan nama mantan pemain sepak bola Iran, Voria Ghafouri, tertulis di atasnya.

Seorang pengkritik pemerintah Iran, dia ditangkap di Iran pada Kamis dan dilaporkan dibawa pergi oleh pihak berwenang setelah dituduh menyebarkan propaganda.

Dibatasi 28 kali untuk negaranya, Ghafouri adalah bagian dari tim Piala Dunia 2018 Iran dan ketidakhadirannya dari skuad 2022 mengejutkan banyak orang.

Pemain Iran-Kurdi itu telah menjadi suara profil tinggi yang membela Kurdi Iran di dalam negeri.

Awal pekan ini, Dewan HAM PBBmemilih untuk membentuk misi pencarian fakta untuk menyelidiki tindakan kerasterhadap protes anti-pemerintah di Iran.

PBB mengatakan Iran berada dalam krisis "penuh" dan lebih dari 300 orang telah terbunuh dan 14.000 lainnya ditangkap selama sembilan minggu terakhir.

Iran menganggapnya sebagai taktik politik yang arogan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.