Sukses

Warga China Masih Terkekang Aturan COVID-19, Pertanyakan Piala Dunia 2022 Tanpa Masker

Warga China masih mempertanyakan soal aturan COVID-19 atau Zero Covid Policy.

Liputan6.com, Beijing - Media pemerintah China telah memberikan perhatian besar pada Piala Dunia minggu ini, tetapi pertandingan tersebut memicu rasa frustrasi karena orang-orang di negara tersebut tidak ikut merayakannya.

Dilansir BBC, Kamis (24/11/2022, atas tim nasional pria China yang tidak lolos ke acara tersebut, adegan perayaan tanpa masker dan pertemuan parau di Qatar telah membuat jengkel penonton, yang telah berkecil hati untuk berkumpul untuk menonton pertandingan.

Banyak yang menggunakan Piala Dunia 2022 untuk mengeluh secara online tentang strategi China yang ada. Negara ini mempertahankan kebijakan nol-COVID, di mana seluruh komunitas dikurung karena satu kasus virus, untuk mencegah penyebarannya.

China saat ini sedang mengalami wabah terburuk dalam enam bulan, dan lockdown lokal telah melonjak selama beberapa minggu terakhir. 

Dalam 24 jam terakhir, China telah mencatat lebih dari 28.000 kasus baru; ini ada di setiap daerah setingkat provinsi.

Sepak bola sangat populer di China. 

Presiden Xi Jinping dikenal sebagai pecinta olahraga, dan dia telah berbicara sebelumnya tentang mimpi bagi negara untuk memenangkan Piala Dunia. Akibatnya, pertandingan ditayangkan di CCTV penyiar nasional, dan media pemerintah berusaha untuk memperkuat "kehadiran" China. 

The Global Times telah melaporkan bagaimana produk buatan China "mulai dari bus hingga stadion [Lusail], dan bahkan unit pendingin udara terwakili dengan baik di acara tersebut". 

Outlet terkemuka seperti CCTV juga mempromosikan kehadiran pembawa bendera Tiongkok pada upacara pembukaan, dan bagaimana dua panda raksasa tiba di Qatar untuk "bertemu" dengan pengunjung yang datang ke acara tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertanyakan Piala Dunia

Sebuah surat terbuka mempertanyakan kelanjutan kebijakan nol-Covid negara itu dan menanyakan apakah China "berada di planet yang sama" dengan Qatar dengan cepat menyebar di messenger seluler WeChat pada hari Selasa, sebelum disensor. 

Komentar di jejaring sosial Weibo yang mirip Twitter ramai dari pemirsa yang berbicara tentang bagaimana menonton pertandingan tahun ini membuat mereka merasa terpisah dari seluruh dunia.

Beberapa berbicara tentang persepsi mereka bahwa "aneh" melihat ratusan ribu orang berkumpul, tanpa memakai masker atau perlu menunjukkan bukti tes Covid-19 baru-baru ini. 

"Tidak ada kursi terpisah sehingga orang dapat menjaga jarak sosial, dan tidak ada orang yang mengenakan pakaian [medis] putih dan biru di sela-sela. Planet ini telah benar-benar terbagi."

"Di satu sisi dunia, ada karnaval yaitu Piala Dunia, di sisi lain ada aturan untuk tidak mengunjungi tempat umum selama lima hari," kata seseorang.

3 dari 4 halaman

Pengujian Massal

Pemerintah daerah di kota-kota besar telah memperkenalkan kembali pengujian massal dan pembatasan perjalanan dan pada akhirnya menyampaikan pesan bahwa masyarakat harus mencoba untuk tinggal di rumah.

Tetapi setelah tiga tahun tindakan seperti itu, orang-orang menjadi frustrasi, mengakibatkan protes pada bulan lalu di kota Guangzhou dan Zhengzhou.

4 dari 4 halaman

Aturan COVID-19 Dicabut

Qatar mencabut sebagian besar pembatasan terkait virus corona COVID-19 mulai 1 November, tepat sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Kementerian Kesehatan Qatar telah membuat pengumuman pada Kamis (27/10/2022) WIB.

Dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Washington Times, dikatakan bahwa hasil tes PCR atau antigen cepat tidak akan diperlukan bagi mereka yang terbang ke negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.