Sukses

Jutaan Jiwa di Ukraina Terancam Akibat Musim Dingin di Tengah Serangan Rusia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan musim dingin 2022 di Ukraina adalah tentang bertahan hidup.

Liputan6.com, Kyiv - Jutaan nyawa Ukraina terancam pada musim dingin ini karena jaringan listrik negara itu berjuang di bawah rentetan serangan Rusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan musim dingin 2022 di Ukraina adalah tentang bertahan hidup.

Dilansir Channel News Asia, Selasa (22/11/2022), Rusia telah menargetkan infrastruktur energi, meluncurkan serangan rudal yang memaksa warga Ukraina meninggalkan rumah tanpa listrik saat suhu dingin. Kerusakan tersebut memiliki "efek mematikan" pada sistem kesehatan Ukraina, kata direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge.

"Musim dingin ini adalah tentang bertahan hidup," katanya. Ia juga mengatakan itu akan "mengancam nyawa jutaan orang di Ukraina".

Sekitar tiga juta orang Ukraina diperkirakan meninggalkan rumah mereka untuk mencari kehangatan dan keamanan.

"Mereka akan menghadapi tantangan kesehatan yang unik, termasuk infeksi pernapasan seperti COVID-19, pneumonia, influenza, dan risiko serius difteri dan campak pada populasi yang kurang divaksinasi," imbuhnya.

Sementara itu, Ukraina mengatakan telah menemukan empat lokasi penyiksaan Rusia di selatan kota Kherson, yang ditarik pasukan Moskow pada awal November hingga meninggalkan jejak kesengsaraan dan kehancuran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyelidik Ukraina Ungkap 400 Kejahatan Perang Rusia di Kherson

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, penyelidik mengungkap lebih dari 400 kejahatan perang di wilayah Kherson yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia saat mereka mundur.

Zelensky mengatakan, jasad warga sipil dan tentara telah ditemukan. Akan tetapi, Moskow membantah pasukannya dengan sengaja menargetkan warga sipil.

Sementara itu, pihak berwenang Ukraina memberlakukan jam malam dan membatasi perjalanan masuk dan keluar dari Kherson.

"Di wilayah Kherson, tentara Rusia meninggalkan kekejaman yang sama seperti di wilayah lain di negara kami, di mana mereka bisa masuk," kata Zelensky dalam pidato videonya. "Kami akan menemukan dan mengadili setiap pembunuh. Tanpa keraguan."

3 dari 4 halaman

Temuan Kuburan Massal

Sejak awal perang, kuburan massal ditemukan di beberapa daerah termasuk Bucha, Izyum, dan Mariupol. Ukraina menuduh pasukan Rusia berada di balik kekejaman itu.

Sebuah komisi PBB bulan lalu, mengatakan bahwa kejahatan perang telah dilakukan di Ukraina dan pasukan Rusia bertanggung jawab atas "sebagian besar" pelanggaran HAM (hak asasi manusia) pada awal invasi.

Kherson adalah satu-satunya ibu kota regional yang direbut oleh Rusia sejak invasi Februari.

Sebelumnya, Kherson dan tiga wilayah lainnya diproklamasikan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai bagian dari Rusia, dalam sebuah upacara di Kremlin pada September.

Namun, Kota Kherson berhasil dibebaskan oleh pasukan Ukraina pada hari Jumat, 11 November 2022. Kerumunan orang Ukraina yang mengibarkan bendera menyambut tentara Kyiv dengan pelukan dan pujian.

Para pejabat telah kembali menjalankan pemerintahan Kherson setelah mundurnya sekitar 30.000 tentara Rusia.

Warga Ukraina melihatnya sebagai kemenangan besar nasional dan penghinaan bagi Kremlin, setara dengan penarikan Rusia dari pinggiran Kyiv pada bulan Maret.

4 dari 4 halaman

Khawatir Serangan Balik

Kendati demikian, ada kekhawatiran bahwa beberapa tentara Rusia mungkin bersembunyi selama penyelidikan itu.

Zelensky mengatakan, penahanan tentara Rusia dan tentara bayaran "yang tertinggal" di wilayah Kherson dan netralisasi penyabotase sedang berlangsung.

Pasukan Ukraina bekerja untuk memulihkan koneksi internet dan televisi, sementara pasokan listrik dan air akan diperbaiki "sesegera mungkin", ujar Presiden Ukraina itu.

Ada kekhawatiran bahwa pasukan Rusia, yang sekarang menggali di tepi seberang sungai Dnipro, akan melanjutkan penembakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.