Sukses

Di KTT G20 Bali, Australia dan Uni Eropa Minta Rusia Pergi dari Ukraina

Australia dan Uni Eropa merilis pernyataan bersama untuk mengecam aksi Rusia di Ukraina.

Liputan6.com, Bali - Pemimpin Australia dan Uni Eropa kompak memberikan pernyataan yang mengutuk perang Rusia di Ukraina. Pernyataan itu dibuat di sela KTT G20 Bali.

Rusia dianggap telah melanggar hukum internasional dan Piagam PBB.

"Para pemimpin mengutuk dalam istilah paling kuat atas perang agresi Rusia yang tidak diprovokasi, ilegal, dan tak dijustifikasi terhadap Ukraina," tulis pernyataan Uni Eropa-Australia, dikutip Kamis (17/11/2022).

Australia dan Uni Eropa juga menegaskan supaya Rusia angkat kaki dari Ukraina dan menghentikan agresi. Wilayah-wilayah yang diklaim Rusia secara sepihak juga tidak akan diakui. 

"Para Pemimpin secara tegas menolak dan tidak akan pernah mengakui upaya aneksasi ilegal Rusia terhadap wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson milik Ukraina, maupun referendum ilegal tipu-tipu yang direkayasa Rusia dengan hasil yang dipalsukan dan ilegal," tulis pernyataan Australia-Uni Eropa.

"Wilayah-wilayah tersebut, serta Krimea, merupakan Ukraina. Rusia harus secepatnya, secara keseluruhan, dan tanpa syarat, menarik pasukannya dari perbatasan-perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional dan menghentikan agresinya."

Pemimpin Australia-Uni Eropa lantas menegaskan untuk menuntut pertanggungjawaban Rusia dan pihak terkait lainnya melalui Mahkamah Internasional. 

Australia juga disebut memiliki peran untuk menjaga rantai pasokan kawasan. 

"UE mengakui peran yang Australia bisa mainkan dalam berkontribusi terhadap stabilitas pasar gas global melalui penyediaan yang stabil ke Indo-Pasifik," tulis pihak Australia-Uni Eropa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PM Inggris Rishi Sunak di KTT G20 Bali: Semua Merasakan Dampak Perang Rusia-Ukraina

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak membahas isu perang Rusia-Ukraina di KTT G20 Bali. Aksi Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai memberikan dampak parah bagi perekonomian global. 

Akibatnya, seluruh dunia pun merasakan dampaknya di bidang pangan dan energi. PM Sunak bahkan menyebut harga energi naik delapan kali lipat akibat dampak perang. 

"Tidak ada satu orang pun di dunia yang tidak merasakan dampak dari perang Putin. Pasar pangan global telah terdisrupsi secara parah oleh upaya-upayanya untuk mencekik jalur suplai gandum Ukraina," ujar PM Rishi Sunak dalam konferensi pers di Bali, Rabu (16/11). 

PM Rishi Sunak berkata dampak dari perang ini akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama. 

"After shock ekonomi dari pengabaian Putin pada nyawa manusia akan terasa di dunia selama bertahun-tahun ke depan," ujar PM Sunak.

Terkait serangan roket yang terjadi di Polandia pada saat KTT G20 Bali, PM Rishi Sunak berkata telah menelepon Presiden Polandia Andrzej Duda. Sunak dan negara-negara G7 lain akan berusaha mencari fakta terkait roket tersebut. 

"Ada tim di lapangan yang melibatkan tak hanya Polandia, tetapi juga Ukraina, Amerika dan lainnya. Semua dari kita ingin mengetahui apa yang terjadi," ujar PM Sunak. 

Ia pun mengingatkan bahwa pada hari yang sama ketika ada roket Polandia, ada serangan Rusia yang menembakan lebih dari 80 roket ke Ukraina yang berdampak pada sipil dan infrastruktur.

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Cerita Sulitnya Capai Kesepakatan di G20 Gara-Gara Perang Rusia-Ukraina

KTT G20 2022 yang berlangsung di Bali telah selesai dan menghasilkan Leaders Declaration dengan isi lebih dari 1.000 halaman. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah berupaya maksimal untuk mencari solusi terbaik selama memegang Presidensi G20.

Jokowi pun  bersyukur, para pimpinan negara G20 mampu menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam G20 Bali Leaders Declaration. Deklarasi ini menjadi yang pertama disahkan pasca memanasnya geopolitik di Ukraina pada Februari 2022.

"Ini deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022," kata Jokowi dalam Penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di The Apurva, Kempinski, Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, komunike di tingkat menteri dan deputi terakhir terjadi di bulan Februari 2022. Komunike tersebut terjadi dalam pertemuan menteri keuangan dan bank sentral negara G20. Tepatnya pada 17-18 Februari. Beberapa hari sebelum pecah perang di Ukraina.

"Satu-satunya pertemuan menteri keuangan yang menghasilkan komunike adalah bulan Februari. Itu persis 2 minggu sebelum perang Ukraina," kata Sri Mulyani pada Konferensi Pers KTT G20 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Rabu, (16/11/2022).

Selama perang berlangsung setiap forum G20 tidak pernah lagi menghasilkan komunike. Melainkan menghasilkan kesimpulan pemimpin atau chair summary. Chair summary ini yang  menggambarkan perbedaan situasi sebelum dan setelah perang.

"Chair summary yang menggambarkan perbedaan setelah perang sangat lebar dan sangat dalam," kata dia

4 dari 4 halaman

Rusia Buka Suara soal Serangan Rudal di Negara NATO Polandia

Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan yang beredar bahwa rudal dari negaranya menghantam negara NATO, Polandia, yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.

Seperti diketahui bahwa sebuah rudal menghantam Desa Przewodów di Polandia Timur, berjarak sekitar 6 km dari perbatasan dengan Ukraina, menewaskan dua orang pada Selasa (15/11) waktu setempat.  

Dilansir dari US News, Rabu (16/11/2022), Kementerian Pertahanan Rusia membantah rudal tersebut terkait dengan Rusia melalui sebuah unggahan pernyataan di platform Telegram.

Pernyataan itu menyebutkan, dugaan jatuhnya rudal Rusia di wilayah permukiman Przewodów merupakan provokasi.

"Tidak ada serangan terhadap target di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan cara penghancuran Rusia," jelas kementerian itu dalam di Telegram. 

Roket tersebut belakangan terkuak berasal dari Ukraina. Militer Ukraina berusaha menjegal roket Rusia, namun roketnya menyasar ke Polandia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini