Sukses

PM Inggris Rishi Sunak Akan Kutuk Vladimir Putin di KTT G20 Bali

PM Inggris Rishi Sunak siap beraksi di G20.

Liputan6.com, Bali - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak siap mengutuk aksi Vladimir Putin di G20 Bali. Sunak mendukung adanya gerakan global yang terkoordinasi di G20 untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi internasional.

Pemerintah Inggris menegaskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas naiknya harga pangan global, pasalnya serangan Rusia di Ukraina telah menyulitkan ekspor gandum dari Ukraina. 

"Perdana Menteri akan menggunakan KTT G20 sebagai kesempatan untuk mengutuk tindakan semena-mena Presiden Putin dan memaksa Rusia untuk melihat penderitaan dunia yang diakibatkan oleh aksi kekerasan Rusia yang tidak berperikemanusiaan ini," tulis pernyataan resmi Kedutaan Besar Inggris di Indonesia, Senin (14/11/2022).

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir di KTT G20 di Bali, namun ia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. 

PM Sunak berkata perlu upaya internasional agar dunia bisa bangkit dari masalah ekonomi. Ia juga mendukung adanya sistem internasional yang bisa melindungi yang lebih lemah, sebab ia berkata sistem internasional telah dieksploitasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Mengatasi krisis ekonomi terbesar dalam dekade ini memerlukan usaha bersama dari negara dengan perekonomian terbesar dunia – ini bukanlah masalah yang bisa kita atasi sendiri. Pada KTT G20, pemimpin dunia perlu bergerak untuk memperbaiki kelemahan sistem ekonomi internasional yang telah diekploitasi Presiden Putin selama bertahun-tahun," ujar PM Sunak.

PM Sunak telah tiba di Bali pada Senin petang.

Berikut lima rencana ekonomi PM Rishi Sunak yang akan ia bawa di G20 Bali: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

5 Rencana PM Inggris di G20

Lima rencana PM Inggris Rishi Sunak yang akan ia bagikan kepada para pemimpin negara G20: 

1. Mengarahkan bantuan langsung pemerintah ke mereka yang paling membutuhkan. Menggunakan bantuan pemerintah secara efektif untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan, baik di negara sendiri maupun secara internasional. 

2. Mengakhiri penggunaan produksi dan distribusi makanan sebagai senjata. Mengambil tindakan segera untuk mendukung perdagangan makanan global guna menurunkan biaya hidup bagi semua orang dan menyelamatkan mereka yang terancam kelaparan. Ini termasuk menyuarakan pembaharuan Inisiatif Laut Hitam pada 19 November mendatang dan komitmen bersama G20 untuk tidak pernah menggunakan produksi dan distribusi makanan sebagai senjata 

3. Memperkuat keamanan energi dan mengurangi ketergantungan energi dari Rusia. Kita harus mengakhiri cengkraman Rusia dalam hal harga energi global. Sebagai bagian dari usaha ini, kami akan bekerjasama dengan para mitra untuk membuka investasi yang dibutuhkan guna mempercepat transisi hijau – cara terbaik melindungi diri kita dari mereka yang telah secara terus menerus menggunakan hidrokarbon untuk mengancam dan memaksa. 

4. Membuka perdagangan global. Ini termasuk dengan meningkatkan persetujuan perdagangan bebas bilateral dan dengan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kita membutuhkan WTO yang dapat merealisasikan kesempatan abad 21 dan secara bersamaan mengatasi manipulasi pasar global oleh pelaku-pelaku yang tidak bertanggung jawab. 

5. Memberikan keuangan yang jujur/transparan dan dapat diandalkan untuk membantu negara berkembang untuk tumbuh secara berkelanjutan. Memastikan sistem keuangan international memiliki daya yang dibutuhkan untuk membantu negara berkembang tumbuh tanpa adanya ketergantungan pada pemberi pinjaman. Ini termasuk tindakan cepat untuk membantu negara-negara miskin untuk bisa lebih baik mengelola beban hutangnya dan memberikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk tidak meminjam dari sumber-sumber yang akan mengeksploitasi mereka.

3 dari 4 halaman

Dewan Eropa Siap Angkat Isu Perang Ukraina-Rusia

Sebelumnya dilaporkan, perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu isu prioritas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia, yang akan diangkat oleh Dewan Eropa.

"Saya akan hadir di KTT G20 secara langsung. Ada sejumlah isu prioritas yang akan diangkat oleh Dewan Eropa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia. Pertama, perang Ukraina-Rusia, peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan, dan perubahan iklim," ujar Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam keterangan pers di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu 12 November 2022 seperti dikutip dari Antara.

Charles Michel mengatakan Dewan Eropa mengkritik keras terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Perang Rusia di Ukraina mengancam ketahanan pangan dunia, pasokan energi, dan stabilitas dunia.

"Agresi Rusia di Ukraina telah mengganggu ketahanan pangan dunia, pasokan energi dan stabilitas dunia," kata Michel.

Ia mengatakan Eropa bergantung pada Rusia untuk bahan bakar fosil. Karena itu, Eropa mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan.

Untuk menyelesaikan krisis di Ukraina, ia meminta China untuk menekan Rusia agar menghentikan perang di Ukraina.

"Kita sedang melakukan pendekatan dengan China. Penting untuk melakukan pendekatan China karena negara itu memiliki pengaruh yang besar terhadap Rusia," kata dia.

4 dari 4 halaman

Kolaborasi

Terkait kerja sama, ia mengatakan Dewan Eropa menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

"Kita akan mengangkat kerja sama yang saling menguntungkan. Penting bagi Eropa melakukan kemitraan yang saling menguntungkan satu sama lain," kata Michel.

Mengenai perubahan iklim, ia mengatakan pentingnya peningkatan aksi iklim untuk membantu tercapainya pengurangan emisi dari setiap negara.

Semua negara harus bekerja sama untuk melakukan transisi ekonomi dan transisi energi.

Sebelumnya, negara-negara Uni Eropa (EU) mencapai kesepakatan yang mendukung aturan iklim yang lebih ketat.

Kesepakatan yang lebih ketat itu akan menghilangkan emisi karbon dari kendaraan bermotor terutama roda empat pada 2035.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.