Sukses

Qatar Sambut Fans Israel di Piala Dunia 2022

Ada penerbangan langsung antara Qatar dan Israel untuk Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Qatar dan Israel sepakat untuk membuka penerbagan langsung antara kedua negara. Kebijakan ini diambil untuk menyambut Piala Dunia 2022 di Qatar.

Kedua negara sebetulnya tidak memiliki hubungan diplomatik. FIFA ikut menjembatani kebijakan terbaru ini.

Berdasarkan laporan The Times of Israel, Jumat (11/11/2022), penerbangan langsung itu bersifat charter dan berangkat melalui Bandara Ben Gurion. Penerbangan charter itu akan dioperasikan oleh maskapai asing, bukan milik Israel.

Perdana Menteri Yair Lapid menyebut negosiasi berlangsung selama beberapa bulan. Ia pun berterima kasih pada kementerian luar negeri, transportasi, budaya dan olahraga, serta Dewan Keamanan Nasional.

"Kita telah berhasil mengamankan semua jaminan, termasuk akses ke pelayanan konsuler bagi warga Israel ketika mereka menetap di Qatar," ujar Alon Ushpiz, Dirjen Kemlu Israel.

Ushpiz menyorot bahwa Piala Dunia Qatar 2022 adalah Piala Dunia pertama di Timur Tengah, sehingga Israel juga perlu mendapat kesempatan menikmatinya.

"Sebagai Piala Dunia pertama yang digelar di Timur Tengah, ini menjanjikan sebuah perayaan sepak bola dan kesempatan bagi rakyat Israel untuk membangun koneksi dan berbagi pengalaman budaya dengan orang-orang di berbagai penjuru kawasan dan dunia yang lebih luas," jelasnya.

Presiden FIFA Gianni Infantino menyambut baik keputusan ini. Infantino memastikan bahwa rakyat Palestina dan Qatar sama-sama bisa menonton Piala Dunia 2022. 

"Dengan kesepakatan ini, rakyat Israel dan Palestina akan bisa terbang bersama dan menikmati sepak bola bersama-sama," ujar presiden FIFA.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sepp Blatter: Terpilihnya Qatar Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Adalah Kesalahan

Menjelang bergulirnya Piala Dunia 2022 di Qatar, mantan Presiden FIFA Sepp Blater muncul ke publik. Ia mengklaim bahwa penunjukan Qatar sebagai tuan rumah adalah kesalahan. Ia juga mengungkapkan siapa yang semestinya jadi tuan runah turnamen akbar itu.

Blatter yang dipecat pada 2015 karena tuduhan korupsi dan dihukum delapan tahun tidak berkecimpung di dunia sepak bola, menyalahkan teman yang jadi musuh, yakni Michel Platini. 

Tuduhan korupsi terhadap Blatter sendiri adalah membayar Platini yang saat itu Presiden UEFA sebesar 2 juta dollar.

Dia sebelumnya memilih Australia sebelum beralih ke AS untuk putaran kedua pemungutan suara tuan rumah Piala Dunia 2022. Keputusan ini sebagai bagian dari ambisinya untuk memberikan hak tuan rumah berturut-turut kepada tiga kekuatan besar yakni Rusia, Amerika, dan China.

“Pilihan Qatar adalah sebuah kesalahan. Saat itu, kami sebenarnya sepakat di Komite Eksekutif bahwa Rusia harus mendapatkan Piala Dunia 2018 dan Amerika Serikat pada 2022,” ujar Blatter dalam wawancara dengan Tages Anzeiger.

“Itu akan menjadi isyarat perdamaian, jika dua lawan politik lama menjadi tuan rumah Piala Dunia satu demi satu.

Blatter, yang berkuasa di FIFA selama 17 tahun mengatakan, seminggu sebelum Kongres FIFA 2010, Platini meneleponnya dan mengatakan rencana itu tidak berhasil.

“Tapi seminggu sebelum Kongres FIFA 2010, Michel Platini menelepon saya dan mengatakan rencana kami tidak akan berhasil lagi."

“Dia memberi tahu saya bahwa dia telah diundang ke Istana Elysée, di mana Presiden Prancis Sarkozy baru saja makan siang dengan Putra Mahkota Qatar," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Negara Kecil

Lebih lanjut, Sarkozy berkata kepada Platini: "Lihat apa yang Anda dan rekan Anda dari UEFA dapat lakukan untuk Qatar jika Piala Dunia diberikan.'"

"Saya kemudian bertanya kepadanya, 'Dan sekarang?' dan dia menjawab: 'Sepp, apa yang akan Anda lakukan jika Presiden Anda meminta sesuatu?'

“Jadi saya tidak bisa mengandalkan Platini lagi. Hasilnya persis seperti ini: Berkat empat suara Platini dan orang-orangnya, Piala Dunia jatuh ke Qatar alih-alih AS. Itulah yang sebenarnya."

Blatter dengan sinis mengatakan dalam wawancara sama: “Qatar adalah negara yang terlalu kecil. Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk itu. Pilihannya buruk.”

Blatter juga mempertanyakan keputusan penggantinya, Gianni Infantino, untuk pindah bersama keluarganya ke Doha.

“Yang saya ingin tahu: mengapa presiden baru FIFA tinggal di Qatar? Dia tidak bisa menjadi kepala organisasi lokal Piala Dunia. Itu bukan pekerjaannya. Presiden FIFA harus memiliki pengawasan tertinggi,” tegasnya.

4 dari 4 halaman

Qatar Siapkan Antisipasi di Piala Dunia 2022, Belajar dari Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon

Kesiapan Qatar sendiri dari aspek keamanan diperkirakan akan semaksimal untuk memastikan Piala Dunia 2022 yang mengundang sorotan itu berjalan dengan lancer.

Tuan rumah sendiri telah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan 13 negara. Seperti dilansir dari Aljazeera, Qatar sudah melakukan latihan keamanan di seluruh negeri, kegiatan yang bertujuan untuk menguji kesiapan dan daya tanggap layanan darurat. 

Menurut keamanan komite turnamen, latihan yang diberi nama Watan (yang berarti bangsa dalam Bahasa Arab) melibatkan 32.000 ribu personel keamanan pemerintah dan 17.000 dari sektor keamanan swasta.

Diketahui kapal perang Turki sudah bertolak ke Qatar untuk mendukung operasi keamanan selama Piala Dunia 2022. Sebagaimana dikutip dari Doha News, Kamis (20/10), Turki sebelumnya akan mengirim lebih dari 3.000 petugas polisi anti kerusuhan untuk membantu mengamankan stadion dan hotel. Mereka juga mengirim 100 petugas polisi operasi khusus, 50 spesialis bom, dan 80 anjing pelacak. 

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan pada bulan Januari ini Turki telah melatih 677 personel keamanan di Qatar di 38 bidang profesional yang berbeda.

Sedangkan Pakistan pada bulan Agustus 2022 setuju mengirim pasukan ke Qatar memberikan keamanan selama ajang berlangsung. Pasukan mendarat di ibu kota Doha awal bulan Agutus 2022. 

Masih di bulan yang sama, parlemen Prancis menyetujui pengerahan sekitar 220 personel keamanan ke negara teluk tersebut. Pengerahan itu akan memastikan keamanan para penggemar, termasuk warga negara Prancis seperti pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Prancis. 

Departemen Pertahanan AS juga memiliki kesepakatan dengan Qatar. Mereka bekerja sama dalam pengaturan teknis. Sementara Uni Emirat Arab melaporkan awal tahun ini bahwa mantan tentara Yordania juga ditawarkan peran di Piala Dunia.

Saat Piala Dunia semakin dekat, peningkatan aktivitas keamanan terlihat di jalan-jalan pusat – memantau rekaman kamera keamanan dari delapan stadion Piala Dunia.

Qatar sendiri sejak Agustus 2022 lalu menyatakan siap memberikan layanan dan perlindungan kesehatan untuk keberhasilan Piala Dunia 2022. Mereka memiliki pengalaman di berbagai even olahraga terkenal dalam beberapa tahun terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.