Sukses

Tentara Indonesia Latihan Militer di Hawaii Bareng AS

Indonesia akan ikut latihan Joint Pacific Multinational Training bersama AS.

Liputan6.com, Jakarta - Republik Indonesia akan mengikuti latihan taktis militer besar-besaran bersama Amerika Serikat di Hawaii. Latihan gabungan multinasional ini diikuti oleh militer dari Kerajaan Thailand dan Republik Filipina. 

Tujuan AS adalah membuat pasukan siap siaga untuk terjun ke lapangan, serta ada pula harapan menjaga Indo-Pasifik yang tetap bebas dan terbuka (Free and Open Indo-Pacific). Taiwan juga akan ikut serta di latihan ini sebagai observer.

Latihan ini berpusat di Joint Pacific Multinational Readiness Center (JPMRC). Lokasi Hawaii ini dianggap ideal bagi AS untuk menyesuaikan diri dengan kawasan laut di Pasifik.

"Ini adalah fasilitas latihan terbaru yang tentara AS telah dirikan di Pasifik. Kita sebelumnya punya tiga pusat latihan, dua ada di AS, dan satu di Eropa. Tapi ini adalah pusat pelatihan pertama di Indo-Pasifik," ujar Letjen James Jarrard dari US Army Pacific dalam telekonferensi, Jumat (28/10/2022). 

<p>Tentara Republik Indonesia di Joint Pacific Multinational Readiness Training Center (JPMRC), Oktober 2022. Dok: US Department of Defense/Public Domain</p>

"Tujuan dari pusat ini adalah membangun kesiapan, menyiapkan prajurit kita saat bergerak di kawasan Indo-Pasifik, dan berinteraksi, dan latihan dengan para partner dan sekutu kita," lanjut Jarrard. 

Latihan ini akan digelar pada 31 Oktober hingga 9 November 2022. AS akan melibatkan 6.000 pasukan dari negaranya. Angkatan udara, marinir, dan navy AS akan terlibat.

Ada sekitarnya 364 partisipan yang berasal dari Indonesia, Thailand, dan Filipina. AS mencoba untuk menggelar latihan secara realistis agar untuk mendukung kesiapan para anggota militer di Indo-Pasifik. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ogah Bahas China

Ketika ditanya mengenai ketegangan di Selat Taiwan antara Republik Rakyat China dan Taiwan, Letjen Jarrard menolak membahas secara eksplisit. Ia hanya berkata ingin menjaga situasi kondusif.

"Kami melakukan segalanya untuk bekerja dengan partner dan sekutu kami untuk membuat Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas," ujarnya.

"Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas berarti lingkungan yang damai. Jadi kita melakukan segalanya yang kita bisa untuk mencegah eskalasi berubah menjadi krisis, dan bahkan konflik," ujarnya.

Jarrard juga menolak membahas komunikasi dengan militer China mau pun kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.

Indo-Pasifik yang Terbuka dan Bebas adalah prinsip yang dipromosikan Jepang dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga membahas isu tersebut ketika datang bertemu Presiden Joko Widodo pada Juli 2022. 

Lebih lanjut, Jarrard hanya menegaskan bahwa pihaknya ingin mencegah konflik.

China sangat marah ketika Pelosi datang ke Taiwan karena dipandang mendukung kemerdekaan Taiwan. Namun, pihak AS membantah dugaan China, dan menyebut tetap menghormati prinsip One China.

3 dari 4 halaman

Panglima TNI Terjunkan 18.030 Personel Gabungan Amankan KTT G20 di Bali

Beralih ke dalam negeri, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyebut secara total akan menerjunkan 18.030 personel gabungan untuk amankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15 hingga 16 November 2022 mendatang.

Andika menyebut, untuk TNI sendiri akan diterjunkan sekitar 14.300 prajurit.

"Secara umum, personel yang kami siapkan, sesuai tugas kami sebagai pengamanan VVIP. Maka kami siapkan total itu sekitar 18.030 personel," ujar Andika dalam jumpa pers virtual, Kamis (20/10).

Andika menyebut, pihaknya juga akan menyiapkan satuan tugas khusus pengamanan VVIP yang akan melekat kepada setiap kepala negara peserta KTT G20.

Menurut Andika, dia mendengar ada sekitar 30 kepala negara yang akan hadir. Meski demikian, dia sudah menyiapkan pengamanan untuk 42 kepala negara.

"Ini untuk menjaga segala kemungkinan. Apabila semuanya hadir, maka kami siap, karena persiapan itu tidak bisa mendadak. Jadi, kami sudah menyiapkan paket pengamanan untuk 42 kepala negara atau setingkat kepala negara," kata Panglima TNI ini. 

4 dari 4 halaman

Alutsista Darat, Laut, Udara Dikerahkan

Lebih lanjut, Andika menyebut TNI juga akan mengerahkan alat utama sistem senjata (alutsista) darat, laut, dan udara demi menjaga keamanan kepala negara dunia yang hadir dalam KTT G20.

"Untuk satgas udara kami menyiapkan 4 pesawat tempur, 6 helikopter AU, 5 heli AL, dan 2 Heli AD. Jadi kira-kira13 heli," ujar Andika.

Selain itu, Andika menyebut TNI juga menyiapkan pesawat jenis Boeing. Di mana dua pesawat Boeing bertugas sebagai pengintai.

"Kemudian pesawat hercules satu khusus medis, untuk evakuasi, satu hercules untuk angkut, satu boeing vip sebagai tambahan, dan dua pesawat boeing pengintai," kata dia.

Sementara untuk satgas laut, dia menyebut telah menyiapkan 12 KRI yang ditempatkan di lingkaran pulau Bali. KRI ini juga bertugas untuk mendampingi kapal militer milik negara partisipan KTT G20.

"Kita melibatkan 12 KRI yang kita tempatkan di lingkaran Pulau Bali, termasuk pendampingan kapal militer negara partisipan yang mungkin akan mengirimkan," jelas Andika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.