Sukses

Kronologi Kanye West Diusir dari Markas Skechers

Kanye West datang ke markas Skechers lalu diusir. Ini kronologinya.

Liputan6.com, Los Angeles - Rapper Kanye West (Ye) diusir dari markas Skechers di Los Angeles, California pada Rabu 27 Oktober 2022. Peristiwa terjadi setelah Kanye West dicampakkan oleh Adidas akibat tweet anti-semit. 

Berdasarkan laporan AP News, Kamis (27/10/2022), Kanye West disebut datang "tanpa undangan dan tanpa pengumuman". Penyanyi kontroversial itu datang bersama rombongannya.

Pihak perusahaan berkata Kanye West ingin membuat film di markas Skechers.

"Mempertimbangkan bahwa Ye berusaha memfilmkan tanpa izin, dua eksekutif Skechers membawanya dan rombongannya keluar rombongan setelah percakapan singkat," tulis pernyataan resmi perusahaan.

Ditegaskan pula bahwa Skechers tidak ada niat untuk berkolaborasi dengan Kanye West. Skechers pun mengecam retorika Kanye West.

"Skechers tidak mempertimbangkan dan tidak punya niat untuk bekerja dengan West," ucap pihak perusahaan. "Kami mengecam ucapannya baru-baru ini yang divisif dan tidak menoleransi anti-semitisme atau bentuk ujaran kebencian lainnya."

Akibat ucapan anti-Yahudi yang dilontarkan di Twitter, Kanye West juga sempat dicekal Instagram. Namun, kini ia sudah kembali aktif.

Pada salah satu postingan baru, ia menyampaikan pesan ke Ari Emmanuel, tokoh agensi hiburan yang menyerukan bisnis-bisnis jangan bekerja dengan Kanye.

"Ari Emmanuel. Saya kehilangan 2 miliar dollar dalam satu hari. Dan saya masih hidup. Ini adalah ujaran cinta. Aku masih mencintaimu. Tuhan masih mencintaimu. Uang bukanlah diri saya. Orang-orang adalah diri saya," tulis Kanye West.

Forbes juga melaporkan Kanye West kehilangan status miliarder akibat kontroversinya dan harta Kanye dilaporkan turun dari US$ 2 miliar menjadi sekitar US$ 400 juta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Adidas Tinggalkan Kanye West

Sebelumnya dilaporkan, penyanyi dan pebisnis Kanye West diterpa badai skandal akibat tweet-nya tentang orang Yahudi.

Tweet Kanye West yang bernada mengancam membuatnya ditinggal sejumlah sponsor, seperti Balenciaga dan adidas.

Kanye West ditinggal oleh Adidas, meski kedua pihak sudah berkolaborasi sejak 2015.

Masalah dimulai karena Kanye West memberikan tweet berisi prasangka negatif kepada orang Yahudi. 

"Saya agak mengantuk malam ini, tetapi ketika saya bangun akan melakukan death con 3 ke ORANG-ORANG YAHUDI. Lucunya adalah saya sebetulnya tidak bisa Anti-Semit karena orang-orang kulit hitam sebenarnya orang Yahudi. Kalian telah mempermainkanku dan mencoba untuk mendorong siapa pun yang melawan agenda kalian," ujar Kanye West pada tweet yang sudah dihapus. 

Situs Yahoo! Entertainment menyebut maksud death con adalah DEFCON 3 yang merupakan kode militer Amerika Serikat. Arti dari kode itu adalah menaikkan kewaspadaan. 

Tweet tersebut sudah dihapus. Namun akibatnya, Kanye West mendapat kritikan dan ditinggal sponsor seperti Adidas. 

"Adidas tidak menoleransi anti-semitisme dan jenis ujaran kebencian lainnya. Komentar-komentar dan aksi-aksi Ye belakangan ini tak bisa diterima, penuh kebencian, dan berbahaya, dan mereka melanggar nilai-nilai perusahaan untuk keberagaman dan inklusi, saling menghormati, dan keadilan," tulis pihak Adidas dalam situs resminya.

Adidas juga menyatakan akan berhenti memproduksi produk-produk terkait Kanye West, serta berhenti membayar ke rapper tersebut. Terkait dampak finansial, Adidas merasa dampaknya akan jangka pendek saja. 

"Adidas akan menyetop bisnis Yeezy Adidas secepatnya," tulis pihak Adidas.

3 dari 4 halaman

Komentar Kim Kardashian

Mantan istri Kanye West, Kim Kardashian juga mengkritik restorika anti-Yahudi tersebut.

"Ujaran kebencian tidak pernah OK atau dimaafkan," ujar Kim Kardashian melalui Instagram. "Saya berdiri bersama komunitas Yahudi dan meminta agar kekerasan buruk dan retorika kebencian kepada mereka harus segera dihentikan."

Kanye West berkata ingin memeluk orang-orang yang tersinggung atas ucapannya. Namun, ia mengaku tidak menyesal.

"Saya benar-benar ingin memberikan kalian semua pelukan besar dan saya minta maaf karena menyakitimu dengan komentar-komentar saya," ujar Kanye West kepada presenter TalkTV, Piers Morgan. 

Morgan lantas bertanya apakah sekarang Kanye West menyesal menyebut "death con 3".

"Tidak, tentu saja tidak," kata Kanye West. Piers Morgan pun menyebut Kanye harusnya menyesal.

Kanye West berdalih bahwa orang-orang juga tidak paham "rasa sakit yang orang-orang saya telah rasakan selama bertahun-tahun." 

Piers Morgan pun mendebat dengan berkata ucapan Kanye West terhadap orang Yahudi juga mengandung rasisme. 

Kanye West saat ini sudah dicekal di Instagram dan Twitter akibat komentarnya itu. 

 

4 dari 4 halaman

Bipolar

Allison Young, MD, seorang psikiater cukup terkejut dengan respons orang terhadap tingkah Kanye West.

"Sebagai seorang psikiater, saya terkejut dengan betapa sedikitnya orang yang menunjukkan belas kasihan kepada Ye, terlepas dari perjuangan terbukanya dengan gangguan bipolar," tulis Young melansir Everyday Health pada Rabu (26/10)

"Pada saat yang sama, saya tahu betul betapa sulitnya untuk memiliki belas kasihan bagi seseorang yang memuntahkan hal-hal yang penuh kebencian," Young menambahkan.

Ye atau Kanye West ini diketahui memang mengidap gangguan bipolar. 

"Saya belum mengevaluasi Ye dan tidak dapat mengomentari apa pun yang terkait dengan kesehatan mentalnya selain dari apa yang dia dan orang yang dicintainya telah bagikan secara publik tentang pengalamannya dengan gangguan bipolar," ujar Young.

Young, menambahkan, karena tidak mengevaluasi Kanye West secara pribadi, dirinya tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah ledakannya baru-baru ini memang terkait dengan gangguan bipolarnya.

"Namun, mengingat Ye dan orang-orang yang dicintainya telah mengatakan bahwa ledakan publik sebelumnya yang dia alami terkait dengan gangguan bipolarnya, seperti yang dilaporkan Good Morning America, tentu saja mungkin saja ledakan yang baru-baru ini juga terkait dengan gangguan bipolarnya," katanya.

Selain itu, lanjut Young, kata-kata dan perilaku kebencian itu menyakitkan dan tidak pantas, baik berasal dari seseorang dengan atau tanpa penyakit mental.

Akan tetapi, jika seseorang mengalami kondisi gangguan mental akut, tidak mengetahui bagaimana kondisi orang tersebut akan berdampak pada perilakunya juga merupakan masalah --- dan dapat memicu stigma lama yang berbahaya tentang penyakit mental.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.