Sukses

Jasad Misterius Ditemukan Dalam Peti Kemas di Malaysia

Pihak berwenang di Pelabuhan Penang, Malaysia menemukan jasad misterius, yang diyakini telah terperangkap dalam peti kemas selama berhari-hari.

Liputan6.com, Penang - Pihak berwenang di Pelabuhan Penang, Malaysia menemukan jasad misterius, yang diyakini telah terperangkap dalam peti kemas selama berhari-hari.

Menurut laporan World of Buzz yang dikutip Minggu (16/10/2022), kontainer yang berasal dari Chittagong, Bangladesh ini memulai perjalanannya pada 6 Oktober 2022. Sembilan hari sebelum tiba di Penang, Malaysia.

Sejumlah gambar temuan jasad misterius tersebut kemudian beredar di media sosial.

Seorang netizen mengomentari postingan tersebut, melukiskan gambaran betapa mengerikannya jika Anda terjebak dalam sebuah wadah.

"Di pabrik tempat saya bekerja, rekan-rekan kami biasa menjebak kami di dalam kontainer untuk bersenang-senang."

"Di dalam gelap gulita dan claustrophobia akan muncul."

Netizen lain mengomentari postingan media sosial tersebut, menyebutkan bahwa ini mungkin kasus perdagangan manusia.

Pihak berwenang saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut.

Beli Koper, Keluarga di Selandia Baru Terkejut Temukan Dua Jasad Anak

Bicara soal jasad misterius, belum lama ini kasus serupa ditemukan di Selandia Baru. 

Selandia Baru dihebohkan dengan temuan jasad anak di dalam koper.

Menurut informasi yang dikutip dari VOA Indonesia, Jumat 19 Oktober 2022, polisi Selandia Baru mengatakan sebuah keluarga yang membeli beberapa barang terbengkalai dari suatu unit penyimpanan, menemukan jasad dua anak-anak yang disembunyikan di dalam dua koper.

Juru bicara polisi Inspektur Tofilau Faamanuia Vaaelua pada Kamis 18 Agustus mengatakan anak-anak berusia antara lima dan sepuluh tahun itu telah meninggal selama beberapa tahun. Kedua koper telah disimpan setidaknya antara tiga hingga empat tahun.

"Indikasi awal menunjukkan anak-anak itu mungkin telah meninggal selama beberapa tahun sebelum ditemukan minggu lalu. Kami juga meyakini bahwa koper-koper ini telah disimpan selama beberapa tahun. Prosedur identifikasi resmi sedang berlangsung, sehingga polisi belum dapat memberi pernyataan tentang identitas anak-anak tersebut," ujar Vaaelua.

"Setelah hal ini selesai, prioritas kami adalah menghubungi kerabat terdekat. Kami ingin memastikan kepada masyarakat bahwa penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengetahui penyebab kematian kedua anak ini. Termasuk soal di mana, kapan dan bagaimana," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Backpacker Wanita Terkuak Tewas Saat Bercinta, Jasad Ditemukan dalam Koper

Bicara soal jasad dalam koper, kisah yang satu ini terkait. Seorang pria menaruh jasad wanita yang dikencani dikoper dan menguburnya di sebuah hutan.

Jasad korban di dalam sebuah koper dikubur di daerah Waitakere Ranges, daerah hutan pegunungan di luar Auckland.

Berikut ini kisah selengkapnya:

Seorang wisatawan asal Inggris bernama Grace Millane meninggal dunia saat berhubungan seksual, menurut laporan yang terungkap dalam persidangan yang digelar pada Selasa 19 November 2019.

Ia meninggal pada 1 Desember 2018, malam sebelum ulang tahunnya yang ke-22, saat menjadi backpacker ke Auckland, Selandia Baru.

Seorang pria usia 27 tahun yang tidak bisa disebutkan namanya telah ditangkap dan diadili dalam kasus ini. Namun, ia membantah tuduhan pembunuhan yang dijatuhkan padanya.

Dilansir dari BBC, Rabu (20/11/2019), pria tersebut mengatakan, pembelaannya kepada Pengadilan Tinggi Auckland bahwa Millane meninggal secara tiba-tiba karena tercekik secara tidak sengaja ketika melakukan hubungan seksual. 

Terdakwa memilih untuk tidak memberikan bukti sendiri. Jaksa menuduh dia mencekik Millane sebelum membuang jasadnya.

Pihak pembela mengklaim bahwa Millane tidak menderita luka-luka selain yang dikatakan lelaki itu terjadi selama hubungan seks, dan para tetangga tidak mendengar apa pun yang akan menunjukkan pertengkaran telah terjadi sebelumnya.

Mansfield menambahkan dia tidak berusaha untuk menyalahkan atau memalukan Millane untuk kepentingan seksual apa pun yang mungkin dia miliki.

Pengadilan juga mengetahui dalam pernyataan dari teman-teman bahwa Millane telah membahas minat dalam perilaku seksual BDSM dan memiliki profil pada aplikasi kencan BDSM.

Ahli patologi dan toksikologi forensik, Dr Fintan Garavan mengatakan kepada para juri bahwa luka-luka Millane akan "berpihak pada konsensus" karena tidak ada tanda-tanda perlawanan.

Saat ini, persidangan masih terus berlanjut.

Jaksa menambahkan bahwa pada malam yang sama, tersangka mencari informasi di internet tentang cara membuang jasad.

"Tersangka tidak merasa tertekan atas kematian korban," ucap jaksa sambil menambahkan bahwa pria tersebut juga mulai mencari konten pornografi.

Terdakwa juga diduga melakukan pencarian di internet untuk mengambil foto intim tubuh Millane.

Dia kemudian kembali mengunjungi situs-situs porno, sebelum mencari "tas besar di dekat saya" dan "rigor mortis".

Keesokan harinya, dia pergi kencan lewat aplikasi Tinder dengan wanita lain padahal tubuh Millane masih ada di apartemen yang sama. 

Kematian Millane memicu kesedihan publik di Selandia Baru dimana kemudian Perdana Menteri negara itu, Jacinda Ardern meminta maaf kepada keluarganya.

Millane telah melakukan perjalanan keliling dunia, bepergian sendirian di Selandia Baru selama dua minggu, setelah enam minggu sebelumnya berada di di Amerika Selatan.

3 dari 3 halaman

Temuan 3 Koper Isi Jasad Termutilasi Gegerkan Amerika

Pada 5 Mei 2004, seorang pria yang tengah memancing di atas jembatan di Teluk Chesapeake, Pantai Virginia menemukan sebuah koper. Penasaran, ia membuka benda itu.

Pria itu mengira akan mendapatkan sesuatu yang menarik, tetapi, apa yang ada di dalamnya justru membuatnya kaget.

 "Koper itu berisi sepasang kaki. Dari lutut ke bawah, terpotong, dan pucat," kata pria yang menemukan koper itu kepada New Jersey Times.

Heboh dengan temuan potongan tubuh, polisi segera menyisir perairan sekitar. Anjing pelacak dikerahkan dan patroli penjaga pantai mengitari teluk.

Seminggu kemudian, pada 11 Mei koper kedua ditemukan di Pulau Fisherman, berisi kepala dan tubuh bagian atas.

Dan pada akhir pekannya, Minggu 15 Mei, koper ketiga ditemukan mengambang tak jauh dari pulau berisi torso dan potongan tubuh lainnya.

Potongan tubuh dalam tiga koper itu jelas membuat heboh warga sekitar Pantai Virginia, Woodbridge, New Jersey. Polisi setempat mengira-ngira siapa pemilik tubuh malang itu. Akhirnya, misteri itu terkuak.

Potongan tubuh dalam koper itu adalah William McGuires. Seorang veteran Angkatan Laut AS yang banting setir menjadi analis komputer.

William terakhir kali terlihat pada 28 April 2004 setelah meninggalkan rumahnya yang terletak di kawasan permai New Jersey, Warren County.

Menurut sang istri, Melanie, William mengemas barang-barangnya sehabis keduanya bertengkar.

Sulit menemukan siapa dalang pembunuh sadis yang tega memotong tubuh William.

Baru pada 2 Juni 2005, jaksa New Jersey, Peter C. Harvey mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada Melanie McGuire, yang tak lain tak bukan adalah sang istri.

Perempuan itu ditangkap lalu ditahan atas dakwaan membunuh sang suami.

Setelah tujuh minggu persidangan maraton, yang dimulai pada 5 Maret 2007, dengan melibatkan 76 saksi dan 1.200 bukti, tim jaksa negara bagian New Jersey membeberkan bagaimana Melanie membunuh sang suami.

Setelah memberikan obat penenang di anggur William yang membuatnya tertidur, Melanie menembak kepala dan dada korban.

Melanie lalu menyeret tubuh suaminya ke shower box. Di bawah air mancur, ia memotong tubuh sang suami.

Karena ia seorang suster, Melanie tahu anatomi tubuh manusia sehingga memudahkannya untuk memotong dengan rapi.

Di bawah pancuran air, darah dan cairan lainnya yang keluar dari tubuh sang suami dengan mudah larut dan masuk ke selokan. 

Setelah cairan tubuh di jasad William habis, Melanie memasukkannya ke dalam plastik lalu memasukkannya ke tiga koper. Lalu, ia melemparkan tas-tas besar itu ke laut.

Jaksa percaya Melanie ingin memusnahkan sang suami agar ia bisa bebas menjalin hubungan dengan bosnya, tanpa perlu ambil pusing dengan urusan perceraian dan kemungkinan kehilangan hak atas dua anak mereka.

Sementara itu, alasan Melanie membunuh sang suami karena mantan angkatan laut itu terlibat dalam perjudian yang membuat perkawinan mereka berjalan nelangsa.

Setelah 13 jam perdebatan, juri yang terdiri dari sembilan perempuan dan tiga pria memutuskan Melanie McGuira bersalah melakukan pembunuhan tingkat pertama, memutilasi, dan memiliki senjata ilegal. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup.

Saat hakim ketuk palu, terdakwa masih berusia 32 tahun. Menurut aturan di AS, itu berarti ia harus meringkuk dalam penjara selama 30 tahun.

Atas kasus ini, Melanie dijuluki 'suitcase killer'. Pada 28 Februari 2017, ia kembali meminta keringanan hukuman. Sebelumnya pada 2014, ia sempat meminta tetapi ditolak.

Begitupun dengan permintaan kedua pengurangan hukuman yang kembali ditolak. Kini, Melanie harus menghabiskan hari-harinya di tahanan perempuan Edna Mahan Correctional Facility di Union Township, Hunterdon County, New Jersey.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.