Sukses

Umat Muslim Australia Antusias Sambut Bank Syariah Pertama

Bank Islam Australia akan menguji produknya seperti untuk pembiayaan pembelian rumah.

Canberra - Umat Muslim di Australia antusias menyambut realisasi kehadiran bank syariah. Skema finansial bank syariah dianggap lebih baik untuk menghindari riba, seperti saat membeli rumah.

Bagi pasangan Reem dan Fouad Alameddine bisa membeli rumah bagaikan mimpi yang tidak akan pernah tercapai.

Dalam ajaran agama Islam, membayar atau mendapatkan bunga adalah hal yang dilarang, sehingga membayar hipotek tidak masuk pilihan. Dengan demikian, pasangan tersebut harus menyewa rumah selamanya.

"Yang paling sulit dari [menyewa rumah] adalah ketidakpastiannya," kata Reem, seperti dilaporkan ABC Australia, Kamis (13/10/2022).

"Juga bagaimana kita tidak bisa merenovasi rumah yang cocok untuk jumlah anggota keluarga." 

Keinginan mereka untuk memiliki rumah namun bisa cepat terealisasi setelah Otoritas Regulasi Prudensial Australia (APRA) mengesahkan lisensi bank syariah pertama di Australia.

Bank Islam Australia akan menguji produknya di Australia, termasuk pembiayaan pembelian rumah, tabungan dan rekening harian untuk beberapa nasabah, sebelum peluncuran resmi ke publik.

"Ini tentunya memberi kami harapan bahwa suatu hari kami bisa membeli rumah impian kami dan tidak harus menyewa dan berpindah-pindah," kata Reem.

Pasangan tersebut kini tinggal di rumah sewa di daerah Condell Park, Sydney, dengan keempat anaknya.

Reem mengatakan keseringan pindah rumah menjadi beban berat baginya.

"Kami sudah menikah 12 tahun ... saya kira dalam 12 tahun, kita sudah pindah rumah delapan sampai sembilan kali," katanya. "Kami butuh stabilitas dalam hidup."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prosedurnya

CEO Bank Islam Australia Dean Gillespie mendeskripsikan skema pembiayaan pembelian rumah sebagai "model kepemilikan bersama", di mana nasabah dikenakan biaya sewa dari properti untuk membeli saham kepemilikan bank, bukan bunga.

"[Nasabah] bisa mulai dengan deposit 20 persen ... yang artinya mereka sudah bisa memiliki 20 persen rumahnya dan bank akan memiliki 80 persen sisanya," katanya.

"Yang bisa dibeli [nasabah] adalah saham dari properti tersebut dari waktu ke waktu."

Sementara nasabah membayar sewa, saham mereka untuk properti itu juga naik, sampai mereka menjadi pemilik seutuhnya. 

Sesuai dengan hukum Islam, bank juga dilarang berhubungan dengan beberapa industri berbau judi, alkohol dan pornografi.

Dean mengatakan badan tersebut akan mengambil langkah maju dan menolak berbisnis dengan perusahaan besar yang rekam jejaknya bermasalah.

"Kami mendengar cerita bagaimana ada orang yang menyimpan uang di bawah kasur atau dalam brankas di rumah karena mereka merasa tidak nyaman menyimpannya dalam sistem bank konvensional," katanya.

"Ini menjadi sesuatu yang kami harap bisa perbaiki."

Model ini juga telah mengundang ketertarikan nasabah non-Muslim.

"Kami terus dihubungi ekspatriat Australia yang tinggal di Timur Tengah ... dan sudah menggunakan produk keuangan syariah," katanya.

"Mereka ada di daftar tunggu kami dan mengatakan, 'kami suka saja dengan etika di balik produk ini.'"

Dean mengatakan bank tersebut akan dibuka untuk publik pada tahun 2024.

"Sudah ada enam atau tujuh bank yang berbeda di Inggris ... tapi tidak ada yang seperti ini di Australia," katanya.

3 dari 3 halaman

Masalah Bunga

Profesor Mehmet Ozalp, Direktur Pusat Studi Islam di Charles Sturt University mengatakan kepercayaan Islam melarang pembayaran atau penerimaan bunga karena "tidak mungkin ada keadilan" dalam suatu transaksi.

"Keadilan pembagian untung dan rugi adalah aspek penting dari keuangan Islam dan sistem bank," katanya.

"[Dengan adanya bunga], orang kaya akan menjadi lebih kaya dan yang miskin makin miskin ... uang hanya bergerak ke satu arah.

"Keberadaan bunga juga menghambat perdagangan ... Islam mendorong umatnya unuk berdagang, bukan mengumpulkan bunga."

Menurut sensus terbaru, terdapat lebih dari 813.000 umat Muslim di Australia, atau setara dengan 3,2 persen dari total populasi.

Profesor Mehmet mengataka beberapa orang islam mungkin tidak mengikuti ajaran bunga bank.

"Beberapa umat [Muslim] tidak keberatan ... mereka pergi ke bank [konvensional]. Mereka tidak peduli dilarang atau tidak," katanya."Sementara yang lain mencari alternatif."

Walau pemberi pinjaman bukan bank yang menawarkan jasa keuangan halal sudah ada di Australia, bank baru ini akan menjadi yang pertama untuk jenisnya.

Profesor Mehmet mengatakan pembangunan beberapa bank syariah akan menguntungkan nasabahnya.

"Pada tahun 2024, akan ada satu juta Muslim di Australia," katanya.

"Perlu ada kompetisi dalam ruang bank dan keuangan syariah supaya mereka bisa mendapatkan tawaran dan pelayanan terbaik di bidangnya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.