Sukses

Korea Utara Tembak Dua Rudal Lagi ke Arah Laut Timur, Potensi Tinggi Picu Ketegangan dengan Jepang-AS

Peluncuran rudal Korea Utara terbaru ini terjadi setelah peluncuran yang sangat provokatif oleh negara yang terisolasi itu pada Selasa 4 Oktober lalu ke arah Jepang.

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke perairan lepas pantai timur Semenanjung Korea pada Kamis 6 Oktober 2022 pagi waktu setempat, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan —sebuah langkah yang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan di daerah itu setelah serangkaian pertunjukan kekuatan militer minggu ini.

"Berasal dari daerah Samsok di ibu kota Korea Utara, Pyongyang," menurut pernyataan Korea Selatan. Itu adalah peluncuran rudal balistik keenam Korea Utara dalam dua minggu terakhir.

Peluncuran ini terjadi setelah peluncuran yang sangat provokatif oleh negara yang terisolasi itu pada Selasa 4 Oktober lalu, ketika Korea Utara menembakkan rudal balistik tanpa peringatan ke Jepang. Ini adalah yang pertama dalam lima tahun dan memicu pemerintah Tokyo untuk mendesak penduduk segera berlindung.

Amerika Serikat dan Korea Selatan menanggapi dengan peluncuran rudal dan latihan di sekitar Semenanjung Korea pada Selasa dan Rabu (4 dan 5 Oktober).

Bulan lalu, angkatan laut AS, Jepang, dan Korea Selatan melakukan latihan anti-kapal selam bersama di perairan internasional di lepas pantai timur Semenanjung Korea untuk meningkatkan kemampuan respons terhadap ancaman kapal selam Korea Utara.

Kapal induk USS Ronald Reagan dan unit penyerang serta kapal perusak Korea Selatan dan Jepang terlibat dalam latihan bersama, menurut Angkatan Laut Korea Selatan.

Pyongyang pada Kamis 6 Oktober menuduh AS berkontribusi terhadap ketegangan di sekitar Semenanjung Korea dan membingkai peluncurannya sendiri sebagai reaktif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

AS menyalahkan Rusia, China karena Mendukung Pyongyang

Peluncuran terbaru Korea Utara terjadi beberapa jam setelah pengarahan Dewan Keamanan di markas besar PBB di New York tentang program senjatanya.

Berbicara di dewan, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menuduh Rusia dan China, tanpa menyebut nama mereka, yang telah memungkinkan aksi Korea Utara.

Korea Utara telah "menikmati perlindungan menyeluruh dari dua anggota dewan ini. Kedua anggota ini telah berusaha keras untuk membenarkan provokasi berulang DPRK dan memblokir setiap upaya untuk memperbarui rezim sanksi," katanya.

Mengacu pada Rusia dan China, Thomas-Greenfield mengatakan, "Dua anggota tetap Dewan Keamanan telah memungkinkan [pemimpin Korea Utara] Kim Jong-un" untuk melanjutkan "provokasi" ini.

Tetapi China membalas bahwa Washington yang meningkatkan ketegangan.

"AS baru-baru ini memperkuat aliansi militernya di kawasan Asia Pasifik dan mengintensifkan risiko konfrontasi militer mengenai masalah nuklir," kata Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang dalam pertemuan Dewan Keamanan.

AS "meracuni lingkungan keamanan regional," tambahnya.

 

3 dari 4 halaman

Ahli: Uji Coba Nuklir Korut Bisa Kapan Saja!

Para ahli telah memperingatkan bahwa uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini menunjukkan eskalasi yang lebih besar dalam pengujian senjata bisa terjadi.

"Korea Utara akan terus melakukan uji coba rudal sampai putaran modernisasi saat ini selesai," Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Pusat Studi Nonproliferasi, mengatakan kepada CNN awal pekan ini.

Uji coba nuklir bisa datang "kapan saja," tambahnya.

Pejabat Korea Selatan dan AS telah memperingatkan sejak Mei bahwa Korea Utara mungkin sedang mempersiapkan uji coba nuklir, dengan citra satelit menunjukkan aktivitas di lokasi uji coba nuklir bawah tanahnya.

Jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir, itu akan menjadi uji coba nuklir bawah tanah ketujuh negara itu dan yang pertama dalam hampir lima tahun.

4 dari 4 halaman

PM Jepang Marah

Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistik jarak pendek, menurut militer Korea Selatan seperti dikutip dari Sky News.

Kepala Staf Gabungan negara itu mengatakan mereka ditembakkan dalam jarak 22 menit ke arah perairan timurnya, ke arah Jepang, pada Kamis pagi.

Menteri pertahanan Jepang mengatakan mereka tampaknya telah menerbangkan lintasan yang tidak teratur, dengan satu mencapai ketinggian 50 km (31 mil) dan mencakup jangkauan 800 km (497 mil), dan yang lainnya 100km (62 mil) dengan jangkauan 350 km (217 mil).

Perdana menteri negara itu, Fumio Kishida, sangat marah.

"Ini yang keenam kalinya dalam waktu singkat hanya terhitung akhir September. Ini sama sekali tidak bisa ditolerir," katanya.

Peluncuran ini terjadi dua hari setelah Korea Utara menembakkan rudal jarak menengah ke Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun pada 4 Oktober lalu. Ini tampaknya sebagai tanggapan atas latihan militer bersama di wilayah yang melibatkan AS.

Dalam sebuah pernyataan tepat sebelum peluncuran terbaru, kementerian luar negeri Korea Utara mengutuk latihan tersebut karena "meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.