Sukses

Vladimir Putin Serukan Mobilisasi Parsial, Apa Dampaknya Bagi Perang di Ukraina?

Putin umumkan mobilisasi parsial di Rusia dan apa efeknya terhadap perang dan bagaimana hal itu diterima oleh rakyat Rusia?

Liputan6.com, Moskow - Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan mobilisasi parsial di Rusia yang tampaknya sebuah pengakuan bahwa perang Moskow di Ukraina tidak berjalan sesuai rencana, setelah hampir tujuh bulan pertempuran.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan Rusia akan merekrut 300.000 tentara cadangan untuk mendukung kampanye militernya, yang katanya telah merenggut nyawa 5.397 tentara Rusia.

Ini adalah mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia Kedua, di mana Putin mengatakan bahwa tenaga tambahan diperlukan untuk memenangkan perang tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga para pendukung Barat.

Putin mengeluarkan ancaman nuklir dan memerintahkan 'mobilisasi parsial' - update terbaru

Mengutip Sky News, Kamis (22/9/2022), ini arti pengumuman tersebut dan efeknya terhadap perang dan bagaimana hal itu diterima oleh rakyat Rusia?

Apa Itu Mobilisasi Parsial?

Seorang tentara Ukraina berdiri di atas bendera Rusia di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, 13 September 2022. Pasukan Rusia tampak meninggalkan Kota Izium dan Svatove di Luhansk usai pasukan Ukraina memulai serangan baru ke arah timur melalui Kharkiv. (AP Photo/Kostiantyn Liberov)

Menurut keputusan yang dipublikasikan di situs web Kremlin, panggilan itu hanya akan berlaku untuk cadangan dengan pengalaman militer sebelumnya.

Shoigu menyatakan bahwa sekitar 300.000 orang akan tersedia.

Dia mengatakan hanya mereka yang memiliki pengalaman tempur dan layanan yang relevan yang akan dimobilisasi, menambahkan bahwa ada sekitar 25 juta orang yang sesuai dengan kriteria tetapi hanya sekitar 1% dari mereka yang akan dimobilisasi.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa mereka akan diberikan lebih banyak pelatihan sebelum dikerahkan ke Ukraina, tidak termasuk pelajar atau orang-orang yang hanya bertugas sebagai wajib militer.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengapa Rusia Memerintahkan Mobilisasi Parsial?

Meskipun menteri pertahanan Rusia mengklaim bahwa 5.397 tentara Rusia telah terbunuh sejak invasi, Pentagon AS mengatakan pada bulan Agustus bahwa pihaknya percaya antara 70.000 dan 80.000 personel Rusia telah terluka.

Pada bulan Juli, Pentagon memperkirakan jumlah korban tewas Rusia sekitar 15.000 orang.

Shoigu menolak klaim dari Kiev dan Barat bahwa Rusia telah menderita kerugian besar, menurutnya 90% tentara Rusia yang terluka telah kembali ke garis depan.

Ia menambahkan bahwa mobilisasi tersebut akan membantu Rusia "mengkonsolidasikan" wilayah yang dikuasainya di belakang garis depan di Ukraina.

Pengumuman ini muncul, sehari setelah daerah-daerah yang dikuasai Rusia di timur dan selatan negara tersebut menyatakan bahwa mereka akan mengadakan pemungutan suara untuk menjadi bagian integral dari Rusia.

Jika Kremlin mampu menguasai empat wilayah Ukraina, maka Moskow dapat meningkatkan perang untuk melawan keberhasilan Ukraina baru-baru ini di medan perang.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Apa Artinya Bagi Perang?

Hal ini menunjukkan bahwa Rusia bersiap-siap untuk konflik yang panjang.

Putin mengatakan bahwa langkah untuk memobilisasi parsial "sepenuhnya memadai untuk ancaman yang kita hadapi, yaitu untuk melindungi tanah air kita, kedaulatan dan integritas teritorialnya, untuk memastikan keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang dibebaskan."

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan bahwa pengumuman Putin adalah "pengakuan bahwa invasinya gagal".

"Dia dan menteri pertahanannya telah mengirim puluhan ribu warganya sendiri ke kematian mereka, dengan perlengkapan yang buruk dan dipimpin dengan buruk," ujar Ben Wallace.

"Tidak ada jumlah ancaman dan propaganda yang dapat menyembunyikan fakta bahwa Ukraina memenangkan perang ini, komunitas internasional bersatu dan Rusia menjadi paria global," tambahnya.

Dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ada banyak pertanyaan seputar pengumuman tersebut, namun ia menekankan bahwa hal itu tidak akan mengubah komitmen Kiev untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh pasukan Rusia.

"Situasi di garis depan dengan jelas menunjukkan bahwa inisiatif itu milik Ukraina," katanya.

"Posisi kami tidak berubah karena kebisingan atau pengumuman apa pun di suatu tempat. Dan kami menikmati dukungan penuh dari mitra kami dalam hal ini," lanjutnya.

Mobilisasi ini kemungkinan tidak akan berdampak di medan perang selama beberapa bulan karena kurangnya fasilitas dan peralatan pelatihan.

 

4 dari 4 halaman

Bagaimana Pengumuman Itu Diterima di Rusia?

Tak lama setelah pidato tersebut, media Rusia melaporkan kenaikan besar dalam permintaan penerbangan keluar dari negara itu, meskipun harga tiketnya sangat tinggi.

Dmitry Oreshkin, seorang analis politik Rusia, mengatakan bahwa pengumuman itu seperti "tindakan putus asa". Dia memperkirakan orang Rusia akan menolak mobilisasi melalui "sabotase pasif".

"Orang-orang akan menghindari mobilisasi ini dengan segala cara yang mungkin, menyuap jalan keluar dari mobilisasi ini, meninggalkan negara itu," kata Oreshkin kepada Associated Press.

Dia mengatakan pengumuman itu tidak akan berjalan dengan baik dengan publik dan menggambarkannya sebagai "pukulan pribadi yang sangat besar bagi warga Rusia, yang sampai saat ini (mengambil bagian dalam permusuhan) dengan senang hati, duduk di sofa mereka, (menonton) TV. Dan sekarang perang telah masuk ke rumah mereka."

Gerakan oposisi Vesna menyerukan protes nasional pada hari Rabu (21/9). "Ribuan pria Rusia - ayah, saudara laki-laki, dan suami kita - akan dilemparkan ke dalam penggiling daging perang. Untuk apa mereka akan mati? Untuk apa para ibu dan anak-anak akan menangis?" ungkap Gerakan oposisi Vesna.

Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang yang berani melakukan protes dalam menghadapi penindasan Rusia, terkait oposisi dan hukumnya yang keras jika menentang pendiskreditan tentara dan apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus".

Apakah Ini Bisa Mengarah Pada Mobilisasi Penuh?

Petugas penyelamat Ukraina membawa seorang wanita tua di bawah jembatan yang hancur di Irpin, dekat Kyiv, Ukraina, Jumat, 1 April 2022. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, kini perang yang berkecamuk memasuki hari ke-37. (AP Photo /Efrem Lukatsky)

Mobilisasi penuh tidak mungkin terjadi. Hal itu akan menjadi sesuatu yang tidak diinginkan di Rusia dan lebih merusak reputasi Putin setelah kemunduran militer Moskow baru-baru ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.