Sukses

Dejavu Prosesi Pemakaman Putri Diana dan Ratu Elizabeth II, Ribuan Pelayat hingga Lemparan Bunga

Ratu Elizabeth II dan Putri Diana merupakan tokoh yang sangat dicintai masyarakatnya, terlihat saat prosesi pemakamannya juga memiliki beberapa persamaan.

Liputan6.com, London - Tepat 17 bulan setelah ditinggal oleh suami tercintanya, Philip, Ratu Elizabeth II menyusul menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Kapel St George yang berada di Kastil Widsor.

Sebelumnya, dalam prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II, puluhan ribu pelayat berbaris di sepanjang jalan yang dilintasi rombongan pembawa peti mati sang ratu Inggris, termasuk dari Wellington Arch ke Berkshire -- sekitar 25 mil, untuk memberikan penghormatan terakhir.

Seperti dikutip dari laman The Daily Mail UK, Kamis (22/9/2022), saat mobil jenazah yang membawa peti mati Ratu Elizabeth II melintas, bunga-bunga turut dilemparkan ke jalan oleh warga yang berada di pinggir jalan yang melihat untuk memberikan penghormatan terakhirnya. Pemandangan seperti itu berlanjut hampir di sepanjang jalan menuju Windsor.

Saat mobil jenazah tiba di tempat tujuan, mobil sudah tampak tertutupi bebungaan.

Bak dejavu, momen tersebut membawa kembali ingatan kepada kenangan pemakaman Putri Diana tepat 25 tahun yang lalu. Saat kendaraan yang mengangkut peti jenazah Putri Diana dari London ke tempat peristirahatan terakhirnya di Althrop, Northamptonshire juga tiba dengan ditutupi bunga-bunga.

Selain itu, mengutip US Magazine, Ratu Elizabeth II yang menjalani pemakaman kenegaraan dan Diana yang menjalani upacara kerajaan memiliki beberapa persamaan lainnya.

Ada saat di mana Pangeran William (kini Prince of Wales) dan Pangeran Harry yang berjalan di belakang peti mati sang nenek, situasi serupa 25 tahun yang lalu saat keduanya berjalan di belakang peti mati Putri Diana.

"Momen jalan kaki itu, adalah salah satu hal tersulit yang pernah saya lakukan," kata William, tentang prosesi tahun 1997 dalam film documenter BBC 2017: Diana, 7 Days.

Pada Senin 19 September, Raja Charles III juga memberikan penghormatan terakhirnya pada mendiang Ratu Elizabeth dan meletakkan sebuah catatan di atas peti mati Elizabeth yang bertuliskan, "Dalam kenangan penuh kasih dan pengabdian, Charles R"—yang mengingatkan kembali kita semua pada kartu Prince of Wales dan Suke of Sussex untuk Diana yang juga dihiasi di atas peti matinya yang bertuliskan "Mummy".

Menjelang pemakaman ratu yang paling lama berkuasa, keluarga kerajaan mengiringi peti matinya ke Westminster Hall pada hari Rabu, 14 September. William dan Harry termasuk di antara orang-orang yang berjalan di samping peti jenazah seperti perjalanan mereka dari Istana Kensington ke Westminster Abbey sebelum upacara pemakaman ibu mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesamaan

Duke of Cambridge berkomentar tentang kesamaan tersebut kepada seorang pengamat yang mengikuti prosesi ratu ke Westminster Hall. William berbicara tentang "betapa sulitnya itu ... dan bagaimana hal itu mengingatkannya pada pemakaman ibunya," kata seorang pengamat kepada The Telegraph.

Selain itu, diketahui saudara laki-laki Puri Diana, Charles Spencer juga datang menghadiri kebaktian Ratu Elizabeth II.

Selain beberapa hal di atas, peti mati Ratu Elizabeth II dan Putri Diana juga dibungkus oleh bendera yang sama dengan Royal Standard, bendera yang mewakili pengasa dan kerajaan Inggris.

Satu hal yang paling mengingatkan kepada kejadian 25 tahun lalu adalah banyak warga yang berduka atas kematian Diana yang dikenal sebagai "Putri Rakyat".

Teriakan dan tangisan duka terdengar dari kerumunan warga Inggris saat peti jenazahnya melewati ribuan pelayat pada kebaktiannya di Agustus 1997. Sama halnya dengan Ratu Elizabeth, yang sangat dihormati oleh rakyatnya, kini ia diberikan penghormatan yang sama oleh warga Inggris selama prosesi pemakaman kenegaraannya.

Sebelum pemakaman kenegaraan Elizabeth II dilangsungkan, ribuan pelayat berdiri selama belasan jam untuk memberikan penghormatan terakhir mereka kepada Ratu Elizabeth II.

3 dari 4 halaman

Warga di Prosesi Pemakaman Kenegaraan Ratu Elizabeth II

Dilansir dari Daily Mail UK, para pelayat di pemakaman Elizabeth II berdiri di atas tiang penyangga, pagar, serta kursi atau bahkan duduk di Pundak satu sama lain untuk melihat mobil jenazah melintas.

Enid Read (80) dan putrinya, Ellen Read (43), yang tinggal di Morecambe, Lancashire merupakan salah satu dari orang yang menunggu di sekitar jalan tempat peti mati Ratu Elizabeth II melintas.

Nyonya Read, yang masih hidup sepanjang masa pemerintahan Ratu, pertama kali melihatnya ketika dia berusia enam tahun saat Putri Elizabeth saat itu berkuda menuju Horse Guards Parade di London.

'Kerumunan orang mendorong saya ke depan karena saya juga masih kecil sehingga saya bisa melihatnya dengan baik. Saya melihatnya lagi ketika saya berusia 15 tahun di Katedral St Auburn dan lagi di Aberdeen pada tahun 1997,' tambahnya. "Dia sangat cantik dan contoh yang baik karena dia mewakili kebaikan dan empati dan itu akan membuat kita bangga mengetahui bahwa dia mewakili negara.”

Selain Nyonya Read, ada akuntan Adam Djibo (46 tahun) yang melakukan perjalanan dari Aylesbury, Buckinghamshire, bersama istrinya, pekerja NHS Aicha (42 tahun), dan ketiga anak mereka lalu berdiri di seberang gedung Household Mounted Cavalry Regiment di Hyde Park pada pukul 8 pagi waktu London.

Mr Djibo berkata: 'Ratu senantiasa hadir dalam kehidupan kami dan menjadi panutan yang nyata untuk diteladani. Saya berusia 46 tahun dan bahkan bagi orang tua saya, dia selalu berperan sebagai figur utama bagi Inggris, mewakili banyak generasi dan komunitas yang berbeda.’

Pensiunan perawat Bobbi Moth (57 tahun) dan Paula Reynolds (55 tahun), melakukan perjalanan dari Portsmouth pada Minggu malam untuk memberikan penghormatan mereka di dekat Hyde Park Corner.

Nyonya Moth menghabiskan 21 tahun di Angkatan Laut dan bertugas di Afghanistan pada tahun 2006, sementara Nyonya Reynolds bertugas selama 14 tahun di Angkatan Darat, termasuk tur ke Irak pada tahun 1991.

“Kami berdua bertugas untuk waktu yang lama sehingga merasakan hubungan ini dan sudah sepantasnya kami datang untuk memberikan penghormatan,” ungkap Nyonya Moth.

“Saya memiliki tubuh yang kecil dan ini merupakan sebuah tantangan untuk menemukan tempat yang tepat agar bisa melihat peti jenazah lewat dengan jelas, saya bertengger di tepi jalan untuk ini.”

4 dari 4 halaman

Formasi Khusus Penghormatan Terakhir Elizabeth

Banyaknya warga yang akan melihat prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II membuat personel militer dan polisi di Inggris bekerja keras dalam menjaga dan mengamankan prosesi pemakaman, tetapi, tetap saja prosesi pemakaman memakan korban dengan ada beberapa warga yang pingsan. Beberapa personel militer di dekat Wellington Arch dibantu oleh rekan-rekannya mengevakuasi para korban.

Selain itu, ada momen mengharukan yang datang dari perkumpulan petani yang membentuk formasi untuk memberikan perngormatan kepada Ratu saat Ratu menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Diketahui ada lebih dari 30 traktor—dengan beberapa yang dihiasi bunga—berbaris rapi di A308 di mana peti mati berjalan melewati tugu peringatan Magna Carta di Runnymede.

Mantan walikota Windsor, Colin Rayner, mengatakan bahwa mereka terinspirasi untuk membuat gerakan tersebut setelah para petani Skotlandia membentuk formasi yang serupa saat Ratu meninggalkan Kastil Balmoral minggu lalu. Mr Rayner, 64 tahun, mengatakan: 'Kami adalah petani lokal yang mengucapkan selamat tinggal kepada petani lokal lainnya dan tetangga yang sangat baik yang kebetulan adalah Yang Mulia Ratu.

Alih-alih menggunakan jalan tol ke Kastil Windsor, mobil jenazah mengikuti A-roads, yang memungkinkan puluhan ribu simpatisan dapat melihat dan memberikan penghormatan terakhirnya kepada Ratu karena mereka berdiam di sepanjang jalan tersebut.

Ribuan pelayat berdatangan melalui Windsor dan Eton untuk berbaris di Long Walk hingga Kastil Windsor. Anne Cooper, dari Aylesbury, menggambarkan suasananya sebagai suasana yang 'tenang'.

Nona Cooper berkata: 'Dia telah menjadi Ratu sepanjang hidup saya. Dia adalah bagian yang sangat luar biasa dari negara ini.’

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.