Sukses

Posisi Duduk Joe Biden Saat Pemakaman Ratu Elizabeth II di Belakang, Menurunkan Kehormatan AS?

Hal yang juga menjadi sorotan saat Pemakaman Ratu Elizabeth II salah satunya adalah Joe Biden yang tidak duduk di baris depan di Wesminster Abbey. Mengapa demikian? Ini alasannya.

Liputan6.com, London - Hal yang juga menjadi sorotan dalam pemakaman Ratu Elizabeth II pada 19 September 2022 adalah aturan dari protokol kerajaan soal aturan duduk. Salah satunya penempatan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden yang duduk di baris ke-14 saat di Westminster Abbey.

Biden dan istrinya ditempatkan tujuh baris dari belakang dalam kebaktian yang dihadiri oleh sekitar 2.000 pemimpin dunia, bangsawan, dan pejabat asing.

Setelah tiba di lokasi pemakaman Ratu Elizabeth II dengan iring-iringan mobilnya sementara para pemimpin dunia lainnya naik bus, pemimpin negara adidaya itu kemudian ditempatkan di belakang Presiden Polandia Andrzej Duda.

Selama kebaktian peringatan sekitar satu jam, presiden Joe Biden duduk tepat di belakang Andrzej Duda, pemimpin Polandia, dan tepat di depan Petr Fiala, perdana menteri Republik Ceko.

Dia juga ditempatkan di belakang Kaisar dan Permaisuri Jepang yang duduk di barisan ke-6, di belakang bangsawan Eropa dan Raja Yordania.

Sementara Jill Biden duduk di samping Ignazio Cassis, presiden Swiss.

Biden duduk di transept bagian selatan Westminster Abbey, di area gereja yang diperuntukkan bagi para pemimpin dunia. Transept selatan merupakan pojok penyair di mana penulis Inggris terkemuka seperti Geoffrey Chaucer dimakamkan.

Para tamu duduk di sebelah kiri, kanan, dan di depan pelataran tempat peti jenazah Ratu disimpan, sementara Raja Charles III dan anggota keluarga kerajaan menempati beberapa baris pertama.

Biden dan istrinya terlihat berpegangan tangan ketika mereka tiba di biara pada Senin pagi untuk upacara pemakaman selama satu jam. Ia mengenakan setelan hitam dan dasi. Sementara Jill Biden mengenakan gaun hitam karya Schiaparelli.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perlakuan Tidak Hormat?

Hal tersebut bahkan membuat mantan presiden AS Donald Trump bereaksi dengan mengatakan hal tersebut adalah langkah yang memperlakukan Amerika dengan 'tidak hormat'.

Namun, sekarang telah terungkap bahwa posisi presiden AS di tengah kerumunan bukanlah keputusan politik yang diperhitungkan, melainkan diputuskan oleh protokol kerajaan.

Menurut Telegraph, pada pemakaman Ratu Elizabeth II, para pemimpin politik dari negara-negara Persemakmuran kedudukannya lebih tinggi daripada pemimpin politik dari negara-negara lain di dunia, meskipun mereka berasal dari negara yang lebih kecil atau kurang berpengaruh.

Hal inilah yang menyebabkan Presiden Biden duduk di baris ke tujuh di belakang Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Tetapi, fakta tersebut tidak membuat Donald Trump berhenti mengolok-olok pria yang menggantikannya sebagai presiden di media sosial, dengan berani menyatakan 'mereka tidak akan membuat saya duduk di sana' jika dia diundang.

Ketika ia memposting reaksi pertamanya terhadap pemakaman, yang ia posting di Truth Social, ia memperhatikan posisi Biden dalam Westminster Abbey yang berada di belakang presiden Polandia.

"Inilah yang terjadi pada Amerika hanya dalam dua tahun yang singkat. Tidak ada rasa hormat! Namun, inilah saat yang tepat bagi Presiden kita untuk mengenal para pemimpin negara-negara Dunia Ketiga."

"Jika saya jadi presiden, mereka tidak akan mendudukkan saya di sana-dan negara kita akan jauh berbeda dari sekarang!"

3 dari 4 halaman

Pengaturan Posisis Duduk yang Rumit

Kantor urusan Luar Negeri Inggris kemudian menanggapi pertanyaan tentang siapa yang akan duduk di mana dan dengan siapa. 

Ratu Margrethe dari Denmark, yang merupakan raja terlama yang masih hidup di Eropa, duduk di bagian depan di foreign section. Sementara Gulf Royal berada di belakang mereka, banyak di antaranya hadir tanpa istri mereka.

Tetapi semua memiliki kesamaan—mereka datang ke pemakaman dengan menaiki sebuah bus besar.

Raja dan Ratu Bhutan, Kaisar dan Permaisuri Jepang, serta Raja Felipe dan Ratu Letizia dari Spanyol, semuanya datang ke pemakaman dengan bus. Para pemimpin dunia seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern juga tiba dengan armada bus.

Lord Renwick, yang menjabat sebagai duta besar Inggris untuk Amerika Serikat pada awal 1990-an, mengatakan kepada Times bahwa dia merasa kasihan pada kantor protokol Istana Buckingham saat menyusun bagan tempat duduk yang rumit.

"Anda bisa berpura-pura itu adalah urutan abjad tetapi sebenarnya tidak," kata Renwick. "Biden tidak terbawa ego soal itu, dia berada di barisan depan. Macron (presiden Prancis) akan histeris jika dia tidak diberi tempat kehormatan. Olaf Scholz (kanselir Jerman) tidak akan peduli. Anda harus berkata pada diri sendiri: 'Siapa yang akan histeris?’

Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa profil Biden yang lebih rendah bukan tentang protokol dan lebih banyak tentang fakta bahwa 'ini bukan acara kami. Ini adalah acara orang Inggris'. AS harus peka terhadap hal itu, kata pejabat itu, yang tidak berwenang untuk berkomentar secara terbuka dan berbicara dengan syarat anonim.

4 dari 4 halaman

Biden Diantar Mobil Teraman di Dunia

Sementara itu, kedatangan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden  membawa The Beast lapis baja ke pemakaman Ratu Elizabeth II sementara para pemimpin dunia lainnya diminta untuk naik bus bersama, seperti protokol standar yang ditetapkan pemerintah Inggris.

Persiapan logistik sedang dilakukan untuk pertemuan terbesar pejabat asing di tanah Inggris sejak pemakaman mantan Perdana Menteri Winston Churchill pada tahun 1965, dan perencana pemakaman khawatir bahwa mengumpulkan lebih dari 100 raja, ratu dan kepala negara akan menyumbat jalan-jalan di sekitar Westminster Abbey, di mana layanan akan berlangsung pada Senin, 19 September.

Banyak pemimpin dunia akan diminta untuk naik bus bersama dari lokasi yang dirahasiakan di London barat, namun akan ada pengecualian untuk yang paling utama - termasuk Biden, demikian menurut The UK Times.

Supercar berlapis baja seberat 8 ton seharga £1,2 juta (Rp 17 miliar) milik Joe Biden - dijuluki The Beast - adalah kendaraan paling aman di dunia.

Dilengkapi dengan sistem keamanan canggih, mobil ini dapat menahan serangan bom yang menghancurkan dan bahkan tembakan senjata api.

Pintu berlapis baja setebal 8 inci - sama seperti Boeing 737 - dan disegel untuk menahan serangan biologis dan kimia.

Jendelanya terbuat dari lima lapis kaca polikarbonat.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.