Sukses

Nyatakan Pandemi COVID-19 di AS Berakhir, Joe Biden: AS Lakukan Banyak Hal untuk Kendalikan Virus Corona

Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa pandemi COVID-19 di negaranya sudah berakhir.

Liputan6.com, Washington - Presiden Joe Biden telah menyatakan pandemi COVID-19 di AS berakhir, bahkan ketika jumlah orang Amerika yang meninggal karena COVID-19 terus meningkat.

Biden mengatakan bahwa sementara "kami masih memiliki masalah", situasinya membaik dengan cepat.

Dilansir BBC, Selasa (20/9/2022), statistik menunjukkan bahwa rata-rata lebih dari 400 orang Amerika meninggal akibat virus setiap hari.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pekan lalu bahwa akhir pandemi sudah "di depan mata".

Dalam sebuah wawancara dengan 60 Minutes di CBS, Biden mengatakan bahwa AS masih melakukan "banyak pekerjaan" untuk mengendalikan Virus Corona COVID-19.

"Kalau diperhatikan, tidak ada yang memakai masker," katanya. 

"Semua orang tampaknya dalam kondisi yang cukup baik... Saya pikir itu berubah."

Pada bulan Agustus, pejabat AS memperpanjang keadaan darurat kesehatan masyarakat COVID-19 yang sedang berlangsung, yang telah berlaku sejak Januari 2020, hingga 13 Oktober. Hingga saat ini, lebih dari satu juta orang Amerika telah meninggal karena penyakit virus corona.

Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa rata-rata tujuh hari kematian saat ini mencapai lebih dari 400, dengan lebih dari 3.000 kematian dalam seminggu terakhir. Pada Januari 2021, sebagai perbandingan, lebih dari 23.000 orang dilaporkan meninggal karena virus selama rentang satu minggu. 

Sekitar 65% dari total populasi AS dianggap telah divaksinasi lengkap.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mandat Vaksin

Beberapa mandat vaksin federal tetap berlaku di AS - termasuk pada petugas kesehatan, personel militer, dan setiap warga negara non-AS yang memasuki negara itu dengan pesawat terbang. 

Pejabat kesehatan masyarakat telah menyatakan optimisme hati-hati dalam beberapa pekan terakhir bahwa dunia sedang menuju pemulihan pandemi tetapi terus mendesak orang untuk berhati-hati.

Pada hari Senin, Dr Anthony Fauci, kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengakui situasinya telah membaik. Namun dalam komentar yang dibuat di sebuah think-tank Washington DC, dia menambahkan bahwa tingkat kematian harian saat ini masih "sangat tinggi".

"Kami tidak berada di tempat yang kami butuhkan jika kami ingin 'hidup dengan virus'," kata Dr Fauci.

Dia juga mengingatkan bahwa varian baru COVID-19 masih bisa muncul, terutama di bulan-bulan musim dingin mendatang.

3 dari 4 halaman

Vaksin Baru

AS baru-baru ini mengesahkan vaksin baru yang cocok dengan versi varian Omicron yang saat ini dominan di negara itu, dengan pejabat kesehatan federal meminta orang Amerika untuk selalu memperbarui vaksin mereka. 

Pekan lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dunia "tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi"."Kami belum sampai di sana," katanya. 

"Tapi akhir sudah di depan mata."

COVID-19 juga terus memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian AS, dengan Biro Riset Ekonomi Nasional melaporkan pekan lalu bahwa penyakit terkait Covid telah memangkas tenaga kerja AS sekitar 500.000 orang.

4 dari 4 halaman

Dampak Pandemi

Biden mengatakan dia percaya bahwa pandemi memiliki dampak "mendalam" pada jiwa orang Amerika.

"Itu telah mengubah segalanya ... sikap orang tentang diri mereka sendiri, keluarga mereka, tentang negara bangsa, tentang keadaan komunitas mereka," katanya.

"Ini adalah masa yang sangat sulit. Sangat sulit."

Lebih dari 6,5 juta orang telah meninggal sejak awal pandemi di seluruh dunia. AS memiliki angka kematian tertinggi, diikuti oleh India dan Brasil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.