Sukses

Viral Umrah Atas Nama Ratu Elizabeth II, Pria Yaman Ditangkap Polisi

Pria Yaman itu melakukan haji untuk Ratu Elizabeth II. Pakar agama berkata tindakan itu tidak perlu sebab Ratu Elizabeth II berbeda agama.

Liputan6.com, London - Seorang pria Yaman diamankan polisi karena melaksanakan umrah atas nama Ratu Elizabeth II. Pakar agama menyebut hal itu tak diperlukan mengingat Ratu Elizabeth II memiliki agama berbeda. 

Tindakan pria paruh baya itu viral di media sosial. Ia tampak membawa kain putih yang bertuliskan harapan agar Ratu Elizabeth II masuk surga. 

Dilaporkan Middle East Eye, Rabu (14/9/2022), pria itu diamankan oleh polisi pada Senin 12 September 2022. Polisi berkata kasus ini telah dilimpahkan ke kejaksaan untuk investigasi. 

Pakar agama dari Universitas Al-Azhar menyebut Ratu Elizabeth II tidak perlu diwakilkan umrah karena bukan orang Muslim.

"Mendiang Ratu Elizabeth II tidak melakukan Haji atau Umrah karena ia bukan orang Muslim," ujar cendekiawan Ashraf Al-Najjar. 

Namun, ia berkata mendoakan Ratu Elizabeth II dibolehkan.

"Nabi Muhammad berdoa untuk pria Yahudi yang meninggal ketika proses pemakamannya melewatinya," jelas Al-Najjar.

Defender of the Faith

Sesuai tradisi, Ratu Elizabeth II merupakan pengikut Gereja Inggris (Church of England). Penguasa monarki Inggris memiliki gelar Supreme Governor of the Church of England. 

Raja atau Ratu Inggris lantas punya kekuasaan untuk mengangkat Uskup Agung, Uskup, dan Dean di Gereja Inggris.

Saat koronasi, Uskup Agung dari Canterbury (Archbishop of Canterbury) juga berperan untuk mentasbihkan raja atau ratu. Uskup Agung dari Canterbury adalah pemimpin Gereja Inggris. Kini, Raja Charles III menjadi Defender of the Faith.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siapa Saja yang Diundang dalam Acara Pemakaman Ratu Elizabeth II?

Pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin 19 September 2022 mendatang akan menjadi salah satu pertemuan bangsawan dan politikus terbesar yang diselenggarakan di Inggris selama beberapa dekade.

Undangan keluar selama akhir pekan, dengan sekitar 500 kepala negara dan pejabat asing diharapkan hadir. 

Dilansir BBC, Rabu (14/9/2022), mayoritas pemimpin telah diminta untuk tiba dengan penerbangan komersial dan diberitahu bahwa mereka akan diangkut secara massal dari sebuah lokasi di London barat.

Upacara akan diadakan di Westminster Abbey, yang memiliki kapasitas untuk sekitar 2.200 orang.

Berikut adalah sejumlah undangan untuk pemakaman Ratu Elizabeth II:

1. Keluarga Kerajaan Eropa

Anggota keluarga kerajaan dari seluruh Eropa, banyak di antaranya adalah kerabat Ratu.

Raja Belgia Philippe dan Ratu Mathilde telah mengkonfirmasi mereka akan berada di sana, seperti halnya Raja Willem-Alexander dan istrinya, Ratu Maxima, bersama ibunya, mantan ratu Belanda Putri Beatrix.

Raja Felipe dan Ratu Letizia dari Spanyol juga telah menerima undangan, begitu pula keluarga kerajaan Norwegia, Swedia, dan Denmark

3 dari 4 halaman

2. Presiden AS

Gedung Putih telah mengkonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden akan hadir bersama dengan Ibu Negara Jill Biden, meskipun mereka diketahui tidak bepergian dengan bus.

Banyak diskusi terfokus pada apakah Presiden Biden akan mengundang pendahulunya, Donald Trump, untuk menjadi bagian dari delegasi AS, tetapi batasan jumlah delegasi berarti mantan presiden belum tentu dapat hadir.

Ada spekulasi bahwa beberapa mantan presiden dan ibu negara - terutama Obama - mungkin menerima undangan pribadi.

Jimmy Carter, yang menjabat sebagai presiden dari 1977 hingga 1981, belum menerima undangan, kata kantornya kepada Politico.

Para pemimpin dari seluruh Persemakmuran, di mana Ratu menjabat sebagai kepala untuk keseluruhan pemerintahannya, diharapkan hadir.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah menerima undangan, demikian pula Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Sejumlah gubernur jenderal yang menjabat sebagai wakil raja di wilayah Persemakmuran diharapkan hadir bersama para pemimpin negara mereka.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga dilaporkan telah menerima undangan. 

Perdana Menteri India Narendra Modi belum mengkonfirmasi apakah dia akan hadir.

4 dari 4 halaman

Puisi untuk Ratu Elizabeth II

Pangeran Harry dan Andrew resmi dilarang menggunakan seragam militer selama rangkaian prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II. Keduanya akan ikut berjalan kaki mengantarkan peti mati Ratu dari Istana Buckingham ke Westminster Hall pada Rabu (14/9/2022).

Prosesi itu akan dipimpin Raja Charles III. Turut bergabung dengan mereka adalah Putri Anne, Pangeran Edward, Pangeran William, Peter Philips, Wakil Laksamana Sir Tim Laurence, Duke of Gloucester, dan Earl of Snowdon yang merupakan kemenakan Ratu Elizabeth II. Meghan Markle, Kate Middleton, Sophie Wessex, dan Permaisuri Camilla akan mengikuti di belakang dengan menaiki mobil. 

Sementara anggota kerajaan lain akan mengenakan seragam militer masing-masing, Harry dan Andrew akan memakai setelan jas biasa. Juru bicara Pangeran Harry pun bersuara atas larangan memakai seragam tersebut. Perwakilannya bersikeras bahwa "pengabdian militer selama satu dekade tidak ditentukan oleh seragam yang dikenakan."

"Pangeran Harry akan mengenakan morning suit sepanjang acara untuk menghormati neneknya," ujar juru bicara tersebut, dikutip dari The Sun. Begitu pula dengan busana yang akan dikenakan Pangeran Andrew.

Meski demikian, Andrew telah diizinkan mengenakan seragam militernya sebagai "tanda penghormatan khusus" untuk mendiang ibunya saat berdiri di samping peti mati dalam tradisi Vigil of The Princes di Westminster Hall. Hal yang sama dilakukannya dengan ketiga saudaranya di Katedral St. Giles, Edinburgh, pada Senin, 12 September 2022.

Peti mati Ratu akan dibawa ke Westminster Hall pada Rabu sore, tempat pelayanan singkat akan digelar dan dipimpin Archbishop of Canterbury. Para anggota kerajaan akan berangkat dengan mobil bersama sejumlah masyarakat yang memasuki aula dari pukul 5 sore, waktu setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.