Sukses

Perbatasan Armenia dan Azerbaijan Memanas Lagi, Kedua Kubu Saling Tembak Artileri

Senin 12 September 2022 malam, pertempuran antara pasukan Armenia dan Azerbaijan kembali berkobar. Kedua belah pihak melaporkan sengitnya penembakan artileri.

, Nagorno-Karabakh - Senin 12 September 2022 malam, pertempuran antara pasukan Armenia dan Azerbaijan kembali berkobar. Kedua belah pihak melaporkan sengitnya penembakan artileri.

Sekitar tengah malam, pasukan Azerbaijan menembaki pasukan Armenia di tiga lokasi di sepanjang perbatasan. Azerbaijan mengatakan pihaknya melepaskan tembakan sebagai respons atas aktivitas penumpukan ranjau darat dan senjata milik Armenia di dekat perbatasan.

Tembakan ini pun dibalas oleh tentara Armenia.

Pertempuran itu terjadi di dekat wilayah Nagorno-Karabakh, sebuah daerah di Azerbaijan di mana pada tahun 1991 separatis etnis Armenia mendeklarasikan republik terpisah yang kemudian dikenal sebagai Artsakh.

Pada konferensi pers Selasa 13 September 2022 pagi waktu setempat, seperti dikutip dari DW Indonesia, juru bicara pertahanan Armenia, Aram Torosyan, mengatakan situasi tetap "sangat tegang" dan pertempuran masih berlanjut.

Armenia dan Azerbaijan Saling Menyalahkan

Masing-masing negara mengaku telah melancarkan respons yang proporsional terhadap apa yang mereka anggap sebagai provokasi dari pihak lain.

"Pada pukul 00:05 pagi (waktu setempat) hari Selasa, Azerbaijan meluncurkan penembakan intensif, dengan artileri dan senjata api kaliber besar, terhadap posisi militer Armenia ke arah kota Goris, Sotk, dan Jermuk," menurut Kementerian Pertahanan Armenia.

Namun, pihak Azerbaijan menuduh pasukan Armenia telah melakukan "tindakan subversif skala besar" yang dilakukan pada Senin malam di dekat distrik perbatasan Dashkesan, Kelbajar dan Lachin dengan menempatkan ranjau darat dan memobilisasi senjata. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban di Kedua Belah Pihak

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukannya menghadapi "penembakan intens senjata berbagai kaliber, termasuk mortir, oleh unit tentara Armenia."

"Tindakan balasan yang diambil oleh militer Azerbaijan dalam menanggapi provokasi oleh militer Armenia adalah lokal dan ditujukan terhadap objek militer yang sah yang menjadi sasaran tembak," menurut Kementerian Pertahanan Azerbaijan.

Kedua belah pihak mengakui adanya korban di pihak militer tetapi tidak mengonfirmasi jumlahnya. 

Konflik Berkepanjangan Atas Nagorno-Karabakh

Daerah kantong etnis Armenia di Nagorno-Karabakh adalah tempat yang kerap menjadi konflik bersenjata antara Azerbaijan dan Armenia dalam beberapa dekade terakhir.

Wilayah itu dikuasai oleh separatis Armenia selama hampir 30 tahun sampai Azerbaijan kembali mendapat kendali atas sebagian besar wilayah itu, setelah perang enam minggu pada tahun 2020 dan adanya perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Rusia.

Pekan lalu, Armenia menuduh Azerbaijan membunuh salah satu tentaranya dalam baku tembak di perbatasan, sementara Azerbaijan juga menuduh Armenia telah menembaki pasukannya dalam beberapa bulan terakhir. 

3 dari 4 halaman

Sudah Ada Perjanjian Damai Antara Azerbaijan dan Armenia

Sejatinya tahun 2020 lalu sudah ada kesepakatan damai telah disepakati antara Armenia dan Azerbaijan, dua wilayah bekas republik Uni Soviet di wilayah Kaukasus.

Perjanjian ini mengakhiri pertempuran sengit selama berminggu-minggu, yang menewaskan ribuan orang dan mengakibatkan banyak warganya terlantar.

Kesepakatan damai, yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, berlaku mulai Selasa 10 November 2020 pukul 01.00 waktu setempat (Senin 9 November pukul 21.00 GMT ).

Wartawan BBC Orla Guerin di Baku mengatakan bahwa secara keseluruhan, kesepakatan itu berati kemenangan Azerbaijan dan kekalahan Armenia.

Selama pidato online yang disiarkan televisi, Presiden Putin mengatakan bahwa penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan untuk berpatroli di garis depan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi bahwa 1.960 personel akan terlibat, dan laporan yang beredar menyebut pesawat telah meninggalkan pangkalan udara di Ulyanovsk pada hari Selasa, membawa penjaga perdamaian dan mengangkut personel bersenjata lengkap ke Karabakh. Bagian dari peran mereka adalah menjaga "koridor Lachin", yang menghubungkan ibu kota Karabakh, Stepanakert, ke Armenia.

Turki juga akan mengambil bagian dalam proses pemeliharaan perdamaian, menurut presiden Azerbaijan, yang bergabung dengan Presiden Putin selama pidato tersebut.

4 dari 4 halaman

Kronologi Konflik Sebelumnya

Pusat konflik adalah wilayah Nagorno-Karabakh. Area yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnis Armenia.

Negara-negara tersebut melakukan perang berdarah di wilayah tersebut pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, dan menjadi pemicu bentrokan kekerasan pada tahun-tahun sesudahnya.

Nagorno-Karabakh adalah bagian dari Azerbaijan, tetapi populasinya mayoritas adalah Armenia. Ketika Uni Soviet dilanda peningkatan ketegangan di republik-republik konstituennya pada 1980-an, Nagorno-Karabakh memilih untuk menjadi bagian dari Armenia - memicu perang yang berhenti dengan gencatan senjata pada 1994.

Sejak itu, Nagorno-Karabakh tetap menjadi bagian Azerbaijan tetapi dikendalikan oleh etnis separatis Armenia yang didukung oleh pemerintah Armenia. Hingga saat ini, negosiasi yang dimediasi oleh kekuatan internasional gagal menghasilkan kesepakatan damai.

Armenia adalah mayoritas Kristen sedangkan Azerbaijan adalah mayoritas Muslim. Turki memiliki hubungan dekat dengan Azerbaijan, sedangkan Rusia bersekutu dengan Armenia - meskipun Turki juga memiliki hubungan baik dengan Azerbaijan.

Berebut Kendali

Kaukasus adalah wilayah pegunungan yang penting secara strategis di Eropa Tenggara. Selama berabad-abad, berbagai kekuatan di wilayah ini - baik Kristen maupun Muslim - bersaing untuk mendapatkan kendali di sana.

Armenia dan Azerbaijan modern menjadi bagian dari Uni Soviet ketika dibentuk pada 1920-an. Nagorno-Karabakh adalah wilayah mayoritas etnis Armenia, tetapi Soviet memberikan kendali atas wilayah tersebut kepada otoritas Azerbaijan.

Baru setelah Uni Soviet mulai runtuh pada akhir 1980-an parlemen regional Nagorno-Karabakh secara resmi memilih untuk menjadi bagian dari Armenia.

Azerbaijan berusaha untuk menekan gerakan separatis, sedangkan Armenia mendukungnya. Hal ini menyebabkan bentrokan etnis, dan - setelah Armenia dan Azerbaijan mendeklarasikan kemerdekaan dari Moskow - perang skala penuh.

Puluhan ribu orang tewas dan hingga satu juta orang mengungsi di tengah laporan pembersihan etnis dan pembantaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Kebanyakan dari mereka yang mengungsi dalam perang adalah orang Azerbaijan.

Pasukan Armenia menguasai Nagorno-Karabakh sebelum gencatan senjata yang ditengahi Rusia dideklarasikan pada tahun 1994. Setelah kesepakatan itu, Nagorno-Karabakh tetap menjadi bagian dari Azerbaijan, tetapi sejak itu sebagian besar diperintah oleh separatis, republik yang dideklarasikan sendiri, dijalankan oleh etnis Armenia dan didukung oleh pemerintah Armenia. Juga membentuk Nagorno-Karabakh Line of Contact atau Garis Kontak Nagorno-Karabakh, memisahkan pasukan Armenia dan Azerbaijan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.