Sukses

NASA Sudah Tentukan 13 Titik di Bulan Sebagai Lokasi Pendaratan Potensial Artemis III

NASA mengumumkan bahwa mereka telah memilih 13 kemungkinan wilayah di Kutub Selatan Bulan sebagai lokasi pendaratan potensial di masa depan untuk misi Artemis III.

Liputan6.com, Jakarta - NASA mengumumkan bahwa mereka telah memilih 13 kemungkinan wilayah di Kutub Selatan Bulan sebagai lokasi pendaratan potensial di masa depan untuk misi Artemis III, sebuah proyek yang bertujuan untuk mengirim astronot kembali ke Bulan pada tahun 2025.

"Memilih wilayah ini berarti kita sudah ada di satu lompatan raksasa lebih dekat untuk mengembalikan manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak Apollo," kata Mark Kirasich, wakil administrator asosiasi untuk Divisi Pengembangan Kampanye Artemis di Markas Besar NASA di Washington.

NASA mengatakan, masing-masing wilayah ini terletak dalam enam derajat garis lintang Kutub Selatan bulan, area air es diyakini ada di kawah dan dapat memberikan akses berkelanjutan ke sinar matahari selama periode 6,5 hari, durasi yang direncanakan dari Misi permukaan Artemis III.

Misi Apollo lebih dari 50 tahun yang lalu mendarat di khatulistiwa Bulan, di mana ada bentangan panjang siang hari, selama dua minggu.

Kutub Selatan kemungkinan hanya memiliki beberapa hari paparan cahaya, membuat misi lebih menantang, seperti dikutip dari laman Xinhua, Sabtu (20/8/2022).

"Peluncuran ini memberikan kesempatan untuk belajar tentang sejarah Bulan melalui materi bulan yang sebelumnya belum dipelajari," kata Sarah Noble. , pemimpin ilmu bulan Artemis untuk Divisi Ilmu Planet NASA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Akses Wilayah Es di Bulan

Akses ke sumber es dan sinar matahari sangat penting untuk tinggal jangka panjang di Bulan karena menyediakan sumber daya dan meminimalkan variasi suhu.

Berbeda dengan misi Apollo yang berakhir pada tahun 1972, Artemis dirancang untuk menciptakan kehadiran permanen di dalam dan di sekitar Bulan.

"Wilayah es di bulan sangat berharga dari perspektif ilmiah dan juga sebagai sumber daya, karena dari situ kita dapat mengekstrak oksigen dan hidrogen untuk sistem pendukung kehidupan dan bahan bakar," kata Jacob Bleacher, kepala ilmuwan eksplorasi NASA.

NASA menjelaskan bahwa wilayah yang dipilih menyediakan opsi pendaratan untuk semua peluang peluncuran Artemis III potensial, dengan mengatakan "situs pendaratan tertentu digabungkan erat dengan waktu jendela peluncuran, sehingga beberapa wilayah memastikan fleksibilitas untuk diluncurkan sepanjang tahun."

Selain itu, dikatakan bahwa setiap wilayah yang dipilih memiliki minat ilmiah dan dievaluasi berdasarkan medan, komunikasi, dan kondisi pencahayaan, serta kemampuan untuk memenuhi tujuan sains.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

NASA Targetkan Astronot Wanita Pertama Injak Bulan di Tahun 2025

NASA memiliki target untuk mengirimkan wanita pertama untuk menginjakkan kakinya ke Bulan pada tahun 2025, itu berarti tiga tahun dari sekarang.

Apa yang disampaikan NASA bukan isapan jempol. Saat ini, NASA telah meluncurkan Space Launch System (SLS), objek tersebut akan dibawa ke Pad 39B di Kennedy Space Center di Florida untuk lepas landas yang dijadwalkan pada 29 Agustus 2022.

SLS adalah roket raksasa untuk misi Bulan barunya, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (17/8/2022).

Akan ada 3 misi bernama Artemis --  saudara kembar Dewa Yunani bernama Apollo dan Dewi Bulan.

Ada Artemis 1, Artemis 2 dan Artemis 3.

"Perjalanan itu adalah perjalanan kita dan akan dimulai dengan Artemis 1," kata NASA Administrator Bill Nelson.

“Peluncuran kru pertama, Artemis 2, dua tahun dari sekarang pada 2024. Kami berharap pendaratan pertama, Artemis 3, akan dilakukan pada 2025,” katanya kepada BBC News.

Untuk Artemis 3, NASA berjanji pada misi ketiga ini akan membawa wanita pertama yang menginjakkan kakinya di permukaan Bulan.

SLS yang tingginya hampir 100 meter akan mengendarai sebuah objek besar ke pad, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (17/8/2022).

Objek ini mulai bergerak dari Kennedy pada Selasa malam, waktu setempat, tetapi dengan kecepatan jelajah lebih dari 1 km/jam (di bawah 1 mph), dibutuhkan 8-10 jam untuk menyelesaikan perjalanan 6,7 km (4,2 mil).

4 dari 4 halaman

Sistem Lebih Canggih

Ini adalah momen penting bagi NASA, yang pada bulan Desember akan merayakan peringatan setengah abad Apollo 17, pendaratan manusia pertama dan terakhir sejauh ini di Bulan.

Badan tersebut telah berjanji untuk kembali dengan program Artemis, menggunakan teknologi yang sesuai dengan era modern (Artemis adalah saudara kembar dewa Yunani Apollo dan dewi Bulan).

NASA menganggap, misi kembali ke Bulan sebagai cara untuk bersiap pergi ke Mars bersama astronot sekitar tahun 2030-an atau segera setelahnya.

SLS akan memiliki daya dorong 15% lebih banyak daripada roket Saturn V Apollo. Kekuatan ekstra ini akan memungkinkan kendaraan untuk tidak hanya mengirim astronot jauh di luar Bumi, tetapi juga begitu banyak peralatan dan kargo sehingga kru tersebut bisa menjauh untuk waktu yang lama.

Kapsul kru, juga memiliki peningkatan kemampuan. Disebut Orion, jauh lebih luas, satu meter lebih lebar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.