Sukses

Korea Utara Banjir, 2 Orang Dilaporkan Meninggal

Setelah Korea Selatan, kini Korea Utara juga terkena banjir.

Liputan6.com, Pyongyang - Baru saja wilayah ibu kota Korea Selatan dihantam banjir, ternyata Korea Utara turut mengalami serupa. Akibatnya, sawah serta rumah yang baru saja dibangun kembali rusak.

Dilaporkan Radio Free Asia, Kamis (18/8/2022), banjir melanda Provinsi Hamgyong Selatan. Provinsi itu berada di barat daya Korut. Dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa banjir Korea Utara.

"Lebih dari 50 rumah tangga harus segera evakuasi," ujar warga kabupaten Hongwon kepada Korean Service Monday dari RFA pada Senin lalu. Ia memilih anonim karena masalah keamanan.

Hujan melanda South Hamgyong pada hari Minggu lalu, sehingga merendam lahan ternak dan merusak lusinan rumah. Rumah-rumah yang kebanjiran juga pernah terendam pada banjir tahun lalu.

Lokasi mereka berada di dekat Sungai Sodaechon, termasuk di desa-desa bernama Nampung dan Pohyun. Narasumber dari Korut berkata para warga bersedih atas bencana ini.

"Di antara rumah-rumah yang terendam sungai saat ini adalah sejumlah rumah baru yang dibangun oleh personer militer yang dimobilisasi setelah runtuhnya rumah-rumah warga sebelumnya," ujar sumber tersebut.

RFA menyebut pasukan "mobilisasi" itu adalah kebijakan pemerintah untuk mengerahkan prajurit dan warga untuk mengerjakan proyek-proyek negara secara gratis. Setelah banjir tahun lalu, pemerintah memobilisasi banyak pasukan tersebut.

Hingga Senin lalu, pemerintah Korea Utara belum mengumumkan bantuan, hal itu diprediksi karena tak ingin mengganggu peringatan liberasi dari Jepang pada Agustus 1945.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban Banjir Korea Selatan Bertambah: 14 Meninggal, 6 Hilang

Sementara itu, jumlah orang yang hilang usai banjir di Korea Selatan dilaporkan bertambah. Menurut laporan Yonhap, Minggu (14/8), angka kematian menjadi 14 orang dan enam orang hilang akibat banjir Korea Selatan.

Delapan korban meninggal berlokasi di Seoul, empat korban di Provinsi Gyeonggi yang berbatasan dengan ibu kota, dan dua korban di Provinsi Gangwon. 

Ada dua orang menghilang di Provinsi Chungheong Selatan usai truk mereka terseret banjir. Empat korban lain yang hilang berasal di Provinsi Gyeonggi dan Gangwon.

Sekitar 7.480 warga di Korea Selatan harus dievakuasi akibat banjir yang terjadi, berdasarkan data Central Disaster and Safety Countermeasures Headquarters.

Tewas di Bawah Tanah

Ada tiga orang yang meninggal di rumah bawah tanah karena terjebak banjir. Penonton film Parasite karya Bong Joon Ho pasti mengenali rumah keluarga Kim yang berada di bawah bangunan lain. Pemerintah Korea Selatan kini mulai menyetop keberedaan rumah-rumah demikian.

Wali Kota Seoul Oh Sehun (Oh Se Hoon) menjelaskan bahwa rumah underground atau semi- underground mengancam orang-orang yang rentan dalam segala aspek. Makar dari itu, Seoul berhenti menerbitkan izin untuk konstruksi rumah seperti itu.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah secara resmi meminta maaf atas dampak banjir yang terjadi. Ia pun meminta pemerintah untuk menggunakan teknologi-teknologi paling mutakhir dalam memantau jalur-jalur air.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Presiden Minta Maaf

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan permintaan maaf usai bencana banjir di ibu kota Seoul pada Senin malam 8 Agustus 2022. Banjir itu turut merendam wilayah di Gangnam. 

Ratusan orang dilaporkan harus ikut evakuasi, mati lampu terjadi, dan korban jiwa telah mencapai sembilan orang.  

"Saya berdoa kepada para korban dan meminta maaf atas nama pemerintah kepada masyarakat yang menderita ketidaknyamanan," ujar Presiden Yoon Suk Yeol, dikutip Yonhap, Rabu (10/8).

Presiden Korea Selatan juga telah mendatangi sebuah lokasi di daerah Gwanak setelah ada laporan tiga anggota keluarga yang meninggal akibat terjebak banjir. Mereka tinggal di rumah semi-basement. 

Hujan deras dan banjir yang menerjang area Seoul berdampak kepada lokasi-lokasi di dataran rendah. Ratusan warga Korsel harus evakuasi ke sekolah dan gym setempat. 

Sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol meminta jajarannya untuk all out dalam melawan dampak banjir. Presiden Yoon Suk Yeol turut mendukung penggunaan teknologi terkini. 

"Saya percaya kita harus secara aktif menggunakan teknologi digital termutakhir untuk secara konstan memantau level air di semua waterway negara, menggelar simulasi dan segera mungkin mengaktifkan sistem peringatan," ujarnya.

"Agensi-agensi relevan dan pemerintah lokal harus membangun prakiraan banjir dan sistem peringatan yang meliputi semua waterway, termasuk sungai, airan utama, dan percabangan sungai, dan memakai semua kekuatan kita untuk meminimalisir kerugian hidup dan kerusakan properti," lanjut Presiden Yoon Suk Yeol.

4 dari 4 halaman

Kemlu RI Pastikan Tak Ada WNI Korban Meninggal Akibat Banjir di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI juga telah menegaskan dan memberikan konfirmasi bahwa tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban tewas akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah di Korea Selatan.

"Tidak ada warga Indonesia korban meninggal dalam kasus ini," ujar Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI dalam press briefing yang disampaikan secara virtual pada Kamis (11/8). 

"Saat ini ada 36.392 WNI yang tinggal di Korea Selatan," ujar Judha Nugraha.

Setelah banjir melanda, Judha Nugraha menyebut KBRI Seoul melakukan koordinasi bersama otoritas setempat.

Selain itu juga menjalin komunikasi dengan WN Indonesia di sana. Warga Indonesia juga diminta untuk terus memantau informasi yang disampaikan oleh KBRI Seoul.

Kegiatan pembersihan dan upaya pemulihan mulai berjalan lancar di kawasan ibu kota Korea Selatan hari Rabu (10/8), setelah hujan dua hari yang curahnya mencapai rekor memicu banjir bandang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.