Sukses

Kanselir Jerman Bantah Soal Wacana Larangan Visa bagi Turis asal Rusia

Kanselir Jerman membantah wacana soal larangan visa untuk wisatawan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada hari Senin (15/8) bahwa meskipun ada ruang untuk melakukan debat di tingkat Uni Eropa terkait larangan masuk bagi wisatawan asal Rusia, penting untuk tidak semakin mempersulit situasi untuk oposan-oposan Rusia yang hendak meninggalkan negara itu.

Dikutip VOA Indonesia, Selasa (16/8/2022), beberapa negara Eropa, termasuk Finlandia yang hadir dalam pertemuan, telah menyerukan agar wisatawan Rusia dilarang masuk ke wilayah Uni Eropa untuk memastikan bahwa mereka ikut membayar hukuman atas invasi Rusia ke Ukraina.

“Saya rasa ini bukanlah perangnya warga Rusia, ini adalah perangnya Putin dan kita harus menekankan hal itu,” kata Scholz setelah menemui para perdana menteri negara-negara Nordik di Oslo.

Perdana Menteri Finlandia dan Denmark, Sanna Marin dan Mette Frederiksen, mengatakan bahwa larangan visa patut didiskusikan.

“Masyarakat Rusia biasa tidak memulai perang, tapi pada saat bersamaan kita harus menyadari bahwa mereka mendukung perang tersebut. Saya rasa tidak tepat membiarkan masyarakat Rusia bepergian, memasuki Eropa, area Schengen, sebagai wisatawan, berjalan-jalan, sementara Rusia membunuhi orang di Ukraina. Ini salah dan kita perlu membahasnya di Dewan Eropa,” kata Marin.

“Terjadi sebuah perang di Eropa dan pada saat yang sama kita menerima para wisatawan dari negara yang sama yang menyerang negara lain, jadi menurut saya ini adalah diskusi yang penting,” kata Frederiksen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belum Buat Keputusan

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan pemerintahnya belum membuat keputusan mengenai hal itu. Ia mengaku argumen yang pro dan kontra akan wacana itu sama baiknya. Pertemuan itu juga dihadiri Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store, yang merupakan tuan rumah, serta Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir.

Finlandia, Estonia dan Lithiania telah menyerukan larangan visa karena – sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Rusia – mereka menerima banyak pengunjung asal negara itu.

Hal itu telah memicu perdebatan di dalam negeri, sebagiannya karena orang-orang asal Rusia yang datang ke negara mereka melakukan penimbunan pasokan di negara-negara anggota Uni Eropa yang bergabung dalam sanksi Uni Eropa.

Beberapa pengunjung lainnya lantas berjalan-jalan ke lokasi-lokasi liburan di area Schengen.

Polandia kini juga mendukung larangan visa itu. Masalah itu kemungkinan akan dibahas pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa berikutnya. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Destinasi yang Tutup Pintu untuk Turis Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin telah berusaha untuk menghukum negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi terhadap negaranya.

Pada 4 April, ia menangguhkan aspek perjanjian fasilitasi visa 2006 antara Rusia dan anggota Uni Eropa yang "tidak bersahabat" yang telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina.

Keesokan harinya, Putin mengeluarkan travel advisory yang mendesak orang Rusia untuk tidak bepergian ke negara-negara Eropa yang "berbahaya". Dia menyarankan mereka pergi ke India, Turki, Sri Lanka dan negara-negara lain yang telah menolak untuk mengkritik invasi Rusia ke Ukraina atau menjatuhkan sanksi.

Namun, di Yunani, banyak pelaku bisnis perhotelan dan pemerintah tetap optimis tentang prospek pariwisata.

“Di hotel kami, orang Rusia telah digantikan oleh pelanggan terutama dari pasar Inggris,” kata Manolis Elpidis, manajer umum di Atlantica Caldera Palace di Kreta. 

“Musim telah dimulai dengan sangat baik. Jika terus berlanjut dengan kecepatan yang sama, dan hambatan lain tidak muncul, bisnis akan dengan mudah mencapai 80 persen dari level 2019,” katanya.

Itu target yang ditetapkan pemerintah Yunani, berdasarkan fakta bahwa pariwisata tahun lalu rebound hingga 60 persen dari level sebelum pandemi.

4 dari 4 halaman

Negara Lain

Di Yunani, Rusia hanya menyumbang 0,8 persen dari kedatangan dan 1,1 persen dari penerimaan tahun lalu, data Bank of Greece menunjukkan .

“Yunani adalah tujuan yang sangat diminati. Di banyak negara itu adalah tujuan yang disukai,” Sofia Zaharaki, wakil menteri pariwisata, mengatakan kepada Al Jazeera. “Kami melihat bahwa ada diversifikasi kebangsaan yang berarti kami memiliki lebih banyak pariwisata yang masuk dari negara lain.”

Yunani tidak hanya melihat kedatangan yang mendekati tingkat seperti saat sebelum pandemi; Yunani juga melihat peningkatan pendapatan.

“Ada peningkatan 27 persen dalam pengeluaran rata-rata per perjalanan pada tahun 2021 dibandingkan dengan 2019. Beberapa orang mungkin tidak bepergian [pada tahun 2020] karena pandemi, dan mungkin memiliki lebih banyak uang di tabungan, jadi kita harus melihat apakah itu tren yang berkelanjutan,” kata Zaharaki.

Yunani akan menghabiskan 71 juta euro ($76,2 juta) untuk mensubsidi pariwisata domestik untuk rumah tangga berpenghasilan rendah tahun ini, 31 juta lebih banyak daripada yang dihabiskan tahun lalu. Zaharaki percaya ini akan membantu mengimbangi kerugian 115 juta euro ($ 123,4 juta) yang dihabiskan Rusia di sana pada tahun 2021.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.