Sukses

18 Agustus 1941: Adolf Hitler Menangguhkan Program Eutanasia

Adolf Hitler menangguhkan program euthanasia di masa perang dunia II.

Liputan6.com, Jakarta - Adolf Hitler memerintahkan agar pembunuhan sistematis terhadap orang yang sakit jiwa dan cacat dihentikan karena protes di Jerman pada 18 Agustus 1941. 

Dikutip laman History, Selasa (16/8/2022), pada tahun 1939, Dr. Viktor Brack, kepala Departemen Eutanasia Hitler, mengawasi pembuatan program T.4, yang dimulai sebagai pembunuhan sistematis terhadap anak-anak yang dianggap “cacat mental”. 

Anak-anak diangkut dari seluruh Jerman ke Departemen Pemuda Psikiatri Khusus dan dibunuh. 

Belakangan, kriteria tertentu ditetapkan untuk anak-anak non-Yahudi. Mereka harus “bersertifikat” sakit jiwa, skizofrenia, atau tidak mampu bekerja karena satu dan lain hal. 

Anak-anak Yahudi yang sudah berada di rumah sakit jiwa, apa pun alasannya atau apa pun prognosisnya, secara otomatis harus mengikuti program tersebut. 

Para korban disuntik dengan zat mematikan atau dibawa ke "mandi" di mana anak-anak duduk saat gas membanjiri ruangan melalui pipa air. Program ini kemudian diperluas ke orang dewasa.

Tidak lama kemudian protes mulai meningkat di Jerman, terutama oleh para dokter dan pendeta.

Beberapa memiliki keberanian untuk menulis Hitler secara langsung dan menggambarkan program T.4 sebagai "barbar"; yang lain mengedarkan pendapat mereka dengan lebih hati-hati.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontroversi Euthanasia

Heinrich Himmler, kepala SS dan orang yang akan mengarahkan pemusnahan sistematis terhadap kaum Yahudi Eropa, hanya memiliki satu penyesalan: bahwa SS tidak bertanggung jawab atas seluruh urusan itu.

“Kami tahu bagaimana menanganinya dengan benar, tanpa menyebabkan keributan yang tidak berguna di antara orang-orang.”

Akhirnya, pada tahun 1941, Uskup Count Clemens von Galen mencela program eutanasia dari mimbarnya. Hitler tidak membutuhkan publisitas seperti itu. Dia memerintahkan program tersebut ditangguhkan, setidaknya di Jerman.

Tapi 50.000 orang sudah menjadi korbannya. Itu akan dihidupkan kembali di Polandia yang diduduki.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Negara yang Legalkan Eutanasia

Selandia Baru memilih untuk melegalkan eutanasia, dalam sebuah referendum yang mengikat di Negeri Kiwi, menurut hasil voting yang dirilis pada Jumat 30 Oktober 2020.

Eutanasia merupakan tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk yang sakit berat atau luka parah dengan kematian yang tenang dan mudah atas dasar perikemanusiaan.

Hasil pemilihan awal menunjukkan bahwa 65% pemilih memberikan suara mendukung, dan 34% memberikan suara menentang, dari 83% suara yang dihitung.

Referendum tersebut diadakan pada 17 Oktober, bersamaan dengan terpilihnya kembali Jacinda Ardern sebagai Perdana Menteri Selandia Baru.

Tindakan eutanasia ini akan memungkinkan adanya bantuan untuk mengakhiri hidup bagi orang-orang dengan penyakit mematikan, seperti mereka yang kemungkinan besar akan meninggal dunia dalam kurun waktu enam bulan ke depan, dan juga yang menghadapi penderitaan yang "tidak tertahankan".

Selain itu, Swiss adalah negara pertama yang mengizinkan eutanasia yang dibantu dokter tanpa persyaratan usia minimum, diagnosis, atau gejala.

Namun, mengakhiri hidup dengan bantuan ini dianggap ilegal jika motivasinya "egois" - misalnya, jika seseorang yang membantu kematian akan mewarisi lebih awal, atau jika mereka tidak ingin beban merawat orang yang sakit.

Eutanasia tidak legal di negara ini apabila dengan syarat tersebut.

4 dari 4 halaman

Negara Lainnya

Eutanasia dan mengakhiri hidup dengan bantuan adalah legal di Belanda jika seseorang mengalami penderitaan yang tak tertahankan dan tidak ada kemungkinan untuk sembuh.

Anak-anak berusia 12 tahun dapat meminta bantuan ini. Tetapi persetujuan orang tua diperlukan untuk mereka yang berusia di bawah 16 tahun.

Ada berbagai pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum kematian yang dibantu dapat disetujui. Dokter yang mempertimbangkan untuk pengizinan kematian yang dibantu harus berkonsultasi dengan setidaknya satu dokter independen untuk memastikan bahwa pasien memenuhi kriteria yang diperlukan.

Setelah itu, Belgia mengizinkan eutanasia dan bantuan mengakhiri hidup bagi mereka yang menderita penderitaan tak tertahankan dan tidak ada prospek kesembuhan.

Jika pasien tidak sakit parah, ada waktu tunggu satu bulan sebelum eutanasia dapat dilakukan.

Belgia tidak memiliki batasan usia untuk anak-anak, tetapi mereka harus menderita penyakit mematikan untuk memenuhi kriteria persetujuan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.