Sukses

Pria Bersenjata Coba Terobos Kantor FBI Ditembak Mati, Loyalis Donald Trump?

Pria bersenjata dilaporkan mencoba menerobos kantor FBI di Cincinnati, AS. Insiden ini terjadi sehari usai FBI menggeledah Mar-a-Lago, rumah mantan Presiden AS Donald Trump.

Liputan6.com, Cincinnati - Pria bersenjata dilaporkan mencoba menerobos kantor FBI di Cincinnati, AS. Pelaku kemudian tewas setelah bentrok dengan polisi, kata pihak berwenang.

"Seorang pria bersenjata ditembak mati oleh penegak hukum setelah ia berusaha masuk ke kantor FBI Cincinnati dan melarikan diri dari tempat kejadian Kamis 11 Agustus 2022," kata pihak berwenang seperti dikutip dari AP, Jumat (12/8/2022).

Pengepungan selama berjam-jam terjadi, di mana pria itu pada satu titik akhirnya bisa dilumpuhkan, menurut Badan Manajemen Darurat Clinton County.

Selama pengepungan, tersangka mengacungkan pistol ke arah polisi, kata Letnan Nathan Dennis dari Ohio Highway Patrol. Petugas penegak hukum kemudian menembak dan membunuhnya sekitar pukul 15.45, katanya lagi.

"Dia meninggal karena luka-lukanya di tempat kejadian dan semuanya masih dalam penyelidikan saat ini," kata Dennis pada konferensi pers.

Tersangka berusaha melanggar fasilitas penyaringan pengunjung sekitar pukul 09.00 pagi di kantor FBI di Cincinnati, kata FBI dalam sebuah twit.

Para pejabat mengatakan pria itu mengenakan pelindung tubuh.

Setelah alarm berbunyi dan agen khusus merespons, pria itu melarikan diri ke utara ke Interstate 71.

Pria itu dipersenjatai dengan nail gun (pistol paku) dan AR-15, sumber penegak hukum mengatakan kepada NBC dan CNN.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pelaku Kabur, Baku Tembak dalam Pengejaran

Pasukan Patroli Jalan Raya Negara Bagian Ohio kemudian mengejar pria itu, yang melarikan diri dengan menggunakan Crown Victoria, kata Thomas Breckle, direktur Badan Manajemen Darurat Clinton County.

Petugas kemudian terlibat baku tembak dengannya saat dia pergi, kata Breckle.

Tersangka meninggalkan jalan tol dan meninggalkan mobilnya di jalan terdekat, di mana dia terlibat baku tembak dengan polisi.

Manajemen Darurat Clinton COunty kemudian melakukan lockdown terhadap semua bangunan dalam radius satu mil dari daerah tersebut. Selain itu juga menginstruksikan penduduk dan pemilik bisnis untuk mengunci pintu mereka dan tetap berada di dalam.

 

3 dari 4 halaman

Terjadi Setelah FBI Gerebek Rumah Donald Trump Mar-a-Lago

Insiden itu terjadi sehari setelah direktur FBI memperingatkan terhadap ancaman yang beredar secara online terhadap agen dan Departemen Kehakiman setelah agen tersebut menggeledah Mar-a-Lago, rumah mantan Presiden Donald Trump.

Sebelumnya pada Rabu 10 Agustus, FBI mengutip peningkatan ancaman media sosial ketika memperingatkan agen untuk menghindari pengunjuk rasa dan memastikan kartu kunci keamanan mereka tidak terlihat di luar ruang FBI.

Direktur FBI Christopher Wray mengulangi pembelaannya terhadap biro tersebut setelah percobaan pelanggaran di Cincinnati.

"Serangan tak berdasar terhadap integritas FBI mengikis rasa hormat terhadap aturan hukum dan merupakan kerugian besar bagi pria dan wanita yang berkorban begitu banyak untuk melindungi orang lain," kata Wray dalam sebuah pernyataan.

“Kekerasan dan ancaman terhadap penegak hukum, termasuk FBI, berbahaya dan harus sangat memprihatinkan bagi semua orang Amerika. Setiap hari saya melihat pria dan wanita FBI melakukan pekerjaan mereka secara profesional dan dengan ketelitian, objektivitas, dan komitmen yang kuat terhadap misi kami untuk melindungi rakyat Amerika dan menegakkan Konstitusi. Saya bangga melayani bersama mereka."

 

4 dari 4 halaman

Dugaan Identitas Pelaku Penyerangan

Pihak berwenang belum secara terbuka mengidentifikasi tersangka, tetapi Associated Press melaporkan bahwa seorang pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas penyelidikan yang sedang berlangsung, mengidentifikasi dia sebagai Ricky Shiffer yang berusia 42 tahun.

Pejabat itu mengatakan Shiffer diyakini berada di Washington pada hari-hari menjelang serangan 6 Januari di Capitol, dan mungkin hadir pada pemberontakan tersebut.

Shiffer tidak didakwa dengan kejahatan apa pun sehubungan dengan serangan 6 Januari itu, kata pejabat itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.