Sukses

Pesawat Jatuh di Taiwan, Ayah dan Anak Tewas

Pesawat jatuh di Kabupaten Pingtung. Bapak berusia 61 tahun meninggal bersama putranya yang berusia 27 tahun.

Liputan6.com, Pingtung - Insiden pesawat jatuh di Taiwan mengakibatkan kematian dua orang laki-laki. Korban kecelakaan pesawat itu adalah ayah dan anak.

Pesawat nahas itu merupakan jenis light aircraft. Menurut laporan Taiwan News, Senin (8/8/2022), media nasional menyebut korban adalah pilot bermarga Chu berusia 61 tahun, dan putranya berusia 27 tahun. Penyebab kecelakaan belum diketahui.

Insiden itu terjadi pada Sabtu 6 Agustus di Kabupaten Pingtung. Berdasarkan video yang beredar, kejadian terjadi di tengah ladang, bukan pemukiman warga. Bagian tengah pesawat gosong dan hancur. Hanya bagian ekor yang masih terlihat jelas.

Biro Pelayanan Kebakaran dan Gawat Darurat di Kabupaten Pingtung mendapat laporan pesawat jatuh pada pukul 17.48 waktu setempat. Petugas langsung mengerahkan 12 kendaraan dan 22 pemadam dan penolong.

Asap putih pekat membumbung tinggi di tempat kejadian. Regu tersebut berhasil memadamkan api dan menemukan jenazah bapak dan anak tersebut. Di sekitar puing-puing pesawat, petugas tampak bekerja tanpa dikerubungi warga yang ingin menonton.

Seorang pilot yang namanya tak ingin disebutkan berkata bahwa Chu hobi terbang sejak muda. Sebelum pensiun, ia bekerja sebagai perakit model remot kontrol.

Chu memiliki pengalaman selama 20 tahun sebagai pilot. Sementara, anaknya diajak untuk terbang baru-baru ini saja.

Pihak berwenang di Taiwan saat ini masih terus menyelidiki penyebab kecelakaan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

21 Pesawat Tempur China Masuk Zona Pertahanan Taiwan Saat Nancy Pelosi Datang

Terkait masalah Taiwan-China, sebelumnya dilaporkan 21 pesawat tempur China terbang ke zona pertahanan udara Taiwan pada Selasa 3 Agustus 2021, hari Ketua DPR Nancy Pelosi tiba di Taipei, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.

Mengutip Business Insider, Rabu (3/8/2022), pesawat militer China, People's Liberation Army Air Force/PLA (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) - yang mencakup sepuluh pesawat tempur J-16 yang lebih baru, delapan jet tempur J-11, satu pesawat peringatan dini dan kontrol udara KJ-500, satu pesawat perang elektronik Y-9, dan satu Y-8 pesawat angkut - memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Shenyang J-16 adalah pesawat tempur generasi keempat yang seperti pada jet tempur Sukhoi-30 Rusia. Pesawat tempur kembar-tandem ini membawa meriam 30 mm, 12 rudal udara-ke-udara, roket dan bom yang dipandu satelit, serta rudal anti-kapal dan anti-radiasi.

Seorang analis militer yang berbasis di China sebelumnya mengatakan kepada South China Morning Post bahwa jet itu "pasti terutama dikembangkan untuk menyerang Taiwan."

Pesawat terbang melalui sudut barat daya ADIZ (Air Defense Identification Zone (ADIZ), menurut peta jalur penerbangan yang diposting di Twitter oleh Kementerian Pertahanan Taiwan. Pada hari Senin, empat J-16 terbang di sepanjang garis yang membelah Selat Taiwan.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa pesawat patroli ditugaskan untuk merespons, peringatan radio dikeluarkan, dan sistem pertahanan udara dan rudal memantau situasi.

Masuknya pesawat-pesawat tempur ke ADIZ terjadi pada hari yang sama Pelosi mengunjungi Taiwan untuk kunjungan bersejarah. Dia adalah pejabat tertinggi AS yang mengunjungi pulau demokrasi berpemerintahan sendiri itu dalam 25 tahun.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Militer China Masih Hantui Laut dan Udara Taiwan Pasca Kunjungan Nancy Pelosi

 Militer China mengatakan bahwa mereka melanjutkan latihan di laut dan udara di sekitar Taiwan pada Senin (8/8).

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan di media sosial Weibo bahwa mereka akan berlatih melakukan serangan anti-kapal selam dan serangan laut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (8/8/2022). 

Militer telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut dan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di daerah dekat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.

 

Latihan itu awalnya dijadwalkan berlangsung empat hari dan berakhir pada hari Minggu.

Sebelumnya, kantor berita negara China Xinhua mengeluarkan laporan singkat yang tidak menyebutkan kesimpulan dari latihan tersebut.

Latihan tersebut menguji "taktik perang sistem di bawah kondisi berbasis informasi, dan mengasah serta meningkatkan kemampuan untuk menghancurkan target pulau penting dengan serangan presisi", tulis Xinhua mengutip perwira angkatan udara Zhang Zhi.

4 dari 4 halaman

Nancy Pelosi Tegas Bela Status Quo Taiwan

Pemerintah China mengumumkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi karena kunjungannya ke Taiwan. Kunjungan Pelosi menuai berbagai ancaman dari China.

Dilaporkan Kyodo News, Jumat (5/8/2022), sanksi akan diberikan kepada Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Kementerian Luar Negeri China berkata langkah itu merupakan provokasi.

Pihak Kemlu China belum mengungkap jenis sanksi yang dimaksud.

Sebelum Nancy Pelosi tiba di Taiwan, pemerintah China berkali-kali memberikan pernyataan keras dan ancaman. Namun, perjalanan Nancy Pelosi berjalan lancar dan politisi 82 tahun itu sudah beranjak pergi dari Taiwan.

Pada konferensi pers di Jepang, Nancy Pelosi kembali mengkritik China yang berusaha untuk mengisolasi Taiwan.

"Mereka (China) mungkin mencoba mencegah Taiwan untuk berkunjung atau berpartisipasi di tempat-tempat lain, tetapi dia tidak akan mengisolasi Taiwan dengan mencegah kita mengunjungi Taiwan," ujar Nancy Pelosi pada Jumat ini.

"Kita tidak akan membiarkan mereka mengisolasi Taiwan. Mereka tidak mengatur jadwal travel kita. Pemerintah China tidak melakukan itu. Persaabatn kita dengan Taiwan kuat. Hal itu bipartisan di DPR dan Senat. Ada dukungan besar untuk perdamaian dan status quo di Taiwan," lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.