Sukses

6 Agustus 1809: Kelahiran Penyair Sastra Inggris Klasik Lord Tennyson

'Tis better to have loved and lost Than never to have loved at all. Karya-karya Lord Tennyson masih dipelajari oleh pegiat sastra Inggris hingga hari ini.

Liputan6.com, London - Para pecinta Sastra Inggris pasti akrab dengan nama Lord Tennyson. Lahir di Inggris pada 6 Agustus 1809, Alfred Tennyson adalah salah satu penyair paling berpengaruh di dunia sastra Inggris. 

Salah satu petikan syair dari Lord Tennyson yang masyhur berasal dari puisi In Memoriam A.H.H.:

'Tis better to have loved and lost

Than never to have loved at all.'

("Lebih baik mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah mencintai sama sekali.")

Situs Poetry Foundation, Jumat (6/8/2022), menyebut popularitas Lord Tennyson setara dengan Ratu Victoria dan Perdana Menteri William Gladstone. 

Alfred Tennyson lahir di keluarga yang mengidap epilepsi. Salah satu saudara laki-laki Tennyson bahkan ada yang mendekam di rumah sakit jiwa. Alfred mulai menulis puisi untuk melepas penat dari pikirannya.

Ketika usianya 18 tahun, Alfred merilis buku puisi berjudul Poems by Two Brothers. Buku itu juga melibatkan dua kakaknya, Frederick dan Charles. Banyak ide-ide Tennyson yang didapat dari perpustakaan ayahnya. Memang buku perdana itu tidak laku keras, tetapi hal itu memperbulat tekad Tennyson untuk fokus di bidang puisi.

Pada 1827, Tennyson kuliah di Trinity College. Ia dikenal sebagai murid yang cerdas dan tampan. Di tempat itu, Tennyson bertemu sosok bernama Hallam yang menjadi inspirasi puisi In Memoriam A.H.H.

Selama tahun 1830-an hingga 1840-an, Tennyson hidup secara nomaden. Pada 1842, ia merilis buku puisi berjudul Poems dan karya itulah yang membuat namanya meroket. Beberapa puisi terkenal di buku itu adalah Mariana, The Lady of Shalott, Locksley Hall, dan The Palace of Art.

Penulis horor Edgar Allan Poe bahkan pernah memuji bahwa dirinya "tidak yakin bahwa Tennyson bukan penyair terhebat." 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Poet Laureate

Alfred Tennyson merupakan Poet Laureate saat pemerintahan Ratu Victoria. Jabatan itu memberikannya tanggung jawab untuk menulis puisi untuk acara-acara kerajaan. 

Ia mewariskan jabatan itu dari penyair terkenal lainnya: William Wordsworth. Ketika bertemu Ratu Victoria, ada koneksi hangat yang terjalin di antara mereka. Ratu Victoria adalah penyuka puisi, sementara Tennyson menghormati keluarga kerajaan Inggris. 

Tahun 1854, Tennyson menulis puisi berjudul The Charge of the Light Brigade yang bercerita mengenai kekalahan 600 anggota brigade Inggris saat Perang Krimea akibat kesalahan strategi. 

"All in the valley of Death

Rode the six hundred."

("Semua di lembah kematian, enam ratus orang berkendara.") 

Tennyson juga menceritakan blunder yang terjadi di rantai komando, namun pasukan Inggris tak dapat membantah. 

"Someone had blundered.

Theirs not to make reply,

Theirs not to reason why,

Theirs but to do and die.

Into the valley of Death

Rode the six hundred."

("Seseorang telah blunder, tugas mereka (para prajurit) tidak membalas, tugas mereka tidak bertanya mengapa, tugas mereka hanya melaksanakan dan mati. Menuju lembah kematian, enam ratus orang berkendara.")

 

3 dari 4 halaman

Lord Tennyson

Popularitas Tennyson sangat luar biasa hingga Universitas Oxford dan Edinburgh memberikannya gelar doktor kehormatan. Universitas Cambride menawarkan gelar itu tiga kali ke Tennyson, namun ia menolaknya. 

Tennyson juga berteman dengan Perdana Menteri William Gladstone dan novelis terkenal Charles Dickens dan Robert Browning. Talenta Tennyson membuatnya dibandingkan dengan William Shakespeare. 

Pada 1883, William Gladstone menawarkan Tennyson peerage (kebangsawanan). Selanjutnya, Ratu Victoria mengangkat Tennyson menjadi Baron Tennyson dari Aldworth. Gelar Baron membuatnya berhak dipanggil Lord. Pada 1884, Tennyson juga resmi duduk di House of Lord. 

Alfred lantas dikenal sebagai Lord Tennyson.

Situasi sulit dirasakan Lord Tennyson di masa tuanya ketika putra keduanya, Lionel, meninggal ketika berada di India. Jenazah putranya dimakamkan di Laut Merah. 

"Not there to bid my boy farewell,  

When That within the coffin fell,

Fell – and flash'd into the Red Sea,

Beneath a hard Arabian moon   

And alien stars."

("Tidak di sana untuk memberikan selamat tinggal ke anakku, ketika yang di dalam peti mati itu terjatuh, terjatuh, dan melesat menuju Laut Merah, di bawah bulan Arabia yang keras dan bintang-bintang yang asing," tulis Lord Tennyson di puisi berjudul To the Marquis of Dufferin and Ava.)

4 dari 4 halaman

10 Puisi Terbaik

Berikut 10 puisi terbaik Lord Tennyson menurut situs Interesting Literature:

1. In Memoriam A.H.H. 

2. Tithonus 

3. The Lady of Shalott 

4. Mariana 

5. Crossing the Bar 

6. The Charge of the Light Brigade 

7. Break, Break, Break 

8. Morte d'Arthur 

9. Ulysses 

10. The Lotos-Eaters

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.