Sukses

Menlu AS Antony Blinken Kutuk Latihan Militer China di Sekitar Taiwan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutuk latihan militer China yang mengelilingi Taiwan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutuk latihan militer China yang mengelilingi Taiwan dengan menyebutnya sebagai "eskalasi yang signifikan".

Blinken mengatakan "tidak ada pembenaran" untuk latihan yang diluncurkan oleh Beijing sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (5/8/2022).

China menembakkan rudal balistik dan mengerahkan jet tempur dan kapal perang di sekitar Taiwan, menyatakan beberapa zona bahaya larangan bepergian di beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia.

"Tindakan provokatif ini merupakan eskalasi yang signifikan," kata Blinken setelah berbicara dengan para menteri luar negeri Asia Tenggara di Phnom Penh.

Blinken mengatakan, kebuntuan minggu ini adalah upaya terbaru Beijing untuk mengubah status quo yang rapuh atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya.

Dia mengatakan dia telah memperingatkan Wang Yi pada pertemuan baru-baru ini di Indonesia bahwa Pelosi - pejabat AS terpilih dengan peringkat tertinggi akan mengunjungi Taiwan.

Blinken menekankan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengambil tindakan untuk memprovokasi krisis, tetapi akan terus mendukung sekutu regional dan melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan.

"Kami akan terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," katanya.

Blinken saat ini berada di Kamboja bertemu rekan-rekan dari Asia Tenggara dan 27 negara lain, termasuk China, Jepang, Inggris, Uni Eropa dan India. Namun, dia tidak bertemu dengan rekannya dari China, Wang Yi.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang menjadi tuan rumah pertemuan itu, sebelumnya menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengatakan ada risiko salah perhitungan dan konflik antara negara-negara besar.

Blinken mengatakan, ASEAN dan pejabat Asia lainnya sangat prihatin bahwa tindakan China akan mengacaukan seluruh kawasan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menlu AS Antony Blinken Menentang Upaya Kekerasan China Terhadap Taiwan

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menekankan Amerika Serikat senantiasa memiliki kepentingan yang tetap untuk perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Kami menentang segala upaya sepihak untuk mengubah status quo, terutama dengan kekerasan. Kami tetap berkomitmen terhadap kebijakan 'satu China', dipandu oleh komitmen kami di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan (Taiwan Relations Act), tiga Komunike bersama (Three Communiqués), dan Enam Jaminan (Six Assurances)," kata Blinken dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-AS.

"Dan saya ingin menekankan bahwa tidak ada yang berubah dengan posisi kami, dan saya sangat berharap bahwa Beijing tidak akan dengan sengaja menciptakan krisis atau mencari dalih untuk meningkatkan aktivitas militernya yang agresif."

Blinken juga menyebutkan bahwa negara-negara di seluruh dunia, percaya bahwa eskalasi tidak menguntungkan siapa pun dan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan yang tidak memenuhi kepentingan siapa pun, termasuk anggota ASEAN dan termasuk juga China.

"Dalam beberapa hari terakhir ini, Kami telah menghubungi untuk melibatkan rekan-rekan RRC kami pada setiap tingkat pemerintahan guna menyampaikan pesan ini. Menjaga stabilitas lintas selat adalah kepentingan semua negara di kawasan, termasuk semua rekan kami di ASEAN."

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

TETO Serukan Indonesia Kecam Aksi Militer China di Sekitar Taiwan, Ini Alasannya

Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada tanggal 2 Agustus 2022, Taiwan dikabarkan terus menerima ancaman militer dari China.

China disebutkan telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut mulai dari tanggal 4 Agustus sampai tanggal 7 Agustus dengan tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya. Total 6 wilayah perairan dan udara Taiwan.

"Latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan, dan beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan," ujar John Chen Representative Taipei Economic and Trade Office in Indonesia atau perwakilan kantor dagang Taiwan di Indonesia (TETO) dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Jumat (5/8/2022).

"Aksi ini adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan selat Taiwan, serta melanggar hak dan kepentingan dari pesawat terbang dan kapal laut dari berbagai negara yang akan melintas di kawasan tersebut," jelas John Chen.

Pada kesempatan ini, sambung John Chen, ia menyampaikan keinginannya menjelaskan bahwa Taiwan selalu bersedia untuk berinteraksi dengan negara-negara lain di dunia, dan dengan tulus menyambut semua teman internasional yang mendukung gagasan kebebasan dan demokrasi untuk berkunjung ke Taiwan.

"Sudah sepatutnya negara lain tidak ikut campur dalam hubungan persahabatan Taiwan dengan negara lain," tegas John Chen.

4 dari 4 halaman

Perdamaian di Selat Taiwan Penting

Selain itu, lanjut John Chen, perdamaian di Selat Taiwan sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas regional dan global, dan pada saat bersamaan juga akan mempengaruhi kesejahteraan sebagian besar diaspora Indonesia di Taiwan.

"Oleh karena itu, saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer," tegasnya.

"Saya juga menghimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.