Sukses

2 Agustus 1999: Tragedi Gaisal, 2 Kereta India di Satu Jalur Tabrakan Tewaskan 287 Orang

Salah satu kecelakaan kereta paling mematikan terjadi hari ini, tepatnya 2 Agustus 1999. Kemudian dikenal sebagai tragedi Gaisal.

Liputan6.com, Gaisal - Salah satu kecelakaan kereta paling mematikan terjadi hari ini, tepatnya 2 Agustus 1999. Kemudian dikenal sebagai tragedi Gaisal.  

Saat itu, mengutip pratidintime, dua kereta yang membawa 2.500 orang bertabrakan di stasiun terpencil Gaisal, 310 mil dari Kota Guwahati di Assam. Kecelakaan itu terjadi pada kecepatan tinggi sehingga kereta benar-benar terpental saat tabrakan dan menewaskan sedikitnya 290 orang.

Kecelakaan kereta api India itu terjadi sekitar pukul 1.30 pagi pada 2 Agustus, ketika Avadh Assam Express dari New Delhi berhenti di stasiun.

Brahmaputra Mail dari Dibrugarh, yang dipadati tentara dan polisi keamanan menuju wilayah perbatasan dengan kecepatan sangat tinggi, melalui kesalahan sinyal, dipindahkan ke jalur yang sama dengan kereta ekspres Avadh Assam Express.

Tidak ada yang memperhatikan kesalahan di kedua kereta api itu, baik di kantor sinyal dan stasiun, sampai kereta Brahmaputra Mail menabrak bagian depan Avadh Assam Express.

India Today mengatakan lebih dari 300 orang tewas dan 600 lebih lainnya terluka. Namun pihak berwenang akhirnya mengonfirmasi jumlah korban tewas 287 orang.

Sisanya, para penumpang hanya tercengang melihat tragedi tersebut.

Dengan mata berkaca-kaca, Om Prakash Bhagat, salah satu penumpang, mencari istri dan anaknya. "Mereka pasti ada di sini, kenapa aku bisa selamat?" tanyanya terputus-putus sambil mengintip ke dalam bogie kereta.

Jasad-jasad korban kecelakaan kereta api yang telah ditemukan diletakkan berbaris di sisi rel. Beberapa tanpa anggota badan, yang lain terpotong menjadi dua. Semuanya diangkut menuju kamar mayat di North Bengal Medical College dekat Siliguri untuk diberi nomor, dan menunggu untuk diklaim.

Tetapi banyak orang mati harus berbaring di bawah terik matahari siang untuk sementara waktu. Menyelamatkan yang terluka adalah yang utama.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siapa yang Bertanggung Jawab?

 

Puing-puing kereta api berserakan, pihak berwenang membutuhkan waktu tiga hari untuk membereskan kekacauan itu.

Menteri Perkeretaapian Nitish Kumar tiba pada 2 Agustus pukul 03.00 sore, tetapi derek yang akan membersihkan puing-puing baru datang pada malam hari.

Menteri Kumar menghadapi kerumunan yang marah di Gaisal. Dia telah melihat kondisi semrawut itu cukup dalam satu jam, sekembalinya ke Delhi mengatakan dia akan mengundurkan diri.

Ia mengklaim kemundurannya karena tak mampu atas "tanggung jawab moral".

Perdana Menteri A.B. Vajpayee, yang awalnya mencoba mencegahnya, kemudian menerima pengunduran diri tersebut. Tetapi pertanyaan penting tetap ada: siapa yang bertanggung jawab?

3 dari 4 halaman

Enam Petugas Dihukum

Mengutip PTI, pengadilan kemudian menghukum enam personel layanan kereta api dua tahun penjara dan denda masing-masing Rs 11.500 atau sekitar Rp 2,1 juta karena kelalaian tugas dalam salah satu tabrakan kereta terburuk, kecelakaan kereta api Gaisal 1999, yang secara resmi merenggut 287 nyawa.

Putusan itu diucapkan pada Jumat 22 Juni 2007 oleh Judicial Magistrate of Islampur Fast Track di Islampur, Ajyendranath Bhattacharjya.

Terdakwa dinyatakan bersalah berdasarkan bagian: 337 (Cedera setelah kelalaian dalam tugas), 338 (Cedera serius setelah kelalaian dalam tugas dan 304(A) (Kematian setelah kelalaian dalam tugas).

Kuantum hukuman berdasarkan Bagian 337 adalah enam bulan penjara dan denda Rs 500, di bawah bagian 338 dua tahun penjara dan denda Rs 100, dan di bawah 304 (A) dua tahun penjara dan denda Rs 10.000.

 

4 dari 4 halaman

Terdakwa Diperkenankan Banding

Semua persyaratan akan berjalan bersamaan, kata hakim. Terdakwa, bagaimanapun, diberikan jaminan dan diberikan waktu satu bulan di mana mereka dapat mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi.

Para awak kereta api yang divonis adalah: Asisten Kepala Stasiun Pahjipara, Kamiyakayan Singh, Asisten Kepala Stasiun Kishanganj, SP Chandra, Kabin Kishanganj (Timur), Muhammad Allauddin, Kabin Panjipara (Timur), Gulab Chandra Gupta, Penjaga Awadh Assam Express, Baidyanath Choudhury, dan Pointsman dari Kishanganj Jagdish Ram dan Cabinman dari Panjipara, Subhas Singh yang sudah meninggal saat vonis dijatuhkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.