Sukses

Terkuak, Nenek Moyang Penguin Ternyata Bisa Terbang

Dahulu penguin bisa menyelam seperti burung puffin, setelah itu mereka kehilangan kemampuan untuk terbang bersamaan dengan adaptasi terhadap kehidupan di air. Mereka akhirnya mahir berenang dan menyelam.

Liputan6.com, Jakarta - Penguin merupakan salah satu jenis burung yang tidak bisa terbang. Namun, ternyata kini terkuak bahwa nenek moyang penguin dulunya bisa menyelam dan juga terbang.  

Baru-baru ini peneliti mengungkapkan riset teranyar soal penguin dengan melacak keberadaan burung tersebut sampai 60 juta tahun yang lalu. Mereka mengidentifikasi gen yang mempengaruhi kemampuan melihat di dalam air, menyelam, suhu tubuh, ukuran badan, dan makanan.

"Bagi saya, penguin adalah contoh sempurna transisi besar dalam sebuah evolusi, seperti evolusi pola hidup di air seekor paus atau kelelawat yang bisa terbang," kata ahli paleontologi burung di Museum Bruce, Connecticut, Amerika Serikat, Daniel Ksepka, Jumat (22/7/2022).

Penguin tertua yang berhasil dilacak berasal dari 61 juta tahun yang lalu dari Selandia Baru, namanya Waimanu manneringi. Ia hidup sekitar 5 juta tahun setelah dinosaurus punah.

Penguin, yang tidak bisa terbang, diketahui memiliki nenek moyang yang masih berkerabat dengan burung laut lainnya, termasuk albatros atau elang laut.

"Kita tahu bahwa penguin berevolusi dari burung yang bisa terbang, tapi, itu terjadi lebih dari 60 juta tahun yang lalu. Kita perlu melihat fosil-fosil untuk melihat di mana, kapan dan bagaimana itu bisa terjadi," kata Ksepka yang merupakan penulis studi yang diterbitkan di jurnal Nature Communications.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berukuran Jauh Lebih Besar

Dahulu penguin bisa menyelam seperti burung puffin, setelah itu mereka kehilangan kemampuan untuk terbang bersamaan dengan adaptasi terhadap kehidupan di air, seperti dilansir Antara, Jumat (22/7/2022). Mereka akhirnya mahir berenang dan menyelam.

Penguin purba juga berukuran jauh lebih besar dibandingkan yang hidup sekarang. Spesies penguin Kumimanu biceae, yang hidup sekitar 55-60 juta tahun yang lalu, tingginya mencapai 1,8 meter.

Penguin yang saat ini masih hidup, penguin kaisar, hanya setinggi 1 meter.

Evolusi penguin sangat dipengaruhi perubahan suhu, yaitu perpindahan dari dingin ke hangat, dan perubahan arus laut.

Tim peneliti memperkirakan populasi setiap spesies penguin berubah selama 250.000 tahun terakhir berdasarkan tanda-tanda yang terlihat pada genom hewan tersebut.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Tingkat Evolusi Terendah

"Perubahan lapisan es berdampak besar pada penguin dan spesies yang rentan terhadap air laut yang surut mungkin akan menderita akibat pemanasan global," kata Ksepka.

Penguin juga mengalami tingkat evolusi terendah diantara burung lainnya. Mereka saat ini kebanyakan hidup di belahan selatan bumi, seperti penguin Adelie di pantai Antartika.

Selain itu penguin juga ditemukan di Kepulauan Galapagos, satu-satunya penguin yang hidup di iklim tropis.

Penguin memiliki tulang sayap yang datar dan keras, bulu di bagian tersebut juga mendukung perubahan dari sayap menjadi sirip. Struktur tulang penguin juga memiliki lebih sedikit ruang untuk udara, sementara ukuran tulang tebal yang bisa meningkatkan kemampuan menyelam dan menyimpan oksigen di otot sehingga mereka bisa menyelam dalam waktu yang lama.

4 dari 4 halaman

Penguin Gay

Sebuah kebun binatang di New York, Amerika Serikat, mengumumkan penguin jantan yang telah dikawinkan dengan penguin sesama jenis, kini menjadi orangtua gay pertama di fasilitas tersebut.

Dikutip dari laman Upi, Kamis (3/2/2022), dua pejantan ini sekarang menjadi orangtua bagi bayi penguin yang telurnya diambil dari pasangan lain.

Kebun Binatang Rosamond Gifford di Syracuse mengatakan, penguin Humboldt bernama Elmer dan Lima dipilih sebagai orangtua asuh untuk telur yang diambil dari pasangan pembiakan. Kebun binatang mengatakan, Elmer menetas pada 2016, dan Lima menetas pada 2019.

Keduanya mengerami sebuah telur selama beberapa minggu, dan telah menetas menjadi bayi penguin yang sehat.

Para pejabat mengatakan, Elmer dan Lima telah menghangatkan dan memberi makan anak penguin itu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pasangan pembiakan sebelumnya.

Kebun binatang mengatakanm Elmer dan Lima, orangtua penguin sesama jenis pertama di kebun binatang itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.