Sukses

510 Nyawa di Spanyol Melayang Akibat Gelombang Panas

Termometer air raksa mencatat suhu hingga 45 derajat Celcius di beberapa wilayah Spanyol akibat gelombang panas yang telah menewaskan 510 orang.

Liputan6.com, Madrid - 510 orang dilaporkan meninggal dunia karena penyebab yang terkait panas pada pekan pertama gelombang panas yang melanda Spanyol. Termometer air raksa mencatat suhu hingga 45 derajat Celcius di beberapa wilayah Spanyol.

Kematian tersebut dilaporkan antara 10 hingga 16 Juli 2022 oleh Institut Kesehatan Carlos III (Carlos III Health Institute/ISCIII) yang merupakan bagian dari kementerian kesehatan Spanyol. Dalam laporan itu, Sabtu 16 Juli menjadi hari paling mematikan hingga saat ini dengan 150 korban.

Menurut Sistem Pemantauan Kematian Harian (Monitorization of Daily Mortality/MoMo) ISCIII, jumlah kematian terkait panas meningkat tajam seiring dengan meningkatnya gelombang panas.

ISCIII mengungkap jumlah kematian meningkat empat kali lipat dari 15 menjadi 60 hanya dalam empat hari, dari 10 hingga 13 Juli. Angka itu kemudian melonjak lebih jauh menjadi 93 pada Kamis 14 Juli dan 123 pada Jumat 15 Juli, sebelum mencapai puncaknya dengan 150 kematian pada Sabtu 16 Juli. 

Jumlah korban meninggal dikhawatirkan akan semakin banyak ketika angka baru diterbitkan untuk Minggu 17 Juli.

Gelombang panas ekstrem secara khusus memengaruhi warga lanjut usia, dengan 321 dari 510 korban berusia 85 tahun ke atas, 121 korban berusia antara 75 dan 84 tahun, serta 44 korban berusia antara 65 dan 74 tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gelombang Panas Kedua

Kematian juga dilaporkan pada populasi yang lebih muda, termasuk dua pekerja di Kota Madrid yang meninggal karena sengatan panas.

Hal ini mendorong pemerintah kota untuk mengadopsi jam kerja yang lebih fleksibel sehingga para pekerja dapat menghindari bekerja di luar ruangan selama jam-jam terpanas pada hari itu.

Di antara korban pada populasi yang lebih muda, terdapat pula seorang petugas pemadam kebakaran dan seorang gembala, yang tewas dalam kebakaran hutan yang melanda Spanyol serta beberapa wilayah lain di Eropa selatan.

Ini adalah gelombang panas kedua saat musim panas di Spanyol. Gelombang panas sebelumnya berlangsung dari 11 hingga 17 Juni, mengakibatkan 829 kematian, menurut ISCIII.

3 dari 4 halaman

Gelombang Panas Ekstrem di Inggris

Bandara Luton di Inggris membatalkan semua penerbangan setelah landasan pacu meleleh karena gelombang panas yang ekstrem. Sebuah bandara populer di Inggris itu menangguhkan semua penerbangannya selama hampir tiga jam hari ini setelah aspal meleleh dalam suhu mendidih.

Bandara Luton yang memiliki satu landasan pacu digunakan oleh maskapai penerbangan termasuk EasyJet, Wizz Air, Ryanair dan TUI ketika suhu di Luton mencapai 36 derajat pada hari Selasa waktu setempat.

Penerbangan terakhir yang diyakini lepas landas sebelum bandara menangguhkan keberangkatan adalah pada hari Selasa pukul 15.07. Seorang juru bicara mengumumkan bahwa semua penerbangan keluar ditangguhkan dan setiap penerbangan yang dijadwalkan tiba di bandara Luton dialihkan.

Hampir tiga jam kemudian, juru bicara bandara mengkonfirmasi bahwa penerbangan yang meninggalkan bandara dilanjutkan pada pukul 17.40. Namun, penerbangan masuk masih ditangguhkan atau dialihkan dari Bandara Luton.

Seorang penumpang yang marah mentweet: "Berapa lama ini akan berlangsung?!?!?"

Yang lain menulis: "Mereka baru saja menutup landasan pacu di bandara Luton setidaknya selama satu jam. Kami baru saja akan didorong mundur dan mereka menghentikan semuanya. Penerbangan masuk dialihkan."

4 dari 4 halaman

Landasan RAF Juga Meleleh

Royal Air Force (RAF) juga telah menghentikan penerbangan masuk dan keluar dari pangkalan udara terbesarnya di Inggris, Brize Norton, karena "landasan pacu telah meleleh", menurut laporan.

Itu terjadi ketika beberapa bagian negara teimbas suhu tertinggi Death Valley yang mencapai 42 derajat Celcius. Kondisi tersebut juga membuat warga Inggris diperingatkan untuk "tinggal di dalam rumah, melakukan aktivitas sesedikit mungkin" di luar ruangan dan menghindari transportasi umum karena gelombang panas memaksa rumah sakit untuk membatalkan janji temu dan mengakibatkan beberapa sekolah tutup.

Kenaikan suhu telah memaksa Badan Keamanan Kesehatan Inggris untuk mengeluarkan peringatan kesehatan panas level 4 di samping peringatan merah Met Office yang berlangsung dari Senin hingga Rabu. Kepala eksekutif College of Paramedics telah memperingatkan bahwa "panas yang ganas" dapat membuat orang sekarat.

Sebelumnya hari ini, suhu tertinggi yang tercatat di Wales telah meningkat menjadi 37,1 derajat Celcius di Hawarden, Flintshire, angka sementara Met Office menunjukkan.

Pada pukul 03.00 sore hari Senin, suhu tertinggi yang tercatat adalah 37,5 derajat Celcius (99,5F) di Kew Gardens, London barat, menurut Met Office.

Cavendish di Suffolk telah mencapai 37,4 derajat Celcius (99,3F), Santon Downham, juga di Suffolk suhunya 37,2 derajat Celcius (98,9F) dan Wisley, Surrey 37,2 derajat Celcius (98,9F).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.