Sukses

Arab Saudi Rilis Panduan Haji Online dengan Bahasa Indonesia

Panduan haji online ini tersedia dalam 14 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Liputan6.com, Riyadh - Jemaah dari Indonesia yang ingin beribadah ke Arab Saudi dapat semakin mudah memahami informasi yang mereka butuhkan. Kementerian Haji dan Umrah bekerja sama dengan Otoritas Umum Wakaf Arab Saudi merilis 13 Panduan Haji dan Umrah dalam 14 bahasa dunia, salah satunya dalam bahasa Indonesia.

Seperti dilaporkan oleh kantor berita Arab Saudi SPA, inisiatif ini dimaksudkan untuk meningkatkan layanan kepada para jamaah haji yang datang dari seluruh dunia dengan cara memberikan panduan dan arahan yang dapat membantu mereka untuk dapat melaksanakan ibadah haji secara maksimal.

Berdasarka laporan SPA, Sabtu (2/7/2022), panduan ini terbagi dalam 13 topik yang menjelaskan berbagai tahapan pelaksanaan haji dalam format yang mudah dipahami sekaligus menarik bagi para jamaah. Panduan dalam bahasa Indonesia dapat diunduh melalui link berikut ini: https://guide.haj.gov.sa/id.html.

Panduan elektronik ini tersedia dalam berbagai bahasa berikut ini: Indonesia, Arab, Inggris, Prancis, Urdu, Bengali, Malaysia, Hausa, Amharik, Farsi, Spanyol, Turki, Rusia, dan Sinhala.

Hadirnya panduan ini sejalan dengan tujuan Visi Saudi 2030 untuk meningkatkan fasilitas dan layanan bagi para jamaah haji yang datang dari seluruh penjuru dunia sehingga mereka dapat beribadah dengan tentram, aman dan nyaman.

Panduan yang tersaji dalam 14 bahasa ini berusaha menjawab berbagai pertanyaan dan kebutuhan para jamaah haji yang paling sering ditanyakan. Selain itu, panduan ini juga memberikan arahan untuk membantu terjaminnya kesehatan, keselamatan dan terpenuhinya seluruh hak para jamaah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penampakan Rompi Penurun Suhu Untuk Atasi Heat Stroke Saat Musim Haji

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan meluncurkan inovasi rompi penurun suhu untuk mengatasi sengatan panas atau heat stroke. Rompi ini akan dipakai oleh petugas yang mobile dan jemaah yang membutuhkannya.

"Tahun ini dari puskes meluncurkan inovasi baru untuk mengatasi heat stroke. Bisa untuk mengatasi, bisa untuk pencegahan. Tergantung nanti berapa pack (pack isi karbon cool di dalam rompi) yang dikasih," ujar Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sekaligus tim peneliti, dr Suzy Indharty, di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Jumat (1/7). 

Dia menerangkan bila pack isi karbon diisi penuh di dalam rompi maka bisa dipakaikan untuk pasien-pasien yang terkena heat stroke. Kalau untuk pencegahan, bisa setengah pack. Dasar bahannya tekno cool adalah karbon yang bisa bertahan 8-12 jam. Di mana, lanjut Suzy, kalau dibandingkan dengan ice atau gel pack biasa hanya bertahan 1-2 jam.

"Nah ini sudah diteliti di Indonesia dan kita akan mencoba di suhu ekstrem karena di sini (Arab Saudi) bisa 40 sampai 50 derajat celsius, bahkan di atas 50 derajat pada 2015, 57,3 derajat celsius. Jadi berdasarkan pengalaman itu dari yang dulu 2015 kita saya membawa kantong mayat dengan batu es dan itu memang efektif tapi membuat riweh karena basah, ini lebih simpel dan membantu," ucap Suzy.

Rompi ini berwarna gelap dengan berat sekitar 2 kilogram. Di dalam rompi, ada banyak kantong tempat untuk menaruh pack berisi karbon cool. Karbon cool juga akan ditempatkan di bagian kepala rompi.

 

3 dari 4 halaman

Nyaman

Sejumlah anggota MCH yang mencoba memakai rompi ini merasakan sensasi dingin dan nyaman ketika menggunakannya di tengah cuaca yang terik.

"Rasanya adem dan langsung nyaman di cuaca yang panas ya," ujar seorang anggota MCH.

Walaupun terasa agak berat, namun saat dipakai pada suhu panas, rompi ini memberikan kenyamanan dalam memakainya. "Terasa dingin," kata dia.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana mengatakan, ada 30 set rompi yang dibawa dan akan diujicobakan apakah betul betul efektif di suhu ekstrem panas.

"Jadi 30 set ini akan kita bawa mulai di Arafah nanti, setelah Arafah nanti, semua 30 set ini kita bawa ke Mina. Karena di sanalah proses melempar jamrah diperkirakan jemaah akan kelelahan dengan suhu sangat panas. Karena jemaah berjalan kan sehingga kita nanti akan full kan di Mina," kata Budi.

Dia menjelaskan, rompi ini bukan hanya ke jemaah yang sakit tapi juga petugas yang mobilitasnya tinggi di tengah terik matahari.

"Mudah-mudahan ini membantu. Dan jika ini dianggap efektif oleh tim dokter Suzy, kita akan membahas lebih lanjut untuk dikembangkan dalam jumlah yang lebih besar sehingga hajid i musim panas bias nyaman untuk haji dan petugas," kata dia.

Budi menerangkan, tim kesehatan akan membawa portable freezer untuk mendinginkan ulang karbon cool yang telah digunakan. Rompi yang telah digunakan sekitar 8 jam akan dimasukkan ke freezer sehingga karbon cool dalam kondisi dingin.

Jemaah yang dipakaikan rompi ini, suhu tubuhnya akan diturunkan maksimal 37 hingga 38 derajat celsius. Kalau suhu tubuh mencapai angka tersebut maka rompi akan dilepas.

"Kalau suhu normal pakai ini (rompi penurun suhu) dingin juga," tandas Budi.

4 dari 4 halaman

Tim Pengawas Haji Apresiasi Inovasi Rompi Penurun Suhu Panas

Ketua Tim Pengawas Internal Pelaksanaan Haji Nizar Ali mengapresiasi inovasi rompi penurun suhu panas. Rompi ini mulai diujicoba ke para jemaah haji pada 2022 ini.

"Mungkin selama 9 tahun ke depan, saya rasa masih dalam suasana cuaca yang begitu panas maka ini sebuah inovasi yang perlu direspons, dipikirkan oleh kita semua terutama para petugas yang langsung bersentuhan di lapangan, yang itu terkena terik matahari yang panasnya lebih 40 derajat," kata Nizar di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Jumat (1/7). 

Plt Irjen ini mengatakan, rompi yang mengandung carbon cool memiliki manfaat yang cukup besar terhadap data tahan tubuh petugas terutama sektor khusus yang bergerak. Karbon cool ini bisa bertahan 8-12 jam.

"Dan kami tadi mencoba ternyata memang benar teknologi ini perlu kita apresiasi sehingga ini bisa khususnya dipakai petugas yang langsung di lapangan yang bersentuhan dengan publik," kata dia.

Rompi ini, kata Nizar juga bisa dipakai jemaah saat ibadah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Kedua mungkin ini bisa ekspan ke jemaah saat lempar jumrah karena jalannya begitu jauh di bawah terik matahari dan jauh jadi tidak perlu lagi gunakan payung," kata dia.

Nizar Ali pun sempat menjajal rompi penurun panas tersebut. Menurut dia, dengan bobot hanya 2 kg, mengurangi risiko sakit dan sebagai tindakan pencegahan dari tim kesehatan.

"Itu yang saya rasa Kemenag mengapresiasi teman-teman kesehatan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.