Sukses

2 Juli 2022: Nyaris 17 Juta Kasus COVID-19 Muncul di Dunia dalam 28 Hari Terakhir

Kasus COVID-19 di dunia mulai menunjukkan tanda kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 kembali menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Berdasarkan data Johns Hopkins University, Sabtu (2/7/2022), ada tambahan 16,9 juta kasus COVID-19 dalam 28 hari terakhir di seluruh dunia. 

Angka yang nyaris 17 juta kasus dalam 28 hari itu menunjukkan tren naik setelah tren penurunan di Mei-Juni 2022.

Berikut 10 negara dan wilayah dengan kasus virus corona tertinggi dalam 28 hari terakhir berdasarkan data JHU:

1. Amerika Serikat: 3 juta kasus baru

2. Jerman: 1,8 juta kasus

3. Prancis: 1,6 juta kasus

4. Taiwan: 1,5 juta kasus

5. Brasil: 1,2 juta kasus

6. Italia: 1,1 juta kasus

7. Australia: 789 ribu kasus

8. Inggris: 448 ribu kasus

9. Jepang: 439 ribu kasus

10. Spanyol: 414 ribu kasus

Di Asia Tenggara, kasus tertinggi berada di Singapura dengan 139 ribu kasus dalam 28 hari terakhir. 

Angka kematian per minggu masih tidak menunjukkan lonjakan dan masih stabil dalam sebulan terakhir. Total kasus COVID-19 selama pandemi secara resmi ada 584 juta kasus dan 6,3 juta orang meninggal.

Kasus COVID-19 di Arab Saudi mencapai 25 ribu kasus dalam 28 hari terakhir, dan angka kematian ada 57 di periode waktu yang sama.

Inggris menunjukkan ada peningkatan kasus. Berdasarkan angka terbaru dari Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan. Diperkirakan 2,3 juta orang atau satu dari 30 orang terinfeksi virus - meningkat 32% pada minggu sebelumnya, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (2/7/2022).

Sebelumnya juga dilaporkan bahwa kasus COVID-19 di Inggris meningkat usai pesta rakyat Platinum Jubilee yang merayakan 70 tahun kekuasan Ratu Elizabeth II.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rawat Inap COVID-19 di Jakarta Juga Naik

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan bahwa tingkat keterpakaian tempat tidur (bed occupancy rate / BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 Ibu Kota mencapai 14 persen dalam beberapa hari terakhir ini.

"Kalau lihat datanya, ini tempat tidur atau BOR meningkat menjadi 14 persen di mana dari 3.732 unit tempat tidur yang tersedia, terpakai sebanyak 504 unit," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (1/7). 

Sementara untuk Unit Rawat Intensif (ICU) pada RS rujukan Covid-19 juga mengalami peningkatan hingga sekitar 11 persen, di mana dari 621 unit tempat tidur yang tersedia, sudah terpakai 69 unit.

"Hal ini, menyusul kondisi Covid-19 yang sampai hari ini memang ada peningkatan ya per hari ini ada 1.255 positif," ucap Riza, seperti dikutip dari Antara.

Terkait dengan peningkatan keterpakaian tempat tidur tersebut, Riza memastikan bahwa Pemprov DKI Jakarta sudah bersiap untuk mengoptimalkan berbagai infrastruktur penanganan Covid-19.

"Fasilitas pendukung untuk penanganan Covid-19 akan kami tingkatkan seperti laboratorium, rumah sakit, tenaga kesehatan semuanya ya," ujar Wagub DKI.

Politikus Gerindra ini menyebut, terjadinya peningkatan kasus Covid-19 ini tidak lepas dari adanya kebijakan pelonggaran aturan pembatasan. Karena itu, dia meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, meski Covid-19 cenderung terkendali.

"Saya mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, disiplin, dan bertanggung jawab," ucap Riza.

Diketahui berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang masuk Jumat ini, jumlah kasus aktif atau orang yang masih dirawat/isolasi sebanyak 9.545 orang dengan sebanyak 1.100 orang merupakan kasus baru.

Selama pandemi Covid-19 berlangsung sejak Maret 2020, total orang yang dinyatakan telah sembuh ada sebanyak 1.245.980 dengan tingkat kesembuhan 98 persen, dan sebanyak 15.316 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,2 persen.

3 dari 4 halaman

Wapres RI: Pemerintah Akan Ketatkan Aturan Masker di Luar Ruangan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan bahwa kenaikan kasus positif Covid-19 yang terpantau terjadi belakangan ini membuat aturan penggunaan masker kembali diperketat, termasuk di luar ruangan.

"Kalau masker, protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya, ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi kelonggaran itu kita tarik dulu sampai nanti situasinya memungkinkan baru kita buka lagi," tutur Ma'ruf di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (1/7).

Menurut Ma'ruf, pemerintah tentu memiliki pertimbangan terkait naik turunnya level kewaspadaaan atas penyebaran Covid-19. Keseluruhannya tentu dapat mempengaruhi mobilitas warga setempat.

"Tapi kita berusaha supaya jangan sampai bisa terjadi kenaikan yang sampai levelnya menjadi naik. Karena tidak ingin mengurangi mobilitas masyarakat, sebab itu berpengaruh pada perkembangan ekonomi kita yang sudah baik-baik ini," jelas dia.

Salah satu program yang dilakukan pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 adalah vaksinasi. Dengan adanya kenaikan penularan, maka langkah imunisasi itu pun semakin dimaksimalkan.

"Karena itu bagaimana kita mengendalikan, pendekatannya, pendekatan kedaerahan, provinsi mana yang ada kenaikan itu, kemarin itu DKI kan? Jabotabek, itu yang kita coba atasi melalui kembali vaksinasinya digencarkan, mungkin ada sudah mulai melemah ya kita vaksinasi kembali supaya memiliki kekebalan," Ma'ruf menandaskan.

4 dari 4 halaman

Wali Kota Depok Sebut Peningkatan Covid-19 Berasal dari Pekerja di Jakarta

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memperhatikan kasus Covid-19 di wilayahnya kembali meningkat. Berdasarkan hasil penelusuran, peningkatan kasus virus corona ini berasal dari perjalan warga Kota Depok.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 tidak hanya terjadi di wilayahnya, namun merata di daerah Jawa dan Bali. Peningkatan ini menjadi perhatian Pemerintah Kota Depok untuk menekan angka penularan Covid-19. 

“Untuk Depok ini biasa ada peningkatan, Jakarta naik Depok pasti naik juga,” ujar Idris kepada Liputan6.com, Kamis (30/6).

Idris menjelaskan, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok telah menelusuri peningkatan kasus corona di wilayahnya. Hasilnya, peningkatan tersebut berasal dari perjalanan para pekerja warga Depok ke Jakarta.

“Kasus ini setelah ditulusuri rata-rata yang bekerja di Jakarta, mereka pulang dan menularkan kepada keluarganya,” jelas Idris.

Idris mengungkapkan, para pekerja yang terpapar tersebut berstatus Orang Tanpa Gangguan (OTG). Akibatnya warga berstatus OTG menularkan kepada keluarga yang berada di rumah.

“Sebenarnya enggak ada gejala batuk dan segala macem, karena tidak disiplin sehingga menularkan ke anak dan keluarga,” ungkap Idris.

Pemerintah Kota Depok telah menemukan adanya kasus Covid-19 Omicron varian BA.5. Hal itu berdasarkan hasil dari uji laboratorium yang dikirim ke Kementerian Kesehatan dan menyatakan empat warga terdeteksi BA.5.

“Pertama dua orang terus bertambah dua orang lagi sehingga empat orang,” terang Idris. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.