Sukses

2 Juli 2005: Rilis Live8, Konser Bintang Musik Terkenal untuk Perangi Kemiskinan Afrika

Sejarah mencatat bahwa hari ini, tepatnya 2 Juli 2005, merupakan momen penampilan bintang musik terbanyak dunia dalam konser Live8 yang digelar di sejumlah penjuru dunia. Sebuah ajang yang bertujuan membujuk para pemimpin politik untuk mengatasi kemiskinan di Afrika.

Liputan6.com, Jakarta - Sejarah mencatat bahwa hari ini, tepatnya 2 Juli 2005, merupakan momen penampilan bintang musik terbanyak dunia dalam konser Live8 yang digelar di sejumlah penjuru dunia. Sebuah ajang yang bertujuan membujuk para pemimpin politik untuk mengatasi kemiskinan di Afrika.

Mengutip BBC on This Day, konser di 10 kota, termasuk London, Philadelphia, Paris, Berlin, Johannesburg, Roma, dan Moskow itu diisi oleh ratusan ribu orang.

Penonton TV yang berjumlah beberapa ratus juta orang menonton pertunjukan, menjelang KTT para pemimpin G8 tentang kemiskinan global dan perubahan iklim minggu depannya.

Musisi Inggris Bob Geldof mengatakan hari itu "penuh harapan dan kemungkinan dan kehidupan".

Di London Madonna, U2, Coldplay, Sir Elton John dan Sting semuanya tampil. Hampir semua penyanyi yang terlibat mengambil kesempatan itu untuk menjelaskan alasan mereka tampil di konser tersebut.

Konser Live8 dimaksudkan untuk menarik perhatian pada pertemuan puncak para pemimpin G8 untuk membahas kemiskinan global di Gleneagles di Skotlandia, minggu berikutnya.

KTT G8 memang menyetujui bantuan $50 miliar yang diprogramkan untuk negara-negara berkembang dan Bob Geldof dengan cepat mengklaim keberhasilan untuk kampanye "Make Poverty History".

Negara-negara G8 juga setuju untuk membatalkan utang 18 negara termiskin - sementara Afrika terus mendesak agar semua utang Afrika dibatalkan.

Pada pertanyaan perubahan iklim ada sedikit kemajuan dengan AS menentang keras.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Artis Papan Atas

Negara G8 menjadi tuan rumah konser musik spektakuler bertajuk Live8 tersebut. Konser digelar untuk membantu rakyat miskin di Benua Afrika.

Sederet penyanyi kelas dunia, seperti U2, Black Eyes Peas, Paul McCartney dan Destiny`s Child memeriahkan acara itu.

Rangkaian Konser Live8 diadakan berturut-turut, pertama dimulai dari Tokyo, Jepang. Kelompok band rock asal Jepang Rize membuka acara disaksikan sepuluh ribu penonton yang memadati Arena Makuhari Messe (Nippon Convention Center). Penonton makin "disihir" dengan kehadiran penyanyi eksentrik dari Islandia, Bjork dan band asal Amerika Serikat Good Charlotte.

Paul McCartney bernyanyi di Hyde Park, London, Inggris. McCartney bersama Bono, vokalis U2 tampil memukau saat menembang Sargeant Pepper`s Lonely Hearts Club Band. Mereka pernah menyanyikan lagu yang sama pada konser Live Aid II, dua tahun silam.

Kelompok penyanyi Coldplay turut menyumbang suara dengan Elton John, Dido, dan REM. Konser sejenis juga menggebrak arena Eden Project di Saint Austell. Di sana, Peter Gabriel dan sejumlah musisi asal Afrika ikut meramaikan acara.

Sementara di Amerika Serikat, Konser Live8 diadakan di Philadelphia. Acara dibuka aktor sekaligus penyanyi rap Will Smith dengan memperkenalkan pemenang Grammy, Black Eyed Peas. Mereka menyanyikan hit Where is the Love dan Hey Mama. Mereka juga berduet dengan Rita Marley, istri mendiang penyanyi reggae Bob Marley.

Selain Destiny`s Child, penyanyi ngetop sekelas Bon Jovi dan Stevie Wonder juga dikabarkan tampil.

Faith Hill, Duran-Duran, dan beberapa bintang Italia, termasuk Francesco De Gregori, tampil dalam pertunjukan di gedung kuno Circus Maximus Roma.

Selain di ketiga negara tersebut, konser juga digelar di Jerman, Italia, Prancis, Kanada, Rusia dan Afrika Selatan.

Pertunjukan musik antikemiskinan ini digagas musisi Inggris Bob Geldof dengan tujuan menekan pemimpin negara anggota G8 ikut meringankan utang negara miskin, seperti Afrika. Konser untuk menyambut Konferensi Tingkat Tinggi G8 di Gleneagles, Skotlandia juga disiarkan langsung ke 140 negara.

3 dari 4 halaman

200 Ribu Orang Jadi Rantai Manusia

 

Sementara itu, mengutip VOA Indonesia, sebanyak 200. 000 orang - banyak yang mengenakan pakaian putih membentuk rantai manusia di Ibu kota Skotlandia, Edinburgh, mendesak diambilnya tindakan terhadap kemiskinan di Afrika, dalam KTT kelompok 8, pekan depan (setelah 2 Juli) di tempat peristirahatan Gleneagles di dekatnya.

Aksi unjuk rasa “Membuat Kemiskinan Sejarah”, bertepatan dengan Live8 Rock Concerts yang diselenggarakan di seluruh dunia.

Menteri Keuangan Inggris, Gordon Brown mengatakan bahwa mereka yang membela warga Afrika yang hidup dalam kemiskinan terlibat dalam perjuangan moral yang besar.

Para demonstran menginginkan negara-negara industri menghapus hutang Afrika, menambah bantuan bagi negara-negara miskin, dan melenyapkan rintangan perdagangan yang menghambat import produk dari Afrika.

Para pemimpin tujuh negara industri utama di dunia, Inggris, Canada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat serta Rusia memulai KTT mereka hari Rabu 6 Juli 2005.

4 dari 4 halaman

Direkam dalam Bentuk DVD

Sementara itu, sejumlah sumber menyebut bahwa dalam rangka menggalang dana untuk kampanye penanggulangan kemiskinan di Afrika, rekaman acara konser amal live8 dirilis dalam format DVD pada November 2005. 

Satu set rekaman video tersebut akan terdiri dari empat keping DVD, dan rencananya akan segera dilempar ke pasar pada 7 November 2005 ini. Sebagian persentase dari royaltinya akan disumbangkan pada Band Aid Trust, yang dipercaya menyukseskan program pengentasan kemiskinan tersebut.

DVD Konser Live8 akan berisi seluruh rekaman konser yang diselenggarakan di London dan Philadelphia, ditambah dengan beberapa liputan khusus tentang berbagai pertunjukan langsung dari seluruh dunia.

Bob Geldof mengharapkan DVD ini bisa memecahkan rekor penjualan terbesar sepanjang masa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.