Sukses

Mundur dari Pulau Ular Ukraina Usai Digempur, Rusia Klaim Isyarat Niat Baik

Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis (30/6) mengumumkan penarikan pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina.

Liputan6.com, Pulau Ular - Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis 30 Juni 2022 mengumumkan penarikan pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina.

Rusia telah menggunakan pulau di Laut Hitam dekat kota pelabuhan Odesa itu sebagai tempat pendaratan, setelah merebutnya pada tahap awal perang yang dillancarkan pada akhir Februari.

Pengumuman hari Kamis itu disampaikan setelah serangan oleh pasukan Ukraina terhadap posisi Rusia di Pulau Ular itu.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (1/7/2022), Rusia mengatakan langkah yang dilakukannya itu merupakan “isyarat niat baik” dan menunjukkan bahwa Rusia tidak menghalangi upaya PBB membangun koridor untuk mengekspor produk biji-bijian Ukraina.

"Tidak ada lagi pasukan Rusia di Pulau Ular. Angkatan Bersenjata kami melakukan pekerjaan dengan baik," kata Andriy Yermak, kepala kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, membenarkan penarikan pasukan Rusia dari pulau itu dalam sebuah cuitan di Twitter.

Juga hari Kamis, Inggris mengumumkan bantuan $ 1 miliar untuk Ukraina. Kantor Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan uang itu akan digunakan untuk sistem pertahanan udara, kendaraan udara tanpa awak (drone), dan berbagai peralatan vital untuk pasukan Ukraina.

"Ini merupakan langkah pertama yang memungkinkan Ukraina untuk meningkatkan pertahanan mereka yang berani melawan invasi ilegal Rusia, menjadi meningkatkan operasi ofensif terhadap pasukan darat Rusia untuk memulihkan kedaulatan Ukraina," kata kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia berterima kasih atas bantuan keamanan itu, dan menyebut Inggris sebagai “teman sejati dan mitra strategis.”

“Kami menghargai dukungan kepemimpinan yang konsisten untuk Ukraina dalam upaya melawan agresi Rusia,” cuit Zelensky di Twitter. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hampir 40 Orang Hilang Usai Insiden Serangan Rusia di Pusat Perbelanjaan Ukraina

Sebelumnya Petugas pemadam kebakaran pada hari Selasa (28 Juni) menggeledah puing-puing sebuah pusat perbelanjaan Ukraina di mana pihak berwenang mengatakan 36 orang hilang setelah serangan rudal Rusia yang menewaskan sedikitnya 18 orang, ketika seorang gubernur regional melaporkan "serangan musuh" lainnya lebih jauh ke timur.

Serangan di pusat kota Kremenchuk dan serangan yang dilaporkan di wilayah Dnipropetrovsk jauh dari garis depan. Serangan mal itu memicu gelombang kecaman global, dengan Emmanuel Macron dari Prancis menyebutnya sebagai "kejahatan perang". Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (29/6/2022). 

Ukraina mengatakan Moskow telah membunuh warga sipil dengan sengaja di Kremenchuk. Rusia mengatakan telah menyerang depot senjata terdekat dan secara keliru mengklaim bahwa mal itu kosong.

Gubernur Dnipropetrovsk mengatakan petugas penyelamat sedang mencari orang-orang di bawah reruntuhan di kota utama kawasan itu, Dnipro.

Pejabat itu, Valentyn Reznychenko, mengatakan Rusia menembakkan enam rudal, tiga di antaranya ditembak jatuh. Infrastruktur perkeretaapian dan sebuah perusahaan industri telah dihancurkan dan sebuah perusahaan jasa dibakar.

"Serangan massal musuh di wilayah Dnipropetrovsk. Enam misil!!!" tulisnya di aplikasi Telegram.

Reuters tidak dapat memverifikasi akun gubernur secara independen. Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera membalas email permintaan komentar.

 

3 dari 4 halaman

Presiden Ukraina Minta Negara Kelompok G7 Akhiri Invasi Rusia Tahun Ini

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengirimkan pesan kepada pimpinan G7 yang sedang berkumpul di Bavaria, Jerman. Presiden Ukraina meminta agar dikirim lebih banyak senjata, serta dibantu agar perang bisa selesai di 2022.

"Sebelum musim dingin dimulai," ujar beberapa sumber yang dikutip BBC, Senin (27/6/2022).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan bahwa "harga kebebasan pantas dibayar" ketika ditanya mengenai biaya mempertahanan Ukraina.

Sebelumnya, NATO berkata terus menambah pasukan respons dari 40 ribu hingga 400 ribu.

"Kita akan memperkuat pertahanan maju (forward defense) kita. Kita akan memperkuat grup tempur kita di bagian timur aliansi, hingga level brigade. Kita akan mentransformasi pasukan respons NATO dan menambah angka pasukan kesiapan kita hingga melebihi 300 ribu," ujar pemimpin NATO Jens Stoltenberg.

Rusia masih terus berusaha merebut kota-kota Ukraina. Setelah merebut Mariupol, kini Rusia telah menguasai Severodonetsk.

4 dari 4 halaman

Ikut Upaya Perdamaian Ukraina-Rusia

Jokowi menyatakan, kehadiran Indonesia di forum tersebut juga untuk mendorong negara anggota G7 terlibat dalam upaya perdamaian Ukraina-Rusia.

“Di sini kita akan mendorong mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, yang sedang melanda dunia. Memang upaya ini tidak mudah tapi kita Indonesia akan terus berupaya,” kata Jokowi.

Dari Jerman, Jokowi dan rombongan akan mengunjungi Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky untuk mendorong dialog perdamaian Ukraina dan Rusia.

“Misinya adalah mengajak presiden Ukraina, Presiden Zelesky untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian untuk membangun perdamaian. Karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” kata dia.

Selanjutnya, rombongan Jokowi akan menuju ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Kunker tersebut masih dengan misi yang sama, yakni mendorong pembukaan dialog perdamaian antara Ukraina dan Rusia.

“Sekali lagi dengan misi yang sama saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.