Sukses

WHO: Wabah Cacar Monyet Monkeypox Bukan Darurat Kesehatan Masyarakat Dunia

Badan kesehatan PBB WHO berhenti memberikan label peringatan tertinggi pada wabah cacar monyet monkeypox, meskipun penyakit virus terdeteksi di lebih dari 40 negara.

Liputan6.com, New York - Badan kesehatan PBB berhenti memberikan label peringatan tertinggi pada wabah cacar monyet monkeypox, meskipun penyakit virus terdeteksi di lebih dari 40 negara.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu mengatakan monkeypox bukanlah "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional."

Label itu, tingkat siaga tertinggi badan PBB itu, akan memberi monkeypox perbedaan yang sama dengan pandemi virus corona dan upaya berkelanjutan untuk memberantas polio.

Meskipun monkeypox tidak menyebar semudah COVID-19 — dan vaksin serta pengobatan untuk itu tersedia — monkeypox telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara bahwa itu mungkin terus meningkat.

Dalam beberapa pekan terakhir, monkeypox telah diidentifikasi di lebih dari 40 negara, sebagian besar di Eropa. Tetapi penyakit virus itu menginfeksi orang-orang di Afrika tengah dan barat selama beberapa dekade.

Satu versi penyakit ini membunuh hingga 10% dari kasus di Afrika. Tidak ada kematian yang dilaporkan dari monkeypox di luar Afrika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Krisis Kasus di Afrika

Ilmuwan Afrika terkemuka sebelumnya telah menunjukkan bahwa monkeypox telah menjadi krisis di beberapa bagian benua mereka selama bertahun-tahun.

"Jika WHO benar-benar khawatir tentang penyebaran monkeypox, mereka bisa saja membentuk komite darurat mereka bertahun-tahun yang lalu ketika muncul kembali di Nigeria pada 2017 dan tidak ada yang tahu mengapa kami tiba-tiba memiliki ratusan kasus," kata Oyewale Tomori, seorang ahli virologi Nigeria yang duduk di beberapa kelompok penasihat WHO, awal pekan ini.

"Agak aneh bahwa WHO hanya menelepon ahli mereka ketika penyakit itu muncul di negara-negara kulit putih," tambahnya.

Monkeypox sekarang endemik di beberapa bagian Afrika. Menurut data resmi, Afrika mencatat lebih dari 1.500 kasus yang dicurigai tahun ini, termasuk 66 yang berakibat fatal.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), lebih dari 3.300 kasus monkeypox dikonfirmasi di 42 negara di mana virus biasanya tidak terlihat.

 

3 dari 4 halaman

Deteksi Dini Bila Cacar Monyet Masuk RI, Kemenkes Siapkan 2 Laboratorium

Secara global sudah ada 3.335 kasus monkeypox atau cacar monyet. Untungnya hingga kini belum terdeteksi penyakit ini masuk Indonesia.

"Untuk di Indonesia, alhamdulilllah kasusnya belum ada ya," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Muhammad Syahril dalam konferensi pers di Jakarta secara daring pada Jumat, 24 Juni 2022.

Namun, memang beberapa waktu lalu ada sembilan kasus yang dicurigai cacar monyet. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, ternyata bukan cacar monyet.

"Kemarin yang ramai di Singkawang itu ya, ternyata sudah dikonfirmasi pasien itu alami varicella atau cacar air. Jadi, ada sembilan yangkita curigai tapi tenryata bukan cacar monyet," lanjut Syahril.

Berikut hasil pemeriksaan atas 9 kasus yang dicurigai:

PCR Orthopoxviridae Negatif ada 7

Pemfigoid Bulosa 1 orang

Varicella 1 orang

 

4 dari 4 halaman

2 Lab untuk Deteksi Cacar Monyet

Ada dua laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox. Pertama Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor. Kedua, Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.

"Jadi di 2 tempat ini ditempatkan untuk mendeteksi apabila ada dugaan kasus cacar monyet."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.