Sukses

Mengenal Juneteenth, Hari Kebebasan dan Berakhirnya Perbudakan di AS

Setahun setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang menjadikan 19 Juni sebagai hari libur federal ke-12 dalam peringatan Juneteenth.

Liputan6.com, New York City - Juneteenth, juga dikenal sebagai Hari Kebebasan, dimulai pada tahun 1865 ketika tentara Union tiba di Galveston, Texas memerintahkan kebebasan bagi orang-orang yang diperbudak di negara bagian itu.

Setahun setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang menjadikan 19 Juni sebagai hari libur federal ke-12 negara itu, orang-orang di seluruh AS berkumpul di acara-acara yang diisi dengan musik, makanan, dan kembang api.

Dikutip dari laman AP, Senin (20/6/2022) perayaan ini juga termasuk penekanan pada pembelajaran tentang sejarah dan mengatasi perbedaan ras.

Banyak orang kulit hitam merayakan hari itu seperti yang mereka lakukan sebelum pengakuan formal.

“Negara-negara besar tidak mengabaikan momen paling menyakitkan mereka,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, Minggu.

“Mereka menghadapi tantangan untuk tumbuh lebih kuat. Dan itulah yang harus terus dilakukan oleh bangsa yang besar ini.”

Jajak pendapat juga menemukan bahwa dukungan untuk menjadikan Juneteenth sebagai bagian dari pelajaran sejarah sekolah meningkat dari 49% menjadi 63%.

Namun banyak negara bagian lambat menetapkannya sebagai hari libur resmi. Anggota parlemen di Mississippi, Carolina Selatan, Tennessee dan di tempat lain gagal mengajukan proposal tahun ini yang akan menutup kantor negara bagian dan memberi sebagian besar pegawai negeri mereka cuti.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Warga Kulit Hitam AS di Bangkok Rayakan Juneteenth

Selagi Amerika Serikat baru merayakan Juneteenth untuk kedua kalinya, perayaan yang diakui secara federal, warga kulit hitam Amerika yang tinggal di luar negeri merayakan hari libur itu dan membina komunitas mereka di luar Amerika Serikat.

Tapi ini bukan tradisi baru bagi semua orang. Presiden Joe Biden bergerak cepat tahun lalu untuk secara federal mengakui "Juneteenth", hari yang dirayakan oleh warga kulit hitam Amerika sejak orang-orang terakhir yang diperbudak diberi tahu bahwa mereka bebas di Galveston, Texas, pada 19 Juni 1865, dua tahun setelah Proklamasi Emansipasi tahun 1863 oleh Presiden Abraham Lincoln.

Di Bangkok, sebuah kelompok bernama Ebony Expats mengadakan makan malam bersama di restoran Jamaika yang menyajikan ayam “keprek” dan sup labu.

3 dari 3 halaman

Berbagi Budaya

Pemilik restoran Collin Clifford McKoy oernah berdinas selama 20 tahun di Angkatan Darat AS sebelum akhirnya membuka restorannya selama pandemi di Thailand.

Dia mengatakan liburan Juneteenth adalah kesempatan bagi orang kulit hitam untuk berbagi budaya mereka saat berada begitu jauh dari tanah air.

Kelompok ini juga menyelenggarakan pemutaran film bisu Black Panther di bar tepi sungai itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.