Sukses

Jerman hingga Spanyol Evakuasi Warganya Akibat Kebakaran dan Suhu Ekstrem

Badan cuaca nasional Jerman menyatakan suhu di beberapa stasiun pengukur di wilayah timur telah mencapai 38 derajat Celsius.

, Madrid - Temperatur awal musim panas yang tinggi disertai dengan angin kencang telah mencapai negara bagian timur Jerman pada hari Minggu (19/06), mengakibatkan kobaran api di daerah barat daya ibu kota Berlin.

Badan cuaca nasional Jerman menyatakan suhu di beberapa stasiun pengukur di wilayah timur telah mencapai 38 derajat Celsius, di mana wilayah barat juga mencapai suhu yang sama, sehari sebelumnya.

Sejak Jumat (17/06), sekitar 20 desa telah memerintahkan warganya untuk mengungsi, akibat kobaran api yang mulai mendekati rumah mereka, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Senin (20/6/2022).

Sebelumnya, juru bicara pemadam kebakaran mengatakan area kebakaran telah menyebar ke "100 hingga 110 hektar," sekitar 70 kilometer dari Berlin. Helikopter militer pun dikerahkan untuk membantu operasi pemadaman.

Sejauh ini, tim darurat telah berhasil memadamkan api untuk tidak melintasi jalan utama, B102, yang telah ditutup untuk lalu lintas. Balai kota di Treuenbrietzen, Brandenburg, juga telah beralih fungsi menjadi tempat penampungan darurat bagi mereka yang dievakuasi.

Jerman mengalami banyak sekali kebakaran hutan dalam beberapa hari terakhir akibat periode panas yang hebat dan sedikitnya curah hujan.

Pulau Yunani Dilalap Api

Pada hari Minggu (19/06), kebakaran hutan juga berkobar tak terkendali di Evia tengah, pulau terbesar kedua di Yunani. Tiupan angin kencang membuat kobaran api menyebar ke seluruh lereng hutan pegunungan di Gaia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Evakuasi

Pihak berwenang telah memerintahkan evakuasi warga desa Kremastos sebagai tindakan pencegahan, karena kobaran api telah meluas hingga 800 meter dari rumah mereka. Sekitar 70 petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api di lapangan, dibantu oleh sembilan pesawat pemadam kebakaran, dan empat helikopter.

Musim panas tahun lalu, Evia juga dilanda kebakaran hutan yang menghancurkan sekitar sepertiga wilayah hutannya.

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran di Spanyol juga berjuang untuk memadamkan kebakaran hutan yang telah berkobar selama beberapa hari, akibat dari gelombang panas yang memecahkan rekor suhu tertinggi di bulan Juni.

Suhu di banyak kota di Spanyol telah meningkat di atas 40 derajat Celsius minggu ini, di mana suhu yang sama seharusnya lebih sering dirasakan pada bulan Agustus mendatang.

Pihak berwenang setempat mengatakan bahwa kerusakan terburuk terjadi di provinsi barat laut Zamora, di mana lebih dari 25.000 hektar tanah telah hangus. Kebakaran itu dimulai dari serangan badai listrik yang terjadi pada hari Rabu (15/06), meskipun kurangnya curah hujan dan angin kencang juga mendukung kondisi untuk api terus berkembang.

 

3 dari 3 halaman

Suhu Telah Menurun di Spanyol

Pihak berwenang Spanyol mengatakan suhu telah menurun pada Minggu (19/06) pagi. Hal ini memudahkan 650 pekerja darurat yang telah berjuang melawan lahan yang terbakar. Dengan menggunakan pesawat pelontar air, mereka berhasil membuat garis batas di sekitar wilayah kebakaran yang dimulai di Sierra de la Culebra di Zamora, sementara 18 desa telah dievakuasi.

Kebakaran hutan juga melanda di tiga bagian timur laut Catalonia: di Lleida, di Tarragona, dan di taman alam di Garraf, tepat di wilayah selatan Barcelona.

Petugas pemadam kebakaran mengatakan mereka telah menanggapi lebih dari 200 kebakaran hutan yang terjadi hanya di Catalonia selama seminggu terakhir.

Para ahli telah memperingatkan bahwa suhu tinggi ini disebabkan oleh perubahan iklim yang mengkhawatirkan.

"Apa yang kita saksikan hari ini, sayangnya, merupakan gambaran masa depan," kata Clare Nullis, juru bicara Badan Meteorologi Dunia di Jenewa.

Dia mengatakan musim panas kemungkinan akan lebih panas jika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer terus meningkat dan mendorong pemanasan global menuju 2 derajat Celsius lebih tinggi dari tingkat pra-industri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.