Sukses

Jerman Ingin Kerja Sama Mendalam dengan Indonesia, Mitra Kunci di ASEAN

Presiden Frank-Walter Steinmeier melawat ke Indonesia pada 15-17 Juni 2022.

, Jakarta - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier melawat ke Indonesia pada 15-17 Juni 2022. Ia tiba pada 15 Juni di Tanah Air dan pada 16 Juni bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Pada kesempatan itu, seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (17/6/2022), Presiden Jerman menegaskan komitmen Jerman memperkuat hubungan dengan Indonesia. Kunjungannya melatari upaya Berlin mendekati Indonesia di tengah konflik gepolitik, krisis ekonomi dan perubahan iklim.

Bukan kebetulan Indonesia dipilih sebagai negara tujuan utama dalam lawatan terbesar pertama Presiden Frank-Walter Steinmeier sejak terpilih kembali Februari lalu. Hal ini diakui Presiden Joko Widodo ketika menyambut kedatangan kepala negara Jerman itu di Istana Bogor, Kamis 16 Juni.

"Tentu ini menunjukkan kedekatan hubungan kedua negara," kata dia dalam keterangan pers. "Presiden Steinmeier juga bukan orang baru bagi saya karena kita sudah pernah bertemu di Jakarta di tahun 2014 saat beliau menjabat sebagai menteri luar negeri."

Kunjungan Steinmeier memayungi kemesraan baru antara Jerman dan Indonesia yang pada 2022 ini merayakan 70 tahun hubungan diplomasi. Akhir Juni mendatang, giliran Jokowi yang diundang sebagai tamu kehormatan dalam KTT G7 di Elmau, Jerman. Tahun depan, Indonesia juga menjadi negara mitra di pameran teknologi Hannover Messe.

"Kami ingin agar kita bisa saling mengandalkan satu sama lain,” kata Steinmeier di Istana Bogor. Di sana, dia menjanjikan komitmen Jerman dan Uni Eropa untuk "terus meningkatkan kerja sama,” dengan Indonesia.

Perdagangan menjadi agenda besar dalam pertemuan kedua kepala negara. Karena meski mewakili perekonomian terbesar di Uni Eropa dan ASEAN, volume perdagangan antara Indonesia dan Jerman saat ini masih tergolong kecil. 

Sepanjang 2021, kedua negara hanya mencatat volume perdagangan senilai USD 6,6 miliar. Adapun dengan negara ASEAN lain seperti Vietnam dan Malaysia misalnya, Jerman mencatatkan volume dagang sebesar USD 13 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pentingnya Perang Indonesia Bagi Jerman

Dalam sambutannya, presiden Jerman menekankan pentingnya peranan Indonesia bagi Jerman maupun Uni Eropa dalam kemitraan strategis.

"Kajian hubungan Uni Eropa-ASEAN dalam kemitraan strategis merupakan langkah penting. Kami siap dengan langkah selanjutnya, dan di tahun-tahun mendatang ingin melanjutkan kerjasama yang lebih mendalam dengan Indonesia sebagai mitra kunci di kawasan dan di ASEAN. Inilah tujuan kunjungan saya di sini. Kami semakin mendekat dan bahu membahu dengan negara-negara yang yang memiliki nilai dan kepentingan yang sama", tegas Steinmeier.

Kerja Sama Digital dan Teknologi

Dalam pertemuan di Bogor, Jokowi didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. 

Menurut Istana, kesempatan itu digunakan oleh Kementerian Perindustrian untuk menandatangani nota kesepahaman dengan sejumlah perusahaan Jerman, antara lain produsen semikonduktor Jerman, Infineon AG.

Pemerintah berharap, Infineon dan perusahaan teknologi tinggi lain di Jerman agar tidak hanya berinvestasi, tetapi juga terlibat mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi. 

Perusahaan asal Duisburg itu awal tahun ini mengumumkan ingin memperluas pabriknya di Batam dengan menyuntik dana senilai 2,4 miliar Euro. Hal ini disambut baik Presiden Jokowi, yang ingin menawarkan Indonesia sebagai sentra produksi alternatif untuk sektor teknologi.

"Saya mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semi konduktor di Indonesia dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasokan mikrochip global,” tutur Jokowi.

Di hari pertama lawatannya, Steinmeier diundang bertemu dengan perwakilan usaha di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), sebelum berkunjung ke Taman Wisata Alam Mangrove, Kamal Muara, dan bertemu dengan pakar iklim dan lingkungan.

 

3 dari 4 halaman

Diplomasi Iklim di Era Konflik

Perlindungan iklim termasuk menjadi prioritas utama dalam peningkatan kerjasama antara Jerman dan Indonesia. Dalam pertemuannya dengan Steinmeier, Jokowi menegaskkan apresiasi Indonesia atas bantuan pemerintah di Berlin, dalam pembiayaan Inisiatif Infrastruktur Hijau (GII) senilai 2,4 miliar Euro.

Kesepakatan terkait dirangkai 2019 silam dan berjangka waktu lima tahun. Di dalamnya, Bank Pembangunan Jerman (KfW) menawarkan kredit lunak untuk proyek ramah iklim lintas sektoral.

Proyek pertama yang akan dijalankan antara lain adalah pembangunan pusat mangrove pertama di Indonesia. "Kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta Euro serta pengembangan energi geotermal senilai 300 juta Euro. Saya mengajak Jerman menjadi mitra Indonesia dalam mengolah potensi-potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia," kata Jokowi.

Kemeseraan baru antara kedua negara ikut dimuluskan oleh sikap Indonesia mendukung resolusi PBB yang mengecam invasi Rusia di Ukraina, Februari silam. Kepada Jokowi, Steinmeier berterimakasih atas "sikap tegas” Indonesia, yang menurutnya menunjukkan komitmen terhadap demokrasi dan hukum internasional.

"Kami mendekat dengan negara-negara yang berbagi nilai dan kepentingan yang sama,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Sebelumnya ke Singapura

Sebelumnya Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier tiba di Singapura hari Selasa (14/6) dalam rangka lawatan empat hari ke Singapura dan Indonesia.

Dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (15/6/2022), ia mengatakan, bukan kebetulan jika lawatan panjang pertamanya ke luar negeri dalam masa jabatan kedua ditujukan ke kedua negara di kawasan.

"Singapura dan Indonesia adalah mitra erat dan terpercaya Jerman dan Eropa", kata Steinmeier kepada kantor berita Jerman DPA. Mereka, seperti juga kami, ingin mengembangkan perdagangan yang adil berbasis kesepakatan internasional dan berpartisipasi aktif dalam badan-badan internasional.

Lalu dia menambahkan: kedua negara juga secara jelas mengambil sikap menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Frank-Walter Steinmeier akan berada di Singapura hari Selasa dan Rabu, lalu bertolak ke Indonesia. Ini adalah lawatan luar negeri panjang yang pertama pada masa jabatannya yang kedua.

"Saya sengaja memilih kawasan Indo-Pasifik untuk kunjungan jauh yang pertama saya. Ini kawasan yang penting untuk perdagangan dunia, dan pada saat yang sama kawasan yang dalam aspek politik keamanan berada di bawah tekanan, terutama ketika China tampil makin otoriter".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.