Sukses

Akui Kewalahan Lawan Rusia, Presiden Zelensky: Ukraina Butuh Senjata Antirudal

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengakui Ukraina kewalahan saat memerangi pasukan Rusia di kota timur Sievierodonetsk dan wilayah Kharkiv.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky mengakui Ukraina kewalahan saat memerangi pasukan Rusia di kota timur Sievierodonetsk dan wilayah Kharkiv. Ia menyatakan, pasukan Ukraina menderita kerugian yang menyakitkan dalam perang tersebut.

Menurut Zelenskiy, Ukraina saat ini membutuhkan senjata antirudal modern, dan tidak ada alasan bagi negara-negara mitra untuk menunda pengiriman senjata karena beberapa roket Rusia berhasil menghindari pertahanan dan menjatuhkan korban.

"Pertempuran paling sengit, seperti sebelumnya, terjadi di Sievierodonetsk dan kota serta daerah-daerah terdekat lainnya. Sayangnya, kerugiannya menyakitkan," kata Volodymyr Zelensky dalam pidato yang disampaikan Selasa 14 Juni larut malam.

Ia mengatakan, pasukannya masih berusaha untuk mengevakuasi warga sipil dari Sievierodonetsk setelah Rusia menghancurkan jembatan terakhir ke kota itu, yang merupakan tahap terakhir dalam pertempuran selama berminggu-minggu di Donbas --wilayah yang ingin direbut Moskow.

"Tetapi kita harus kuat bertahan --bertahan kuat sangat penting di Donbas. Semakin banyak kerugian yang diderita musuh di sana, semakin sedikit kekuatan yang harus dimiliki untuk mengejar agresinya," ujar Zelensky.

Ukraina juga mengalami "kerugian yang menyakitkan" di Kharkiv di sebelah timur Kiev, wilayah tempat Rusia berusaha memperkuat posisinya setelah didorong mundur baru-baru ini, ungkap Zelensky.

"Pertempuran terus berlanjut di sana dan kami harus terus berjuang, berjuang keras."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Salah Satu Perang Tersulit

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran memperebutkan kota di bagian timur, Sievierodonetsk, adalah "salah satu perang paling sulit", sambil menyoroti pentingnya kota itu di wilayah Donbas.

"Dalam banyak hal, nasib Donbas diputuskan di sini," kata Zelensky dalam pidato melalui video pada Rabu 8 Juni malam.

Pasukan Ukraina dipaksa mundur ke pinggiran Sievierodonetsk pada hari Rabu sewaktu menghadapi serangan sengit Rusia.

Beberapa hari silam, pasukan Ukraina melancarkan serangan balasan yang membuat mereka menguasai sekitar setengah wilayah kota. Tetapi gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan kepada media RBC-Ukraine bahwa Rusia mulai meratakan kota itu dengan gempuran bom dan serangan udara, sehingga tidak logis untuk bertahan di kota itu.

"Pasukan kami kini kembali menguasai hanya pinggiran kota," kata Haidai. "Tetapi pertempuran masih berlanjut, pasukan kami mempertahankan Sievierodonetsk, mustahil untuk menyatakan Rusia menguasai kota itu sepenuhnya."

 
3 dari 4 halaman

Rusia Kuasai Luhansk

Ia mengakui kesulitan yang dihadapi pasukan Kyiv, dan mengatakan kepada Associated Press, "Semua yang dimiliki tentara Rusia, artileri, mortir, tank, pesawat udara – semua itu, mereka gunakan di Sievierodo.

Haidai mengindikasikan bahwa pasukan Rusia dapat mundur ke posisi-posisi yang lebih dapat dipertahankan, seperti Lysychansk, kota di seberang Sungai Siverskyi Donets, yang terletak di dataran yang lebih tinggi. Ia sebelumnya menyatakan pasukan Kyiv akan terpaksa ditarik mundur untuk menghindari pengepungan.

Setelah berpekan-pekan memusatkan serangannya di Ukraina Timur, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu Selasa mengatakan pasukan Rusia kini menguasai 97% wilayah provinsi Luhansk.

Sievierodonetsk adalah kota besar terakhir di wilayah itu yang belum direbut dalam ofensif 3,5 bulan Moskow.

Shoigu mengatakan pasukan Rusia juga bergerak maju ke arah kota Popasna. Ia menambahkan bahwa mereka telah merebut Lyman dan Sviatohirsk serta 15 kota lainnya di kawasan.

 
4 dari 4 halaman

Rusia Rebut 20 Persen Wilayah Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah merebut 20 persen wilayahnya. Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022.

Dilaporkan BBC, hal itu diungkap Presiden Zelensky dalam video kepada anggota-anggota parlemen Luksemburg.

"Semua formasi-formasi militer Rusia yang siap tempur sedang terlibat di agresi ini," ujar Presiden Zelensky.

Ia menyorot serangan yang makin intensif di kota Severodonetsk di wilayah timur Donbas. Sementara, pejabat pertahanan Inggris berkata Rusia telah merebut banyak kota-kota dan terus unggul berkat konsentrasi berat artileri mereka.

Severodonetsk adalah kota Ukraina yang paling timur. Ukraina masih mencoba mempertahankan kendali di kota tersebut dari serangan Rusia dari berbagai penjuru.

Gubernur Serhiy Haidai yang memimpin Severodonetsk menyebut tentara Ukraina berusaha melakukan serangan balik dan mendapatkan tawanan. Namun, pertempuran di jalan yang sengit membuat evakuasi sulit dan sangat berbahaya. 

Volodymyr Zelensky berkata tak ada perubahan drastis di wilayah Donbas, tetapi ia berkata prajurit Ukraina mencetak sejumlah "keberhasilan" di pertempuran Severodonetsk. Masih ada 15 ribu orang yang terperangkap di kota itu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.