Sukses

15 Juni 1996: Ledakan Bom di Pusat Perbelanjaan Manchester, 200 Orang Terluka

Sebuah bom besar telah menghancurkan area perbelanjaan yang sibuk di pusat kota Manchester.

Liputan6.com, Manchester - Momen kelabu tercatat pada hari ini di tahun 1996. Kala itu ledakan besar mengguncang pusat kota Manchester, Inggris.

Seperti diberitakan BBC on This Day, disebutkan bahwa sebuah bom besar telah menghancurkan area perbelanjaan yang sibuk di pusat kota Manchester. 200 orang terluka dalam serangan itu, sebagian besar terkena pecahan kaca, dan tujuh orang dikatakan dalam kondisi serius.

Polisi meyakini yang menanam perangkat itu adalah IRA (Provisional Irish Republican Army) atau Tentara Republik Irlandia Sementara.

Bom meledak sekitar 11.20 BST di Corporation Street di luar pusat perbelanjaan Arndale.

Ini adalah serangan ketujuh oleh kelompok Republik Irlandia sejak melanggar gencatan senjata pada bulan Februari 1996, dan merupakan yang terbesar kedua di daratan Inggris.

Sebuah stasiun televisi lokal menerima peringatan telepon pada pukul 10.00 BST - tepat ketika pusat kota dipenuhi oleh pembeli pada hari Sabtu.

Penelepon menggunakan kata sandi IRA yang dikenali.

Satu jam 20 menit setelah peringatan itu, polisi masih melakukan sterilisasi terhadap ratusan orang dari area besar di pusat kota Manchester.

Ahli penjinak bom Angkatan Darat menggunakan perangkat yang dikendalikan dari jarak jauh memeriksa sebuah van tersangka yang diparkir di luar Marks & Spencer, ketika meledak dalam ledakan yang tidak terkendali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Luka Akibat Pecahan Kaca

Banyak dari mereka yang terluka berada di luar barisan polisi.

70 pengamat diangkut ke tiga rumah sakit dengan ambulans. Yang lain berjalan atau dibawa oleh teman-teman.

Seorang konsultan di Hope Hospital mengatakan sebagian besar yang terluka parah - termasuk seorang wanita hamil yang terlempar sejauh 4,6 meter ke udara - menderita luka akibat pecahan kaca dalam yang memerlukan pembedahan.

Perdana Menteri Inggris kala itu, John Major bersikeras pembicaraan damai multi-partai Irlandia Utara yang dimulai minggu lalu, sebelum ledakan terjadi, akan berlanjut, tetapi meminta Sinn Fein - sayap politik IRA - untuk mengutuk serangan itu dan menuntut gencatan senjata.

"Tindakan segelintir orang fanatik ini akan dianggap hina dan jijik di seluruh dunia," katanya.

3 dari 4 halaman

Sayembara Rp 17,7 M Buru Pelaku

Pada awal setelah ledakan, hadiah 1 juta pound sterling atau sekitar Rp 17,7 miliar ditawarkan untuk informasi yang mengarah ke para pelaku. Kemudian Polisi Greater Manchester mengatakan tidak mungkin ada orang yang diadili atas serangan itu.

Pada tahun 2006 polisi merilis klip video, yang diambil dari helikopter polisi yang melayang di atas TKP, yang menunjukkan dampak penuh dari ledakan tersebut.

Kerusakan besar yang terjadi pada bangunan di pusat kota menyebabkan regenerasi total - dapat dikatakan bahwa tanpa bom, Manchester mungkin tidak memiliki peluang dramatis untuk kelahiran kembali, yang didanai oleh investor swasta dan pemerintah.

Kampanye pasca-gencatan senjata IRA tahun 1996 berfokus sepenuhnya pada serangan daratan Inggris.

Kelompok tersebut melanggar gencatan senjata pada 9 Februari 1996 dengan sebuah bom besar di Docklands London yang menewaskan dua orang.

Dalam 10 minggu, Partai Republik Irlandia telah menanam lima perangkat peledak lain - semuanya di London.

4 dari 4 halaman

Bom Manchester di Konser Ariana Grande

Bom meledak di Manchester hanya beberapa saat setelah Ariana Grande menyelesaikan lagu terakhir di konsernya, di AO Arena, Manchester, Inggris, pada 22 Mei 2017.

Dikutip dari History.com, bom bunuh diri tersebut menewaskan 22 penonton konser dan melukai 116 orang lainnya.

Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden mengerikan tersebut yang merupakan tindakan terorisme paling mematikan di Inggris sejak pemboman metro London pada 2005.

Korban termuda dari pemboman tersebut adalah Saffie Roussos yang masih berusia delapan tahun.

Lebih dari 240 panggilan darurat dilakukan. 60 ambulans dan 400 petugas polisi juga ikut mencari orang yang belum ditemukan oleh anggota keluarganya.

Pelaku bom bunuh diri tersebut adalah Salman Abedi (22). Abedi adalah warga asli Manchester yang mempunyai darah Libya.

Menurut para penyelidik, Abedi diradikalisasi setelah menghabiskan waktu di Libya pada 2011.

Walau ia ditandai oleh dinas keamanan Inggris, Abedi bukan anggota dari kelompok teroris apa pun pada saat pemboman.

Bukti juga menunjukkan bahwa sejumlah individu, termasuk saudara laki-laki Abedi, mengetahui rencananya, dan mungkin membantu melaksanakannya.

Setelah serangan itu, Grade menyampaikan pernyataannya melalui akun Twitter-nya dengan mengatakan, "dari lubuk hati saya, saya sangat menyesal. saya tidak punya kata-kata."

Ia juga menulis pernyataan lebih panjang melalui Instagram beberapa hari setelah kejadian tersebut.

Sebelas hari kemudian, ia kembali ke Manchester untuk mengunjungi penggemar yang terluka dan keluarga para korban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.