Sukses

Korea Selatan Dekati Jepang untuk Hadapi Masalah Korea Utara

Pemerintah baru Korea Selatan ingin melakukan normalisasi hubungan dengan Jepang untuk menghadapi masalah Korea Utara.

Liputan6.com, Singapura - Pemerintah Korea Selatan mengaku siap melakukan normalisasi hubungan dengan Jepang untuk menghadapi isu Korea Utara. Normalisasi hubungan ini akan melibatkan Amerika Serikat. 

Rencana koordinasi trilateral itu diungkap Menteri Pertahanan Korea Selatan Lee Jong-sup pada acara tahunan Shangri-La Dialogue di Singapura. 

Dilaporkan Yonhap, Senin (13/6/2022), Menhan Lee berkata negaranya berniat untuk melakukan dialog serius dengan Jepang untuk memperkuat kerja sama militer dan mendukung rencana trilateral dengan Amerika Serikat. Terkait relasi dengan Jepang, ia  menyorot bahwa masalah yang hadir antara Korsel-Jepang berasal dari isu kolonialisasi Semenanjung Korea pada 1910-1945 oleh Jepang.

Sebagai informasi, salah satu masalah dalam hubungan Korea Selatan-Jepang adalah akibat "wanita penghibur" (jugun ianfu) di masa penjajahan Jepang dulu, termasuk di Korea. Isu ini masih menjadi duri di hubungan kedua negara.

Pihak Korea Selatan berkata ingin agar kedua belah pihak "menggunakan kearifan bersama-sama untuk meraih solusi masuk akal dalam jalan yang selaras dengan kepentingan bersama kedua negara."

Selain itu, Lee Jong-sup menegaskan tekat Presiden Yoon Suk-yeol untuk melucutkan senjata nuklir Korea Selatan untuk keamanan regional. 

"Prinsip kami untuk mendirikan perdamaian berkelanjutan di Semenanjung Korea akan tetap tegas dan kokoh," ujar Lee Jong-sup. "Untuk mencapai tujuan itu, kami akan menyiapkan tindakan-tindakan yang jelas dengan komunitas internasional untuk mendorong denuklirisasi Korea Utara."

Terkait Asia Tenggara, Korea Selatan juga berjanji terus melaksanakan kerja sama dengan lebih proaktif, seperti dalam hal ancaman cyber.

"Status politik, ekonomi, dan budaya Korea Selatan serta karakter distingtif geopolitik Semenanjung Korea tidak bisa dipisahkan dari kawasan Indo-Pasifik," jelas Menhan Korea Selatan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menhan Prabowo Juga Hadir di Singapura

Sebelumnya dilaporkan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga menghadiri dialog pertahanan itu bersama para menteri pertahanan di berbagai negara. 

Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto, mengungkap cara Asia atau "The Asian Ways" dalam menghadapi berbagai tantangan geopolitik dunia untuk mencapai perdamaian.

Menurut dia, cara itu ditemukan berdasar pengalaman 40 hingga 50 tahun terakhir, bahwa orang Asia menolak untuk didominasi, diperbudak, dieksploitasi, demi hidup damai dengan jalan kepemimpinan yang bijaksana.

"Perang dunia II melahirkan gerakan kemerdekaan melawan imperialisme selama ratusan tahun. Pengalaman saudara-saudara kita di Indocina, pengalaman saudara-saudara kita di Filipina, di India, di banyak bagian Asia dan Pasifik membuat kita sangat-sangat sadar akan perlunya kepemimpinan yang bijaksana dan penuh kebajikan," kata Prabowo dalam diskusi panel forum IISS Shangri-La Dialogue 2022, dengan tajuk "Mengelola Persaingan Geopolitik di Kawasan Multipolar di Singapura", Sabtu (11/6).

Prabowo pun menekankan, dirinya meyakini kekuatan besar dunia yaitu China dan Amerika Serikat akan berbijaksana demi perdamaian dunia. Sebab, dia meyakini, penting bagi sebuah negara memiliki pemimpin yang bijaksana dalam mengelola negara dalam menghadapi tantangan geopolitik dunia saat ini.

"Kami yakin bahwa para pemimpin kekuatan besar menyadari tanggung jawab besar di pundak mereka. Bahwa mereka akan memegang tanggung jawab mereka dengan kebijaksanaan dan kebajikan," urai Prabowo.

3 dari 4 halaman

Pengalaman Indonesia

Prabowo berpesan, kepada seluruh Menteri Pertahanan di dunia, bahwa Indonesia merupakan negara yang terkena dampak besar dari sentimen negatif persaingan antara negara tetangga. 

Meski demikian, Indonesia telah memiliki ramuan tersendiri untuk mengatasi gejolak internal akibat dari faktor eksternal, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang damai, toleransi antar sesama agama, ras maupun suku.

"Kami telah memutuskan bahwa pengalaman umum kami didominasi, diperbudak, dieksploitasi, memaksa kami sekarang untuk berjuang, untuk menciptakan lingkungan yang damai. Lingkungan persahabatan," tuturnya.

Forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 merupakan salah satu forum terpenting bagi pejabat senior dunia untuk berbagi perspektif baru tentang tantangan keamanan yang berkembang di Asia.

Pada kesempatan tersebut, Prabowo duduk satu meja dengan PM Singapura Lee Hsien Long, PM Jepang Fumio Kishida, Menhan AS Lloyd J Austin, Menhan Australia Richard Donald Marles, dan Menhan Cina General Wei Fenghe.

4 dari 4 halaman

Respons Positif

Turut dilaporkan, keberadaan Prabowo disambut lantaran Indonesia dinilai memiliki peran penting dalam upaya menjaga perdamaian dunia yang sejalan dengan pembukaan UUD 1945.

Prabowo juga sebagai pembicara di forum IISS Shangri-La Dialogue 2022 yang bertajuk 'Mengelola Persaingan Geopolitik' itu.

Pada forum tersebut, Prabowo berbicara tentang pentingnya peran Indonesia dalam geopolitik indocina yang menyebabkan negara-negara jajahan berhasil merdeka dari jerat imperialisme dan kolonialisme.

"Faktor itu dipengaruhi oleh pemimpin Indonesia Presiden Soekarno yang berhasil menggagas gerakan non-blok," ujar Prabowo dalam keterangannya, Minggu (12/6/2022).

Usai memberikan pidato pada forum IISS, Prabowo mendapat pujian dari seorang profesor bernama Hoo Chiew Ping yang merupakan dosen senior di National University of Malaysia.

"@Kemhan_RI @prabowo menyampaikan salah satu komentar yang paling menarik (bukan narasi Barat seperti biasanya). Beberapa penonton bertepuk tangan sebelum ia mengakhiri penyampaiannya (juga jarang terjadi)," ucapnya.

Prabowo, menurut Hoo, juga mencontohkan bagaimana negara-negara Asia percaya pada kepemimpinan yang bijaksana karena mereka adalah yang paling terpengaruh oleh kekuatan besar.

"Pengalaman umum dijajah dan diperbudak membuat negara-negara Asia mencari cara kolektif untuk menciptakan lingkungan yang ramah," kata Hoo.

Pujian terhadap penampilan Prabowo juga datang dari Twitter @willschoong yang mengatakan bahwa penyampaian Prabowo singkat dan tajam. Pemilik akun terserbut adalah Senior Fellow di ISEAS - Yusof Ishak Institute Singapura.

"Saya baru saja menetap, tetapi sepertinya pidato @prabowo cukup singkat, katakanlah 12 menit? Dalam satu tahun, pembicara sebelumnya agak mengoceh, melompat dari halaman ke halaman. Penyampaian Prabowo singkat dan tajam," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.