Sukses

Nigeria Tuding ISIS Jadi Pelaku Serangan di Gereja Katolik

Serangan terhadap sebuah gereja Katolik beberapa waktu lalu diduga dilakukan oleh ISIS.

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Nigeria menduga kelompok pemberontak ISIS di Provinsi Afrika Barat (Islamic State West Africa Province- ISWAP) melakukan pembantaian di satu gereja Katolik pada Minggu (5/6), yang menewaskan 40 orang, kata Menteri Dalam Negeri Ogbeni Rauf Aregbesola, pada Kamis (9/6).

Menggunakan senapan AK-47 dan bahan peledak, penyerang mengamuk dan membantai jemaat di Gereja Katolik St. Fransiskus di Owo, Negara Bagian Ondo di Nigeria barat daya, Minggu, ketika berlangsung misa Pentakosta. Para pelaku penyerangan lalu melarikan diri. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (11/6/2022). 

"Kami telah melihat jejak ISWAP dalam serangan mengerikan di Owo ini dan mengejar mereka. Agen-agen keamanan kami sedang mengejar mereka dan kami akan menyeret mereka ke pengadilan," kata Aregbesola kepada wartawan di ibu kota Abuja.

Pihak berwenang tidak memberi komentar tentang identitas atau motif para pembunuh.

ISWAP, yang umumnya aktif di wilayah timur laut Nigeria dan negara tetangganya, Chad, adalah satu dari dua kelompok pemberontak Islam besar yang telah saling berperang, selain memerangi militer Nigeria selama bertahun-tahun. Sudah ratusan ribu orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi akibat konflik yang berlangsung.

Negara Bagian Ondo jauh dari wilayah yang biasanya menjadi tempat operasi ISWAP.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Protes Warga

Para wanita berbaris dalam protes di Owo pada hari Selasa (7/6) setelah kota di Nigeria Selatan itu mengalami serangan terhadap sebuah gereja pada hari Minggu lalu yang menewaskan sedikitnya 38 orang.

Seorang pemimpin suku berada di depan pawai sementara mereka meneriakkan “Ogun, dewa besi, akan membalas dendam mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu.”

“Kami di sini untuk mengatakan sudah cukup,” kata Yemi Mahmud selagi bergabung dalam demonstrasi itu.

“Owo adalah tempat yang damai tetapi ini telah terjadi sekarang, ini aneh bagi kami.”

Raja kerajaan Owo juga mempertemukan para pemimpin etnis untuk berdiskusi sementara dia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kekerasan dapat meningkat lebih lanjut. Lima anak termasuk di antara yang tewas setelah orang-orang bersenjata dengan bahan peledak menyerbu Gereja Katolik St. Fransiskus di kota di negara bagian Ondo.

3 dari 4 halaman

Kronologi Kejadian

Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan dan meledakkan bahan peledak yang menewaskan puluhan orang dalam serangan terhadap sebuah gereja Katolik di barat daya Nigeria.

Serangan dimulai ketika para jemaah berkumpul di Gereja Katolik St Fransiskus di negara bagian Ondo pada hari Minggu. Di antara yang tewas ada banyak anak-anak.

Adelegbe Timileyin, yang mewakili kota Owo tempat serangan itu terjadi, mengatakan sedikitnya 50 orang tewas.

“Hati kami berat,” kata Gubernur Ondo Rotimi Akeredolu. 

“Perdamaian dan ketenangan kami telah diserang oleh musuh-musuh rakyat.”

Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Owo mengatakan tidak kurang dari 50 mayat telah dipindahkan ke Pusat Medis Federal Owo dan Rumah Sakit Katolik St Louis.

4 dari 4 halaman

Tak Lagi Damai

Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan 206 juta orang, telah bergulat selama lebih dari satu dekade menghadapi pemberontakan di timur laut oleh pemberontak ekstremis Islamis Boko Haram dan cabangnya, ISIS Provinsi Afrika Barat.Raja Owo, Oba Ajibade Gbadegesin Ogunoye, memperingatkan akan terjadinya krisis kemanusiaan jika konflik internal meluas lebih jauh ke Nigeria selatan dan memaksa jutaan orang mengungsi.

Sekolah dan tempat-tempat berkumpul umum tetap ditutup di Owo pada hari Selasa (7/6) dan banyak warga tinggal di rumah.

Komando Polisi Ondo belum melakukan penangkapan atau mengonfirmasi identitas para penyerang, yang dikatakan setidaknya berjumlah lima orang, kata seorang juru bicara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.