Sukses

Polisi AS Tak Selamatkan Orang Tenggelam karena Bahaya, Videonya Viral

Polisi di AS viral karena tak menyelamatkan korban tenggelam karena tak terlatih.

Liputan6.com, Tempe - Sebuah video viral beredar di Amerika Serikat ketika seorang polisi di Arizona tidak menolong pria yang tenggelam di danau pada 28 Mei lalu. Polisi itu awalnya sudah menasihati pria itu agar jangan berenang.

"Kamu tidak boleh berenang di danau," ujar petugas polisi itu, tetapi ucapannya tidak diindahkan. 

Tak lama kemudian, pria itu minta tolong karena tenggelam, namun polisi tidak terjun ke air. Kejadian itu terekam di body camera milik polisi.

"Saya tenggelam," ujar korban bernama Sean Bickings yang berusia 34 tahun. 

"Oke, saya tidak akan menyebur untukmu," ujar polisi itu. 

Menurut laporan NPR, Kamis (9/6/2022), awalnya polisi datang untuk menengahi cekcok antara Bickings dan pasangannya. Saat polisi sedang melakukan pemeriksaan, Bickings malah berenang ke air danau di kota Tempe, Arizona. 

Polisi yang bertugas mendapat pembelaan dari asosiasi polisi setempat. Pasalnya, upaya penolongan bisa membahayakan polisi yang bertugas maupun korban. Selain itu, polisi yang datang tidak dilengkapi peralatan memadai untuk menolong orang tenggelam.

"Berupaya melakukan penolongan risiko tinggi bisa dengan mudah mengakibatkan kematian orang yang berada di air itu dan petugas yang dapat tertarik oleh orang dewasa yang tenggelam itu," ujar pernyataan resmi Tempe Officers Association.

Pada kondisi itu, polisi dilatih untuk menelepon damkar atau polisi kapal Tempe, atau keduanya. Pihak asosiasi berkata polisi yang menjadi saksi telah melakukan hal-hal tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ada Tiga Polisi

Ada tiga polisi yang berada status "cuti" setelah insiden tersebut. Namun, status itu tidak termasuk disipliner, dan mereka masih mendapatkan upah. 

Sejumlah penegak hukum masih menginvestigasi peristiwa tragis tersebut. Hampir seluruh momen terekam kamera, namun polisi tidak merilis ketika korban kehilangan nyawa karena kontennya sensitif.

Kepala Polisi setempat, Jeff Glover, telah menemui ibu korban. 

Tempe Officers Association  berkata apa yang terjadi adalah sebuah tragedi manusia. 

"Tenggelamnya Sean Bickings pada pagi hari di 28 Mei adalah sebuah tragedi manusia," ujar kelompok itu. "Duka kami mencerminan duka komunitas kita. Tak ada yang ingin insiden ini berarti seperti itu."

Arizona Peace Officer Standards and Training Board yang menerapkan kurikulum kepolisian di Arizona juga menjelaskan bahwa orang-orang yang ingin jadi polisi tidak perlu menampilkan kemampuan berenang. Tak ada pula pelatihan dasar terkait pertolongan di air. 

Kepolisian Tempe dan pemerintah kota kini sedang melakukan asesmen untuk meningkatkan kualitas pertolongan di air. Mereka akan membahas alat-alat apa yang dibutuhkan petugas, serta agar ada peralatan penolong di perairan. 

3 dari 4 halaman

Kasus Dalam Negeri

Beralih ke kasus dalam negeri, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Sulawesi Selatan (Sulsel) melansir sebanyak 21 orang korban penumpang KM Ladang Pertiwi 2 yang tenggelam di Selat Makassar dinyatakan selamat.

Kapal tersebut dikabarkan tenggelam pada Kamis (26/5) pukul 03.30 WITA di Selat Makassar, dan baru diketahui dari informasi pada Jumat (27/5).

"Ada empat korban dinyatakan selamat, diambil KRI Hasanuddin dari kapal kargo (Viar Ocean) lalu dibawa ke Kota Baru (Kalimantan Tengah) untuk dievakuasi. Saat ini jumlah korban ditemukan dalam keadaan selamat 21 orang," kata Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi, di Pelabuhan Rakyat Paotere, Makassar, Minggu malam

Ia menjelaskan, dari data jumlah penumpang kapal tersebut sebanyak 42 orang, telah ditemukan sebanyak 21 orang, dan sisanya 21 orang masih dalam pencarian. Empat orang korban ditemukan sekitar pukul 14.45 WITA.

"Hari ini kami tutup operasi SAR sementara, dan besok dilanjutkan. Sejauh ini belum ada ditemukan korban meninggal dunia. Korban empat orang ini ditemukan di sekitar lokasi kejadian," ujar Djunaidi.

 

4 dari 4 halaman

Libatkan Berbagai Pihak

Untuk proses pencarian, seluruh unit kerja dikerahkan termasuk melibatkan TNI dan Polri untuk mencari para korban yang belum diidentifikasi.

Saat ditanyakan apakah ada informasi masuk mengenai pencarian korban kapal tenggelam yang dilaporkan salah satu keluarga korban menyebut keluarganya sembilan orang diselamatkan kapal nelayan lalu dievakuasi ke Pulau Pamantauang, Pangkep, namun kata dia, tidak ada informasi disampaikan.

"Saya tidak pernah mendapat laporan dengan warga itu. Yang jelas data terupdate (ditemukan) empat orang," katanya menegaskan.

Sebelumnya, salah seorang keluarga korban Bambang Herianto melapor ke Posko DVI Polda Sulsel, di Pelabuhan Paotere bahwa ada sembilan (sebelumnya ditulis delapan) orang anggota keluarganya diselamatkan kapal nelayan, dan telah berada di Pulau Pamantauang, Kabupaten Pangkep.

Saat korban ditemukan di laut, kapal nelayan tersebut langsung membawa seluruh korban ke Pulau Pamantauang, selanjutnya dijemput warga di pulau tersebut dan langsung dievakuasi.

"Warga di sana langsung turun ambil. Ada sembilan orang, keluarga semua. mamak, om (paman), semua keluarga," kata Bambang terbata-bata.

Ia sangat bersyukur telah mendapat kabar keluarganya selamat dari musibah tersebut. Untuk itu, Bambang langsung melaporkan penemuan korban ke Posko DVI Polda Sulsel untuk proses identifikasi.

Saat ditanyakan apa tujuan keluarganya ke Makassar, pemuda ini mengatakan membeli kebutuhan pokok, serta barang jualan untuk dijual di pulau tempat tinggal mereka.

"Beli barang, untuk bisnis, penjualan bahan pokok kebutuhan sehari-hari di Pulau Pamantauang. Ada 42 orang berangkat itu (naik kapal) ke Makassar," tuturnya.

Sebelumnya, KM Ladang Pertiwi 2 yang bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotere pada Rabu (25/5). Kapal ini hendak menuju ke beberapa pulau yaitu Pulau Pamantauang, Pulau Masalima, Pulau Salirian, dan Pulau Pamalikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.