Sukses

Presiden Volodymyr Zelensky Desak Uni Eropa Kirim Senjata Berat dan Setop Bisnis dengan Rusia

Presiden Volodymyr Zelenskyy mendesak Uni Eropa mengirim senjata berat.

Kiev - Untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi kota timur Kharkiv hari Minggu (29/5) dan mengatakan dia telah memecat kepala keamanan Kharkiv "karena tidak bekerja untuk mempertahankan kota sejak hari-hari pertama perang skala penuh, tetapi hanya memikirkan dirinya sendiri".

Kantor Zelenskyy memposting video di Telegram yang menunjukkan dia mengenakan rompi anti peluru dan di depan bangunan yang hancur parah di Kharkiv. Demikian seperti dikutip dari laman DW Indonesia, Senin (30/5/2022). 

Zelenskyy juga mengatakan pemboman tanpa henti Rusia telah menghancurkan kota timur Severodonetsk, yang sekarang menjadi fokus utama pasukan Moskow.

"Semua infrastruktur penting telah hancur... Lebih dari dua pertiga perumahan kota telah hancur total," katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN dia mengakui bahwa "berhasil" dalam hal persenjataan, "mereka melebihi jumlah kita, mereka mengalahkan kita." Dalam pidato televisi terpisah, dia mengatakan Ukraina akan melakukan segala yang bisa dilakukan untuk menahan serangan Rusia di timur. "Tidak ada hari di mana kami tidak mencoba menemukan lebih banyak senjata, lebih banyak senjata modern untuk mempertahankan negeri kami, membela rakyat kami."

Zelenskyy mendesak Uni Eropa menghentikan impor dari Rusia dan segera menyepakati pengiriman senjata berat ke Ukraina. Para diplomat di Brussel telah gagal menyepakati rencana untuk menghapus minyak Rusia secara bertahap. Pembicaraan telah berlangsung selama sebulan dan akan berlanjut hari Senin (30/5). Para petinggii Eropa akan melakukan pertemuan puncak dua hari untuk membahas perang di Ukraina. Presiden Zelenskyy juga dijadwalkan akan berbicara lagi dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Serangan di Kherson

Pasukan Ukraina melakukan serangan balik di selatan, mengklaim telah mendorong mundur pasukan Rusia di Kherson, satu-satunya wilayah yang sepenuhnya dikendalikan oleh pasukan Rusia.

"Kherson, tunggu sebentar. Kita sudah dekat!" Tweet staf umum Ukraina. Kherson, yang berbatasan dengan Krimea, direbut oleh pasukan Rusia pada bulan Maret dan pejabat yang didukung Moskow di wilayah tersebut baru-baru ini mendorong pencaplokan.

Rusia mengatakan telah merebut kota strategis Lyman dan mengklaim telah mengepung perkotaan pusat Severodonetsk, karena mengobarkan perang habis-habisan untuk Donbas timur -- jantung industri Ukraina. Namun seorang pejabat Ukraina membantah klaim bahwa Severodonetsk telah dikepung, dengan mengatakan pasukan pemerintah telah memukul mundur pasukan Rusia dari pinggiran kota.

3 dari 4 halaman

Isu Putin Sakit

Presiden Rusia Vladimir Putin menderita "kanker yang berkembang pesat", kehilangan penglihatannya dan telah diberikan waktu tiga tahun untuk hidup oleh para dokter, menurut seorang perwira intelijen Rusia.

Dilansir dari laman News Australia, Senin (30/5/2022), seorang petugas FSB (Layanan Keamanan Federal Rusia) mengatakan bahwa Putin (69) menderita sakit parah karena "kanker yang berkembang pesat".

"Dia memiliki waktu tidak lebih dari dua hingga tiga tahun untuk tetap hidup," kata sumber tersebut, seperti dilansir Mirror.

“Kami diberitahu bahwa dia menderita sakit kepala dan ketika dia muncul di TV, dia membutuhkan selembar kertas dengan semua yang ditulis dalam huruf besar untuk membaca apa yang akan dia katakan."

“Hurufnya begitu besar hingga di setiap halaman hanya dapat menampung beberapa kalimat. Penglihatannya memburuk secara serius,” kata agen FSB.

"Dan anggota tubuhnya sekarang juga gemetar tak terkendali."

Laporan tersebut menambah panas rumor yang telah beredar di seluruh invasi Rusia ke Ukraina bahwa pemimpin Rusia itu sakit parah, dengan beberapa laporan menunjukkan dia menderita kanker dan yang lainnya menunjukkan penyakit Parkinson atau multiple sclerosis.

Pekan lalu, desas-desus itu tampaknya didukung dalam pertemuan dengan sekutu dekatnya Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Keduanya bertemu untuk melakukan pembicaraan di kota Laut Hitam Sochi, saat invasi Putin ke Ukraina berlanjut, tetapi diskusi mereka dibayangi oleh Putin yang sedang berjuang melawan penyakit. 

4 dari 4 halaman

Menlu Rusia Bantah Putin Sakit

Terkait desas-desus yang muncul, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah hal tesebut.

Sergey mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Putin sakit. Meski memang kesehatan dan kehidupan pribadi orang nomor satu di Rusia itu adalah hal yang tabu, dan hampir tidak pernah dibahas di depan umum.

Sergey mengatakan bahwa Putin masih aktif beraktivitas bahkan masih muncul di depan umum setiap hari.

"Saya tidak berpikir bahwa orang waras dapat melihat pada orang ini tanda-tanda penyakit," kata Sergey menjawab pertanyaan penyiar Prancis TF1.

“Anda dapat melihatnya di layar, membaca dan mendengarkan pidatonya,” kata Sergey dalam komentar yang dirilis oleh kementerian luar negeri Rusia mengutip laman SCMP.

"Saya menyerahkannya kepada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.