Sukses

30 Mei 1985: Presiden Bangladesh Tewas dalam Upaya Kudeta Bekingan Tentara

Presiden Bangladesh, Zia Rahman, dibunuh di kota Chittagong di tenggara negara itu pada 30 May 1981.

Liputan6.com, Dhaka - Presiden Bangladesh, Zia Rahman, dibunuh di kota Chittagong di tenggara negara itu pada 30 May 1981.

Zia diyakini meninggal pada pukul 04.30 waktu setempat ketika pemberontak menyerbu sebuah wisma pemerintah.

Dia dilaporkan terbunuh oleh peluru senapan mesin ketika dia membuka pintu kamarnya untuk melihat apa yang terjadi di luar, demikian seperti dikutip dari BBC On This Day, Senin (30/5/2022).

Delapan orang diperkirakan tewas dalam penembakan itu, termasuk seorang petugas keamanan, seorang perwira yang menjaga presiden dan salah satu penyerang.

Pembunuhan itu diyakini sebagai bagian dari pemberontakan tentara dan pasukan pemerintah menguasai kota setelah pemimpin pemberontak Mayor Jenderal Manzur Ahmed melarikan diri.

Satu laporan di radio Bangladesh mengatakan Mayor Jenderal Manzur bersembunyi di perbukitan di luar Chittagong, sementara laporan lain mengatakan dia telah ditangkap.

Ada laporan bahwa Mayor Jenderal Manzur melakukan upaya kudeta sebagian karena dia membenci transfer yang direncanakan ke pos non-komando di Dhaka.

Setelah kematian presiden berusia 45 tahun itu, para pemberontak mengumumkan bahwa mereka membentuk komite revolusioner tetapi para diplomat mengatakan mereka telah gagal memenangkan dukungan dari unit-unit militer di seluruh Bangladesh.

Tentara, di bawah kepala stafnya, Mayor Jenderal Hussain Muhammad Ershad, tetap setia kepada pemerintah Dhaka dan dengan cepat memadamkan pemberontakan.

Pemerintah Bangladesh mengatakan pemberontakan di kota pelabuhan dilakukan oleh "beberapa penjahat".

Di ibukota Dhaka, puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menunjukkan kesedihan mereka atas kematian presiden mereka, yang secara luas dikagumi dan dihormati.

Abdus Sattar, yang ditunjuk sebagai penjabat presiden, mengumumkan keadaan darurat dan periode berkabung selama 40 hari. Dia juga meminta Mayjen Manzur untuk menyerah.

Bandara Dhaka ditutup dan semua sambungan telepon dan teleks ke India segera ditangguhkan.

Perwira militer terlibat dalam beberapa upaya untuk mencopot Presiden Zia dari jabatannya selama enam tahun pemerintahannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dalam Konteks

Presiden dibunuh oleh sekelompok kecil perwira militer. Pembunuhan itu diduga diperintahkan oleh Mayor Jenderal Manzur.

Manzur kemudian dilaporkan telah ditangkap di sebuah kebun teh di Chittagong dan dibunuh oleh perwira militer.

Pengadilan militer mengadili 31 perwira sehubungan dengan upaya kudeta dan 12 dieksekusi karena terlibat dalam pembunuhan presiden.

Pada tahun 2000, sebuah komite parlemen di ibukota Dhaka menyimpulkan bahwa persidangan mereka yang dituduh membunuhnya tidak dilakukan sesuai dengan hukum.

Komite merekomendasikan agar keluarga dari 12 pejabat militer yang digantung karena pembunuhan itu harus diberi kompensasi.

Seorang anggota komite, seorang mantan perwira militer, mengatakan kepada BBC bahwa komite menganggap bahwa para perwira dijatuhi hukuman mati tanpa bukti yang valid dalam beberapa kasus dan merupakan korban ketidakadilan.

 

3 dari 3 halaman

30-5-1971: Buah Manis Misi Mariner 9 Hasilkan 7 Ribu Potret Planet Mars

Sementara itu, sejarah mencatat pada 30 Mei 1971, kendaraan angkasa luar tak berawak AS, Mariner 9 berangkat ke Planet Mars.

Menurut History.com, Mariner 9 diluncurkan pada misi untuk mengumpulkan informasi ilmiah di Mars, planet keempat dari matahari.

Pesawat ruang angkasa seberat 1.116 pon memasuki orbit planet pada 13 November 1971, dan mengelilingi Mars dua kali sehari selama hampir setahun, memotret permukaan dan menganalisis atmosfer dengan instrumen inframerah dan ultraviolet. Kendaraan tersebut mengumpulkan data tentang komposisi atmosfer, kepadatan, tekanan, dan suhu Mars, dan juga informasi tentang komposisi permukaan, suhu, dan topografi planet ini.

Ketika Mariner 9 pertama kali tiba, Mars hampir sepenuhnya dikaburkan oleh badai debu, yang bertahan selama sebulan. Namun, setelah debu hilang, Mariner 9 melanjutkan misi mengungkap planet yang sangat berbeda - yang disebut-sebut memiliki gunung berapi sangat besar dan ngarai raksasa yang membentang 3.000 mil di permukaannya.

Kamera pesawat ruang angkasa juga merekam apa yang tampak sebagai dasar sungai kering, menunjukkan keberadaan air kuno dan mungkin kehidupan di planet ini.

Misi itu berbuah manis, wahana antariksa pertama yang mengorbit sebuah planet selain Bumi, Mariner 9 mengirim lebih dari 7.000 gambar "Planet Merah" dan berhasil memotret seluruh planet.

Mariner 9 juga mengirim potret close-up pertama bulan Mars. Transmisinya berakhir pada 27 Oktober 1972.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.